Karawang, 11 September 2021
***
Kita seperti dua kutub magnet, berlawanan namun saling tarik menarik.
***
Kata kata Sean menggantung di udara, membuat Salsa semakin khawatir. Tubuh Sean bergerak maju, sorot mata tajam pria itu seakan mengunci tubuh Salsa di bawah sana. Salsa berusaha menahan dada Sean dengan tangannya, namun sia sia saja Sean jauh lebih kuat. Perlahan Sean terus mendekat, hingga ia benar benar berada di atas tubuh Salsa saat ini.
"Sean stop!" Ucap Salsa, namun pria itu tak menghiraukannya.
Sean tak dapat menahannya lagi, dan terus mendekatkan wajahnya. Salsa takut, dan gadis itu hanya bisa memejamkan kedua matanya. Salsa dapat merasakan sebelah tangan Sean berada di tengkuknya, dan sebelah lagi memegang tangan Salsa agar menyingkir. Salsa menggeleng ini tidak benar, Sean memang gila tidak seharusnya ia percaya pada pada pria seperti Sean.
Sean sudah berhasil menyingkirkan tangan Salsa dari dadanya, sehingga tak ada yang menghalanginya lagi saat ini. Pria itu terseyum, sudut bibirnya terangkat sebuah smirk yang sangat menyeramkan bagi Salsa saat ini. Salsa masih memejamkan kedua matanya, tak sanggup jika melihat Sean sedang begini. Hingga Salsa merasakan sesuatu, membuat kedua matanya terbelalak.
Cup.....
Salsa bisa merasakan benda lembut itu menyentuh bibirnya, mata Salsa terbuka dan Sean sedang menciumnya saat ini. Salsa menggeleng ia tak membalas sama sekali, bahkan gadis itu menutup rapat mulutnya. Namun dengan jahilnya Sean mengigit bibir bawah Salsa membuat gadis itu sedikit meringis.
"Awww." Ucap Salsa, dan seketika ia menyesal karena sudah membuka mulutnya.
Sean memulai aksinya, ia tidak akan membiarkan nya begitu saja. Pria itu mulai melumat pelan, menyesap setiap sudut bibir Salsa. Sebuah ciuman yang lembut dan memabukkan membuat Salsa harus menahan dirinya mati matian. Bibir ranum selembut kelopak mawar itu benar benar menjadi candu bagi Sean.
Semakin lama rasanya bibir gadis itu semakin manis saja, bagai madu yang tiada habisnya. Sean memejamkan kedua matanya semakin meresapi kegiatannya saat ini. Sedangkan Salsa dibawah sana tidak kuasa menahan Sean. Ia takut Sean akan bertindak lebih dari ini, namun sesuatu dalam dirinya seakan berkata lain. Ia mulai menginginkan Sean.
Lidah Sean bermain membuat Salsa tak mampu mengendalikan akal sehatnya lagi, sial.Tanpa Salsa sadari ia membalas ciuman Sean, membuat pria itu tersenyum di celah lumatannya. Salsa benar benar tidak berpengalaman dalam hal semacam ini, ini adalah pertama kalinya ia membalas ciuman Sean. Perlahan Salsa menyesap bibir Sean, terasa lembut dan basah tapi Salsa menginginkan nya lagi dan lagi.
Tangan gadis itu memeluk Sean, membuat mereka berdua semakin dekat, ini adalah pertama kalinya Salsa menyentuh tubuh pria itu. Menit menit berlalu keduanya semakin terlarut, hingga beberapa saat kemudian Sean perlahan menghentikan ciumannya. Salsa menatapnya bingung, kenapa berhenti? Tidak seperti nya Salsa sedikit kecewa.
"Do you wanna do more?" Tanya Sean dengan suaranya yang terdengar serak, tidak saat ini malah terdengar sexy bagi Salsa.
Tatap mata Sean, ah sungguh membuat Salsa tidak bisa berpikir. Dan lagi pertanyaan macam apa itu? Otak Salsa tentu saja berkata tidak, mereka berdua tidak boleh melakukan lebih dari ini. Tapi sisi lain dirinya berkata iya, sial Salsa tidak bisa menjawab.
Sean mendekat lagi, lalu berbisik tepat di telinga Salsa."As like as what we did last night."bisik Sean.
Salsa terdiam, berpikir sejenak dengan kata kata yang baru aja Sean bisikan di telinganya. Melakukan lebih? Jadi semalam mereka melakukan lebih daripada sekedar berciuman? Sean berengsek, bagaimana bisa dia melakukan semua itu. Salsa mendorong dada Sean kencang, cukup untuk membuat Sean menyingkir dari atas tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean (Sequel My Boyfriend Is A Ghost)
ChickLit"Jika saja reinkarnasi itu benar adanya, maka aku hanya ingin terlahir kembali untuk menjadi milikmu satu satunya." Itulah yang selalu ada dalam benak seorang Salsabila. Kalimat yang selalu tertuju pada sosok yang kini bahkan tak dapat ia lihat lagi...