Pacar?

240 20 2
                                    

Karawang, 27 Januari 2020

***

Kamu menarik perhatianku dengan mudah
Mengalihkan duniaku begitu saja
Membuatku terjatuh hingga ke bagian terdalam,
Maka jangan pernah berpikir sedikitpun untuk terlepas dariku.

~Sean~

***

Rintik hujan masih turun dari atas sana, meski sekarang sudah tak sederas tadi. Langit malam semakin gelap dengan udara yang juga semakin dingin. Sean menginjak pedal rem tepat ketika mobil nya sampai pada alamat yang Salsa beritahu tadi. Sean melihat ke luar, benar memang ini alamat nya.

Sean menoleh pada gadis yang berada di sampingnya yang ternyata tengah tertidur pulas meski pakaiannya basah kuyup. Tanpa sadar ia tersenyum ternyata gadis keras kepala ini sangat terlihat manis saat tertidur. Tapi sekarang ada satu pertanyaan dalam benaknya, haruskah ia membangunkan gadis itu? Atau kah menunggu sampai ia bangun sendiri?

Sean melihat ke arah rumah Salsa dan lampu rumah itu masih menyala, apa sebaiknya ia gendong saja Salsa lalu memberitahu orang rumah bahwa gadis ini ketiduran sehabis terkena hujan? Tapi jika begitu apa orang tua gadis itu tak akan salah faham apalagi Salsa basah begini, bagaimana kalau ia di kira melakukan yang tidak tidak?

Tapi baiklah dari pada lebih lama berdiam di dalam mobil berdua bisa bisa sean benar benar berbuat yang tidak tidak pada gadis di hadapan ya bini. Ya walau bagaimanapun Sean juga laki laki normal , ia bisa saja tergoda dan juga khilaf melihat gadis cantik yang basah kuyup tengah tertidur di sampingnya ini.

Sean kemudian mencondongkan tubuhnya, bukan  apa apa ia hanya melakukan itu untuk melepas sabuk pengaman gadis itu. Namun belum sempat Sean melepas sabuk pengaman dari tubuh Salsa, pandanganya malah terfokus pada wajah cantik gadis itu. Bulu mata yang indah, hidung yang mancung dan bibir yang berwarna pink itu sukses membuat Sean gagal fokus.

Melihat bibir itu mengingatkannya akan kejadian tadi saat ia mengecupnya, hanya sebuah kecupan namun kenapa terasa begitu manis, Sean jadi berpikir bagaimana jadinya jika itu sebuah ciuman. Ah otaknya sudah terbang terlalu jauh. Sean masih tidak berkedip sampai akhirnya ia melihat kedua mata gadis di hadapan ya itu tiba tiba terbuka.

Salsa terkejut bukan main, melihat wajah sean yang hanya bergerak beberapa centi saja darinya. Bukanya beranjak Sean justru semakin mencondongkan tubuhnya, hal itu sontak membuat Salsa secara otomatis menutupi bibirnya dengan kedua telapak tanganya.

Sean terkekeh, kenapa gadis ini begitu lugu."Takut banget ya gue cium? Tenang aja gue cuma mau lepasin sabuk pemgaman lo doang kok."Ucap Sean lalu melepas sabuk pengaman Salsa dan kembali duduk di kursi kemudi.

Salsa mendengus." Ya lo nya ngagetin harusnya bangunin aja gue, biar gue bisa lepasin  sendiri. "

"Udah, tapi lo nya gak bangun bangun. "Jawab Sean.

"Masa sih?"

"Oya, udah nyampe nih."

"Oke gue pulang dulu."Ucap Salsa lalu bergegas membuka pintu mobil, namun Sean dengan cepat mencekal tangannya.

"Eh eh tunggu."Ucapnya.

Salsa menoleh."Apalagi?"

Sean tersenyum."Lo belom bilang makasih sama gue."

"Oke, makasih."Ucap Salsa kembali membuka pintu mobil.

Namun lagi lagi Sean menarik tanganya."Eh tunggu...."

Sean (Sequel My Boyfriend Is A Ghost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang