#5

2.7K 220 17
                                    

"Tetsuya!?" Akashi melihat Kuroko tengah berjalan berlawanan dengan tempat mereka berdiri tadi.

Sekuat tenaga Akashi meraih tangan Kuroko.

"Eh?" Kuroko terkejut akan kehadiran Akashi tiba tiba.

"Kau mau kemana Tetsuya?" ucap Akashi tampak sedikit marah.

"Eh? Anno~"

"Jangan bilang kau mau pulang seorang diri?"

". . . "

"Kau itu benar benar!" Akashi tak habis pikir.

Akashi langsung mengambil Smartphone nya.

"Shintaro, warui. Aku gak jadi datang, jadi salam buat yang lain saja. Nanti aku menemui kalian di lain waktu" ucap Akashi tampak kesusahan.

"Wakata, nodayo" ucap Midorima Shintaro di sebrang telepon.

Pip pip pipppp

"Ayo!" ucap Akashi menarik tangan Kuroko setelah menutup kembali smartphone nya.

"A-akashi-kun?" setelah sampai di dalam mobil baru Kuroko berbicara.

"Kenapa kau pergi? Apa kau tak ingin bertemu keluarga ku?" ucap Akashi tampak tersirat kesedihan di wajahnya.

"Bu-" ucap Kuroko canggung, takut membuat Akashi semakin sedih.

"Sudahlah, kau tampak lelah, aku pun lelah. Kita pulang saja" ucap Akashi.

"Gomen, Akashi-kun" ucap Kuroko merasa bersalah, karena membuat Akashi menampakkan wajah yang sedih itu.

". . . " Akashi tidak menjawab, ia hanya menyetir dalam diam, dengan masih menampakkan wajah yang sedih itu.
.
.
.
Pukul 11 mereka sampai di rumah, Akashi membangunkan Kuroko yang sudah tertidur.

"Tetsuya, bangun. Ba-?"

'Wajahnya? Merah dan napasnya berat?'

"Go-men~" Kuroko mengigau.

"Panas? Kau demam?" Akashi langsung menggendong Kuroko masuk ke rumah, hendak menelpon Midorima namun sudah terlalu larut, jadi kalau Kuroko tidak bertambah parah maka besok saja.

.
.
.
Memasuki ruangan satu persatu hingga sampai lah ia dikamar Kuroko.

"A- APA INI!????" Betapa terkejutnya Akashi, baru selangkah ia memasuki ruangan Kuroko, yang tak sadarkan diri dalam gendongannya.

Foto, poster dari semua sudut terpampang jelas di dinding kamar Kuroko hampir tak ada spase kosong di dinding kalau tidak di hiasi dengan foto foto Akashi dari Kelas SMA dulu sampai sekarang mereka menikah.

"A-apa ini? Foto aku dari SMA?" ucap Akashi setelah menaruh Kuroko di atas kasur.

"Su-sudahlah nanti aku tanya Tetsuya. Sekarang aku harus mengganti bajunya dan mengopresnya"

.
.
Pagi harinya. . .

"Eng~?"

"Kau sudah bangun Tetsuya" ucap Akashi datang membawakan bubur dan obat.

"A-a-akashi-kun!!?" Kuroko mulai panik, bagaimana cara ia menyembunyikan seluruh foto di ruangannya, foto Akashi Seijuuro!!!

"Jangan bergerak dulu, apa kau masih pusing. Mari kita bicara setelah kau baikan" ucap Akashi mengukur temperatur tubuh Kuroko.

". . ." dengan wajah memerah, Kuroko mulai memakan bubur itu lalu meminum obatnya.

"Sepertinya demamnya sudah turun tapi, sebaiknya kita ke rumah sakit-"

"Iie, aku baik baik saja, Akashi-kun. Ini hanya demam karena gugup, kalau gerogi atau gugup aku sering tiba tiba demam, kalau di diam kan semalaman akan reda sendiri" ucap Kuroko tersenyum getir.

"Eh? Apa karena itu kau semalam ingin langsung pulang seorang diri. Kau tak ingin merepotkan nantinya?"

"A- Hai" ucap Kuroko malu karena tubuh nya yang begitu lemah.

"Huft!!! Kau itu!!!"

"Go-gomenasai~" ucap Kuroko takut.

"Kau harus nya, mengatakannya dari awal. Kau tahu betapa aku takutnya saat kau tak di sisiku?" ucap Akashi memeluk Kuroko lembut.

"G-gomennasai~"

"Jadi sejak kapan kau mulai, stalking aku?" ucap Akashi tiba tiba.

"Egh!? Ka-kalau di ceritain ba-bakal panjang~"

"Kita punya banyak waktu"

"Gomen, aku gak bisa cerita sekarang, aku gak mau Akashi-kun nanti benci padaku"

". . ."

"Gomen-"

"Wakatta, karena itu jangan memasang wajah sedih seperti itu" ucap Akashi memeluk Kuroko erat.

.
.
.
Flashback. . .

Saat Kuroko masih sekolah SMP, ketika ia pulang seorang diri karena Tetsuna masih ada les di kelasnya.

Pada akhirnya Kuroko harus pulang sendiri.

Tidak seperti biasanya, kini ia membawa segunung buku komik dan light novel di tangannya, dengan senyum ia berniat membaca semuanya begitu sampai rumah.

BRUK!!!

Tanpa terduga tanpa sengaja menabraknya.

"Atta!!" ucap salah satu pria yang menabraknya.

"Eghhh nani!?" ucap Kuroko juga terjatuh, semua bawaannya berserakan.

"A-apa kamu gak apa apa. Oi nanti ambil barang barangnya yang berserakan" ucap pria berambut Crimson itu meminta bantuan teman se geng nya, yang bagaikan pelangi untuk membantu.

"Eh apa ini? Komik?" ucap pria berambut Navy blue.

"Eh kenapa-ssu?" ucap pria paling tampan berambut blonde seperti turis.

"Ja-jangan di ambil, biar aku sendiri saja yang ngeberesin!?" ucap Kuroko panik.

"Barangnya banyak, jadi biarkan kami bantu, kuro-chin~" ucap pria paling besar berambut violet.

"Eh, kau mengenal anak ini, Murasakibara?" ucap pria berambut emerald tengah membenarkan kaca matanya.

"Saya ambil sendiri saja!" ucap Kuroko malu sekali.

"Wah tapi komik ini benar benar-" ucap Aomine tampak-

"Aomine, yang sopan lah, hobi orang itu beda beda jangan samakan!" ucap Akashi.

Saat itulah Kuroko mengalami cinta pada pandangan pertama pada Akashi Seijuuro.

Kembali ke dunia nyata.

.
.
.
"Tetsu-"
"Tetsu-ya"
"Tetsuya!?"

"Eh?"

"Akhirnya kau mendengarkan ku"

"Iya ada apa Akashi-kun?"

"Aku punya satu permintaan, maukah kamu mengabulkannya untukku?"

"Permintaan?"

"Berhenti bekerja, part time" ucap Akashi serius.

"Ke-kenapa?"

"Aku kerja pagi dan kau juga lalu malamnya kau kuliah bukan, aku hanya ingin kita menghabiskan waktu bersama lebih banyak lagi, Tetsuya" ucap Akashi menggenggam tangan Kuroko lembut.

"a-a-a" ucap Kuroko sangat malu.

"Tidak mau?"

"Wakarimashita, besok aku akan menghubungi tencho dan mengundurkan diri" ucap Kuroko tersenyum agar Akashi senang.

"Benarkah?"

"Emp"

"Arigatou, Tetsuya. Aishiteimasu" ucap Akashi tersenyum lembut.

TBC

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang