#10

2.9K 197 12
                                    

Setelah di rasa Kuroko sehat dan bisa di bawa pulang Midorimapun mengijinkan Akashi membawa pulang Kuroko.

Diperjalanan pulang, merekapun sampai di rumah mereka, namun Kuroko tidak turun dari mobil.

"Apa Akashi-kun kecewa padaku?

Kini aku tak memiliki anak Akashi-kun lagi di perutku.

Apa kau akan meninggal kan aku sekarang?" Kuroko mengatakannya tanpa menatap Akashi, ia justru menatap keluar jendela.

Akashi tak mengatakan apapun.

1 menit berlalu,

2menit berlalu,

Tangan Akashi lembut menyentuh kepala Kuroko dan menuntunnya ke pelukan Akashi, dan tentu mobilnya sudah di matikan mesinnya.

"Berhenti mengatakan hal yang gak masuk akal, hmp!" ucap Akashi sangat lembut, dan pada saat itulah tangisan Kuroko pecah.

"Maafkan aku,

Aku sangat menyayangi anak itu,

Dan aku telah membunuhnya" ucap Kuroko semakin menangis dengan memukul mukul kecil punggung Akashi melampiaskan kesedihannya.

"Itu bukan salahmu,

kau hanya menuruti keinginan ku,

ini salahku.

Maukah kamu membantuku?

Mari kita mulai semuanya dari awal lagi,

Tetsuya" ucap Akashi dengan suara yang paling lembut dan paling menyentuh hati Kuroko, yang pernah Akashi keluar kan seumur hidup Kuroko.

"Emp!" ucap Kuroko mengaitkan kedua tangannya erat di leher Akashi erat,

Kuroko menangis sekencang kencangnya sampai ia berhenti sendiri,

Dan Akashi hanya memeluk Kuroko balik sembari mengelus lembut kepala Kuroko.

.

.

.

Lalu setelah melalui hari yang lelah ini, Kuroko dan Akashi berbaring di kasur yang sama,

Bagaikan pasangan sesungguhnya, seolah apa yang terjadi di waktu lalu tak pernah terjadi.

"Tetsuya~" ucap Akashi sembari memeluk tubuh Kuroko yang menghadap ke Akashi juga, sembari mengelus lembut rambut Crimson Akashi.

"Hmp, ada apa Akashi-kun?" ucap Kuroko begitu lembut membuat Akashi berani mengungkapkan isi pikirannya kali ini.

"Kalau kau sudah lulus kuliah,

Jangan bekerja,

Tinggal lah di rumah,

Mengurus rumah kita dan anak kita kelak,

(Akashi mengelus elus perut Kuroko dengan sebelah tangan)

tugas ku yang bekerja dan membiayai kehidupan kita,

Maukah kau melakukannya untukku?" ucap Akashi memandang Kuroko dalam, dan Kuroko membalas memandang Akashi kembali.

"Lalu bagaimana kalau kau meninggalkanku?

Aku takkan mampu untuk menghidupi diriku sendiri, Akashi-kun.

Lalu apa yang harus aku lakukan?" ucap Kuroko seolah mengingatkan Akashi akan beberapa waktu lalu betapa dinginnya dia pada Kuroko.

"Aku takkan melakukannya,

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang