#1

6.7K 437 10
                                    

Pada tahun 2020 di jepang telah di berlakukan sistem Pernikahan yang sudah di atur oleh pemerintah,

dari yang kaya hingga yang miskin semua sudah di atur oleh komputer milik pemerintah,

sejak mereka di daftarkan ke berkas berkas pemerintah.

Untuk mengatur populasi kehidupan dan perkembangan ekonomi di negara sakura tersebut,

agar tidak terjadi penurunan populasi seperti sebelumnya.

Karena itu ini adalah kisah pernikahan sepasang pria yang menikah tanpa mengenal satu sama lain sebelumnya.

Omega : Kuroko Tetsuya
Umur. : 18 tahun
Pekerjaan : mahasiswa
Kesukaan : vanilla milk shake

Alpha : Akashi Seijuuro
Umur : 21 tahun
Pekerjaan : Owner Akashi Corp
Kesukaan : segala olahan tofu

Mereka telah menikah atas UU yang berlaku di pemerintahan Jepang.

Mulai hari ini mereka telah resmi sebagai suami istri, namun berita ini hanya di ketahui oleh keluarga dan tetangga saja,

mereka belum memberi tahukannya ke teman kerja mereka maupun teman kampus mereka.

Kini mereka tinggal di sebuah rumah bertingkat cukup besar untuk di tempati oleh dua orang,

merekapun tidur di ruangan yang berbeda, sangat tidak mencerminkan sepasang suami istri.

Akashi tak pernah memulai pembicaraan duluan

dan Kuroko Pun sama, jadi mereka hampir tak pernah berbincang satu sama lain,

seperti sepasang orang asing yang tinggal di dalam satu gedung yang sama, tidak kurang dan tidak lebih.

.

.

.

Pagi itu Kuroko berangkat kuliah malam seperti biasa,

karena paginya ia kerja sampingan di toko milik temannya.

Namun hal tak terduga terjadi.

"Dimana!?

Dimana obat itu hah ha ah~"

Kuroko merogoh tasnya semakin dalam dan dalam namun obat nya tak juga di temukan.

dia mulai kehilangan kesadaran, sedikit demi sedikit karena heat nya yang datang tiba tiba.

Biasanya ia akan langsung minum obat menahan heat bagi omega,

namun obat itu tak juga di temukan, apa sewaktu sarapan tadi ia lupa mengembalikan ke dalam tasnya lagi?

Tubuhnya semakin panas

Kini ia bersembunyi di toilet

Namun aroma manisnya cukup untuk memenuhi satu ruangan ini,

Hari sudah menunjukan pukul 9 malam dan kampus akan tutup pukul 10,

Kakinya tak memiliki tenaga lagi

Sebelum kesadarannya benar benar hilang-

.

.

Pipp pippp

"Hmp?" suara bariton itu berdehem begitu tahu siapa yang menelepon nya.

"Ada apa?" Akashi pun mengangkatnya, dengan suara dingin ia berucap.

"A- nno a Akashi -san bo- ah boleh aku minta tolong- obatku di- rumah"

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang