#7

2.3K 199 18
                                    

Sudah sebulan semenjak kejadian itu.

"Tetsuya, bangun lah~" ucap Akashi membangunkan Kuroko.

"Eng~?"

"Aku berangkat kerja, sarapan ada di meja ok" Akashi mengecup rambut lembut Kuroko.

"Empp~"
.
.
Kuroko terbangun jam 9 pagi, setelah mendengar suara bel dari hp, namun  itu bukan miliknya.

"Eng? Akashi-kun, lupa membawa hpnya?" setelah sadar hp milik Akashi ada di meja samping kasur.

Kuroko membuka notifikasi pesan dari hp Akashi.

Matanya tiba tiba meneteskan air mata, tangan gemetar dan menjatuhkannya hpnya ke kasur.

Di pesan singkat itu tertulis.

'Akashi-san, mari bertemu di tempat biasa. Jangan sampai istrimu tahu, seperti biasa ok'

Pengirim Furihata Kouki.

"Akashi-kun?" ucap Kuroko menutup mulutnya serasa ia ingin berteriak.

Lalu Kuroko menghapus pesan dari hp Akashi baik di file recyclenya.

Tanpa pikir panjang Kurokopun, berangkat ke kantor Akashi seolah tidak terjadi apa apa. Ia mencoba tidak menangis.

Menggunakan taxi online, kurokopun pergi ke kantor Akashi bahkan ia tak lupa membawa obatnya.

.
.
.
Begitu sampai di depan kantor tak sengaja ia bertemu dengan Aomine Daiki.

"Tetsu? Akashi sedang meeting saat ini" ucap Aomine memegang secangkir kopi panas.

"Ah, kalau begitu aku titip ini, hp Akashi-kun tertinggal di rumah" ucap Kuroko, sangat sopan.

"Baiklah, akan aku akan mengembalikan hpnya. Kau ke sini bersama siapa?"

"Aku ke sini dengan taxi online"

"Tetsuya ?" ucap Akashi tiba tiba muncul di depan keduanya.

"A-akashi-kun?"

"Apa yang kau lakukan disini?" ucap Akashi langsung memeluk Kuroko lembut.

"Ah, itu hpmu tertinggal~"

"Kau membawakannya untukku? Terimakasih" Akashipun kembali memeluknya. lalu Aomine memberikan hp Akashi yang tadi di titip kan padanya.

"Emp~"

"Daiki, aku akan mengantar Tetsuya dulu. Dan aku akan segera kembali" ucap Akashi langsung menatap Aomine.

"Baiklah" ucap Aomine segera.

"Kau tidak perlu mengantarku-" ucap Kuroko tidak enak.

"Apa yang kau katakan, kalau kau kelelahan bagaimana~" ucap Akashi, cukup untuk mengalihkan kesedihannya.

"Arigatou~" ucap Kuroko tersenyum sangat senang.
.
.
.
Didalam mobil mereka terlibat percakapan kecil.

"Apa kau sudah makan sarapan mu?" ucap Akashi sembari menatap lurus ke Jalan.

"Emp, sudah ~. Terimakasih, Akashi-kun" ucap Kuroko menutup wajahnya dan meneteskan air mata.

"Eh~ kenapa kau menangis~?" ucap Akashi langsung mengelus kepala Kuroko, sembari sesekali melihat kearah Kuroko.

"Aku senang~" ucap Kuroko mencoba tidak mencurigakan.

"Setelah mengantarmu, aku harus kembali" ucap Akashi mengelus kembali kepala Kuroko.

"Emp, seperti yang Akashi-kun mau aku akan menghubungi manager tempatku berkerja part time dan meminta berhenti" ucap Kuroko mengikuti apa yang di inginkan.

"Aku senang mendengarnya" ucap Akashi tersenyum dengan tampan nya.

"Tadi ada pesan, maaf aku menghapusnya"

"Pesan? Bagaimana kau bisa membukanya. Kan aku mempassword hp ku?" ucap Akashi penasaran, kalau Kuroko tidak hanya menggretak.

"Passwornya ###### bukan, untuk masalah itu aku cukup pintar" ucap Kuroko tersenyum pahit.

". . ."Akashi diam seketika.

"Furihata Kouki-san yang mengirimnya, karena cemburu aku menghapusnya, maaf"

Tiba tiba Akashi menepikan mobilnya.

". . ."

" Akashi-san, mari bertemu di tempat biasa. Jangan sampai istrimu tahu, seperti biasa ok' " ucap Kuroko tanpa menatap Akashi sedikitpun, ia menuntun dan sesekali menatap keluar jendela mobil sembari tersenyum pahit.

"Itu urusan pekerjaan" ucap Akashi tampak menenangkan Kuroko.

"Kalau urusan kerjaan, mau bagaimana lagi" ucap Kuroko tersenyum pahit menatap Akashi.

"jangan berfikir yang bukan bukan, nanti kamu kelelahan~" ucap Akashi mengelus kepala Kuroko, seperti itu bukan hal yang besar.

.
.
.
Begitu sampai rumah, tanpa masuk Akashi segera pergi setelah mencium kening Kuroko lembut.

"Aku akan menjemputmu, di kampus" ucap Akashi, saat tahu kalau hari ini ia kuliah malam.

"Emp~" ucap Kuroko masih tersenyum pahit, dan Akashi tak mampu memandangnya. Yang membuat Kuroko tersenyum seperti itu adalah dirinya.

'Kalau itu bukan apa apa, tolong hentikan membuat wajah bersalah seperti itu~' ucap Kuroko semakin bersedih.

'Tapi aku tetap senang, Akashi-kun tidak membuang ku. Meski aku tak tahu kedepannya" ucap Kuroko tersenyum kecil.

.
.
.
Disaat Kuroko tengah memasak sedikit makanan, tiba tiba ada yang mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Sebentar~" ucap Kuroko membuka pintu segera.

TBC

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang