Karawang, 18 April 2021
***
Otak dan hati seharusnya saling melengkapi
Tapi nyatanya hati ku jauh lebih mendominasi***
Brak !!!!
Suara pintu terbuka begitu keras, membuat seorang gadis berambut sebahu yang sedang sibuk dengan laptopnya sedikit terperenjat. Gadis itu menoleh, mencoba manahan amarahnya saat ia lihat bahwa orang yang baru saja membanting pintu kamarnya adalah adiknya sendiri. Bagaimana ia bisa tahan memiliki adik seperti Sean.
Kalau saja Sean bukan adiknya ingin sekali Dinda mengirim pria itu ke palnet mars, agar tak lagi mengganggunya.
"Kak kenapa lu gak ngasih tau gue kalo Salsa itu indigo." Ucap Sean sambil masuk begitu saja ke dalam kamar sang kakak.
"Woy masuk kamar orang tuh ketuk pintu dulu kek."balas Dinda emosi, namun ia tak beranjak dari duduk nya.
"Oke oke sory."Sean memelankan suaranya, karena melihat sang kakak yang cukup seran saat marah.
"Terus kenapa lu gak ngasih tau gue?""Sekarang gue tanya, lu nanya gak sama gue?"Dinda balik bertanya.
"Lah mana gue kepikiran kalo salsa bisa liat hantu."
"Sekarang lo udah tau kan, udah sana keluar. "
"Terus gue harus gimana kak?"
"Kok lo jadi bego gini sih, bukannya dulu cewek lu banyak."
"Yang ini beda, masa lu gak ngerti."
"Tau ah, gue lagi pusing mending lo pikirin sendiri aja deh."
"Hm..., kakak gak guna. "Gumam Sean namun Dinda masih bisa mendengarnya.
"Eh bilang apa lu tadi?"
"Enggak gue gak bilang apa apa kok."ucap Sean lalu berjlana secepat kilat sebelum kakaknya itu berubah menjadi lebih menyeramkan dari kuntulanak yang ia lihat di film horor.
"Awas lo ya."ucap Dinda.
❤❤❤
Langit di atas sana sudah mulai bersiap melepas kepergian sang mentari diringi lembayung senja yang menyelimuti dengan jingga nya yang merona. Angin berhembus lembut menerpa dedaunan membuat pohon pohon seakan sedang melambaikan tangan pada seorang gadis yang sedari tadi menundukan kepalanya.
Ia gadis manis dengan rambut hitam legam nya yang hampir menutupi setengah wajah cantiknya. Matanya terlihat sembab, pipi nya masih basah karena air mata yang baru saja mengalir. Ia sudah terduduk di kursi taman itu sejak berjam jam yang lalu, menangis sambil menunggu seseorang yang ia tahu tak mungkin untuk kembali.
Seperti apa yang dikatakan banyak orang, bahwa cinta kadang membuat seseorang menjadi bodoh bahkan gila. Mungkin ini yang sedang terjadi pada gadis manis bernama Salsabila. Rindu yang serasa mengurungnya, menahanya untuk tetap tinggal. Cinta yang terasa sangat menyiksa, bukan karena ia tidak bahagia. Tapi karena ia ingin kembali, pada masa di mana ia masih berada dalam dimensi yang sama dengan prianya.
Lagi, gadis itu menyeka air matanya sendiri. Nakal, air mata itu selalu saja keluar sendiri tanpa meminta izin dari pemiliknya.
"Sal kamu kenapa nangis?" Tanya seseorang yang ternyata berdiri di hadapan Salsa yang masih tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sean (Sequel My Boyfriend Is A Ghost)
ChickLit"Jika saja reinkarnasi itu benar adanya, maka aku hanya ingin terlahir kembali untuk menjadi milikmu satu satunya." Itulah yang selalu ada dalam benak seorang Salsabila. Kalimat yang selalu tertuju pada sosok yang kini bahkan tak dapat ia lihat lagi...