Sean?

245 18 6
                                    

Karawang, 15 April 2020

***

Sejak hari itu aku selalu bertanya, bagaimana mudah nya kamu membuatku tersipu?

Menarik ku kembali pada sebuah angan di masa lalu, hingga aku bertanya mungkinkah itu kamu?

Namun lagi lagi luka itu membuatku meragu, bagaimana jika itu bukan kamu? Bagaimana jika aku terluka seperti dulu?

***

Salsa terbangun di pagi hari matanya mengerjap silau karena sinar mentari sudah lebih dulu masuk melalui celah jendela kamarnya. Salsa terduduk namun entah kenapa kilasan tentang kejadian semalam dimana Sean membisikan kata kata manis di telinganya terlintas begitu saja. Bahkan suara lembut pria itu masih terngiang di telinganya. Ada apa ini?

Apa karena Sean mirip dengan Teo, sehingga Salsa jadi tertarik? Ya Salsa memang merasa bahwa sikap genit dan menyebalkan sean sangat mirip dengan Teo dulu. Namun bedanya Teo adalah pria sopan yang masih menghargai perempuan, tidak seperti sean yang dengan lancang nya mencium wanita di depan umum.
Tidak, tidak mungkin kalau ia menyukai pria gila itu bukan? Salsa menoleh mendapati boneka unicorn kesayangannya di sampingnya.

"Teo, kamu jangan cemburu ya, dia cuma cowok gila yang gak sengaja ketemu gak akan ada yang bisa gantinya kamu di hati aku. "

Sejak kehilangan Teo ia tidak pernah jatuh cinta lagi tidak pernah tertarik untuk memulai sebuah hubungan lagi. Baginya Teo tak akan pernah mampu digantikan oleh siapapun. Meski ia tahu hidup harus tetap berjalan, dan ia tak bisa selamanya hidup dalam bayangan cinta pertamanya yang suah berada di sisi Tuhan, namun Salsa tetap tidak bisa membuka hatinya lagi.

Ia tahu Teo tak akan pernah kembali ke dunia, tapi ia hanya bingung dengan hatinya sendiri. Bagaimana ia bisa mencintai pria lain di saat hatinya mesin menjadi milik seorang Teo. Dan Salsa sendiri juga tidak tahu bagaimana ia bisa melupakan Teo, karena pria itu terlalu berarti baginya. Melupakan Teo tampak mustahil bagi gadis itu.

Salsa menghela napas. "Teo kamu bilang aku harus hidup dengan baik untuk kamu, kamu bilang hidupku harus berlanjut, tapi gimana caranya? Aku takut aku gak bisa buka hati aku buat orang lain. "

Sesaat kemudian setetes air mata jatuh begitu saja. "Sadar Salsa lo harus kuat. "

"Teo, gimana kalo aku gak bisa jatuh cinta lagi? "

Gadis itu hanya terdiam sambil memeluk boneka kesayangannya, iya boneka pemberian Teo. Ia hanya tidak mau memulai hubungan dengan seseorang di saat hatinya masih menyimpan rasa untuk dia yang telah berlalu.

Suara ketukan pintu berhasil mengalihkan pertaniannya, menganggu saja. Padahal ia masih ingin berlama lama di kamar.

"Salsa kamu udah bangun?"Suara sang mamah terdengar dari balik pintu kamar.

"Masuk aja mah."Jawab Salsa.
Pintu kamar itu kemudian terbuka menampilkan sang mamah yang kemudikan berjalan ke arah Salsa.

"Mentang mentang hari minggu jam segini baru bangun, malu dong sama jodoh."

Salsa mengernyitkan dahinya."Maksud mamah apa sih?"

"Tuh sean udah nungguin kamu di bawah."

Mata Salsa yang tadinya mengantuk tiba tiba serasa ingin keluar dari kelopaknya"Hah? Ngapain dia ke sini, aku gak mau ketemu dia bilang aja aku masih tidur mah atau bilang aja aku gak enak badan."

"Jangan gitu dong sayang, sean udah jauh jauh ke sini bahkan dia bawain sarapan juga buat kamu masa kamu gak mau nemuin dia sih."Jawab sang mamah, Salsa juga tidak mengerti pelet apa yang sean gunakan sehingga sang mamah jadi luluh begini.

Sean (Sequel My Boyfriend Is A Ghost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang