#6

2.6K 217 10
                                    

"Tetsuya" ucap Akashi tiba tiba menyentuh punduk leher Kuroko.

"Aka-"

"Emp mppphhhh hahnnpp, Tetsuya buka~ mulut-mu"

"Akashi ada apa kau memanggilku, nodayo?" ucap midorima tiba tiba datang ke dalam kamar.

"Egh!?" ucap Kuroko yang tersentak, sangkin terkejutnya.

"Shintaro~?" ucap Akashi membalikkan tubuhnya dengan death galre yang berkoar.

"Eh? Ah apa aku datang di waktu yang tidak tepat, nodayo?"

Kuroko langsung menyembunyikan dirinya di dalam selimut.

"Gomen, nodayo" ucap Midorima merasa bersalah, karena mengganggu waktu mereka berdua.

"Iie, karena kau sudah datang. Bisa kau tolong periksa Tetsuya, kemarin dia tiba tiba panas, walau sekarang sudah sembuh aku takut panasnya kambuh lagi" ucap Akashi menatap Kuroko yang tengah bersembunyi.

"Wakarimashita nodayo"
.
.
Setelah di periksa ia langsung mendatangi Akashi.

"Jadi bagaimana keadaannya?"

"Ah, Kemungkinan Kuroko mengalami stomatch nervous akut nodayo. Keadaan dimana rasa gugup dan tegang bereaksi berlebihan terhadap tubuh. Seperti sakit perut, keringat dingin atau bahkan suhu tubuh yang tidak stabil"

"Jadi maksudmu, Tetsuya panas karena gerogi aku akan mengenali Tetsuya pada kalian semalam?"

"Ah, kurang lebih nodayo"

"Setidaknya baguslah itu bukan penyakit kronis bukan?"

"Ah, benar nodayo, oh dan satu lagi"

"Ada apa?"

"Ini masih kemungkinan, jadi bisakah kau membawa Kuroko ke rumah sakit besok" ucap Midorima.

"Ada apa katakan"

"Kemungkinan Kuroko tengah mengandung-"

"Benarkah?" ucap Akashi cukup terkejut.

"Ah, kurasa Kuroko pun belum menyadarinya. Karena itu stomatch nervousnya berdampak sangat besar sekarang"

".  . ."namun wajah Akashi dari pada bahagia itu lebih terlihat kecewa.

"Akashi?"

"Apakah masih bisa di aborsi?" ucap Akashi kini memiliki aura yang sangat berbeda 360 derajat.

'Ini dia muncul juga, sisi Akashi yang kami kenal. Akashi yang tak mengenal bulu' ucap Midorima dalam hati.

"Aborsi? Kau ingin mengaborsi janinnya?"

"Jangan sampai aku mengatakannya dua kali" ucap Akashi menatap Midorima dengan mata heterokromnya.

"Janin yang masih di bawah 4 bulan masih mungkin untuk di aborsi, dan tidak akan membahayakan yang mengandungnya, nodayo" ucap Midorima tegang.

"Kalau begitu, siapkan operasi aborsi besok. Tapi kalau sampai terjadi sesuatu pada Tetsuya, maka bersiaplah dengan konsekuensi nya" mata heterokrom itu mengkilat tajam pada Midorima.

"Wakatta, nodayo" ucap Akashi berjalan kembali ke kamar.

"Tetsuya?" namun ia mendapati kamar dengan keadaan kosong.

Jendela kamar yang menuju luar berbuka, angin dingin menusuk. Pertanda salju akan segera turun.

"TETSUYA!?"

"Jangan jangan Kuroko mendengar apa yang-"

Akashi langsung berlari ke luar, di ikuti Midorima.

Mereka berpencar dan mencoba mencari namun sudah 3 jam mereka berkeliling tak juga menemukannya.

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang