Karawang, 24 November 2019
***
Ketika hati terbelenggu oleh waktu, ketika angan terus tertuju pada kenangan yang ternyata hanyalah semu, dan ketika diri terlalu sibuk merindu, hingga aku lupa bagaimana caranya melupakanmu.***
***
Angin yang berhembus malam itu menerpa kulit cantiknya. Salsa baru saja kembali ke rumahnya setelah meeting bersama seorang klien yang untungnya berjalan dengan lancar, meski pun harus diwarnai dengan insiden telat dan bertemu amang crab menyebalkan. Ponsel Salsa berdering saat ia baru saja merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Jeslyn ternyata menelponnya, gadis cerewet yang sangat tergila gila pada siwon itu menelpon hingga berkali kali. Salsa memang mengaktifkan mode silent di ponselnya selama meeting tadi jadi ia tidak tahu jika sahabatnya itu menelpon.
Ada lebih dari 10 panggilan tak terjawab yang berasal dari Jeslyn di sana. Ya Salsa jadi khawatir, apa yang tengah terjadi pada gadis cerewet itu. Sampai sampai ia menelpon sebanyak ini.
"Halo Jes."
"Iya sal ada apa? "
"Loh kok malah lo yang nanya ada apa sih, harusnya gue yang nanya, kenapa lo nelpon geu banyak banget tadi."
"Oh itu, gak ada apa apa sih, cuma... "
"Cuma apa?"
"Cuma mau ngasih kabar gembira aja."
"Oya, emangnya ada kabar gembira apa?"
"Kucing tetangga gue lahiran anaknya kembar tiga lucu banget deh... Terus ya baru lahir aja masa udah bisa ngomong, meong meong meong gitu, lucu banget kan? "
Bip.....
Kesalahan terbesar Salsa hari ini adalah menelpon Jeslyn. Harusnya ia tahu apa yang akan Jeslyn katakan pasti adalah hal yang tidak penting. Salsa menghembuskan napasnya kasar, lalu merebahkan tubuhnya dibatas ranjangnya yang empuk. Salsa menoleh tersenyum pada boneka unicorn kesayangannya. Setiap kali ia melihat boneka itu ia akan teringat pada sosok itu lagi.
Hatinya akan melayang pergi dan terbang ke saat saat dimana ia masih tertawa menangis bersama dengan pria itu. Ah Teo kenapa takdir begitu kejam pada kita, pikirnya. Salsa meraih boneka itu memeluknya erat. Tidak peduli jika orang akan menganggapnya sebagai pengecut, atau bodoh, atau apalah itu. Ia hanya ingin selalu mengingat sosok itu. Meski itu membuatnya semakin rapuh, meski itu membuatnya tak bisa membuka lembaran baru.
Salsa memejamkan matanya, membayangkan sosok itu berdiri dan tersenyum manis, sudah cukup mengobati rindunya. Setetes air mata keluar dari pelupuk mata gadis itu. Ia tersenyum namun matanya menangis. Tidak tahu hingga kapan ia harus seperti ini. Tuhan ia hanya ingin bisa menjadi lebih kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean (Sequel My Boyfriend Is A Ghost)
ChickLit"Jika saja reinkarnasi itu benar adanya, maka aku hanya ingin terlahir kembali untuk menjadi milikmu satu satunya." Itulah yang selalu ada dalam benak seorang Salsabila. Kalimat yang selalu tertuju pada sosok yang kini bahkan tak dapat ia lihat lagi...