Karawang, 15 Mei 2021
***
Semakin lama aku semakin takut
Takut pada perasaan yang semakin tidak bisa aku kendalikan***
"Apa? Lo gagal ngikutin Hans!" Suara Sean menggema di ruangan itu.
Axel menunduk takut, saat Sean sedang marah maka tak ada satu orang pun yang berani menentangnya.
"Tenang Se, lo harus denger dulu penjelasan Axel."ucap Marchel berusaha menenangkan Sean.
Sean membuang napasnya kasar. "Oke, coba jelasin."
"Gue udah ikutin Hans sejak berhari hari yang lalu, gak ada yang mencurigakan dari gerak geriknya. Dia cuma keliatan keyak preman pengangguran yang kerjanya cuma luntang lantung antara markas, cafe tempat dugem, dan rumahnya."jelas Axel.
"Tapi kemarin, dia keliatan buru buru, gue denger dia nelpon sama orang yang dia panggil bos, dan dia bilang "Semua udah gue urus, dan udah gue transfer seperti biasa." Menurut gue Hans pasti bukan orang sembarangan."jelas Axel yang membuat kerutan muncul di kening Sean.
"Jadi?"
"Gue curiga dia punya bisnis ilegal, karena dari yang bisa kita liat, Hans itu bukan berasal dari kluarga kaya, dia juga gak kuliah dan gak terdaftar di perusahaan manapun. Jadi dari mana lagi uang yang dia dapet, kalo bukan dari bisnis ilegal."jelas Axel lagi dan terdengar sangat masuk akal.
"Wah wah Se, kalo kayak gini, ini udah bukan urusan kita lagi, kita lapor polisi aja deh, daripada kita kenapa-napa ya kan?"usul Marchel merasa khawatir setelah mendengar penuturan Axel tadi.
"Lapor polisi? Lo pikir itu semua bakal berguna? Lo gak inget malem itu, Hans bahkan kerja sama sama polisi buat nangkep anggota geng kita."ungkap Sean.
"Gue yakin orang yang Sean panggil bos itu pasti punya banyak koneksi buat ngejalanin bisnis nya, sampe polisi aja ada di pihak mereka."lanjutnya.
Marchel semakin bingung."Terus kita harus gimana?"
"Kita harus cari bukti yang kuat, bukan cuma sekedar spekulasi."ucap Sean.
💗💗💗
Sementara itu Salsa tak kalah pusing nya, klien nya saat ini sungguh ingin membuatnya mati muda. Tekanan darah Salsa mungkin sudah mencapai dua ratus saat ini saking kesalnya. Gadis itu mengusap wajah kusutnya, sekali lagi menghela napas mencoba bertanya baik baik pada klien nya ini.
Jika saja Salsa sudah punya firma hukum sendiri, ingin sekali rasanya ia mengusir pria paruh baya di hadapan ya ini. Tapi sayangnya ia masih bekerja di bawah kendali orang lain. Jadi ia tak bisa bersikap sesukanya, juga harus baik kepada setiap klien. Sekalipun klien nya menyebalkan.
"Jadi betul anda melakukan kekerasan fisik pada istri anda?"tnya Salsa untuk kesekian kalinya.
"Saya sudah bilang berkali kali saya tidak pernah melakukan nya, anda adalah pengacara saya jadi seharusnya anda percaya pada saya." Ucap kliennya itu, namun Salsa masih tidak percaya.
"Saya minta maaf Pak, semua pertanyaan yang saya ajukan, bukan berarti saya tidak percaya."
"Lalu?"
"Sebagai seorang klien yang baik seharusnya anda jujur, agar saya bisa membela anda saat persidangan nanti, semua bukti termasuk hasil fisum istri anda menunjukan yang sebaliknya. Saat ini tidak ada yang lebih baik selain mengakuinya, agar hukuman yang anda terima nantinya tidak terlalu berat."jelas Salsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean (Sequel My Boyfriend Is A Ghost)
ChickLit"Jika saja reinkarnasi itu benar adanya, maka aku hanya ingin terlahir kembali untuk menjadi milikmu satu satunya." Itulah yang selalu ada dalam benak seorang Salsabila. Kalimat yang selalu tertuju pada sosok yang kini bahkan tak dapat ia lihat lagi...