Begitu sampai rumah mereka masuk kamar dan berganti pakaian, mempersiapkan untuk istirahat tidur, karena hari sudah sangat larut.
'Akashi-kun sedikit, berbau parfum lain?' ucap Kuroko dalam hati.
"Apakah ada yang bertamu?" ucap Akashi di ruang makan melihat banyak makanan di meja.
"Ah, emp tadi adikku dan suaminya datang berkunjung" ucap Kuroko kembali tersenyum pahit.
"Hmp~"Akashi memasukan sisa makanan ke kulkas tanpa bantuan Kuroko.
"Ah, besok aku ada kunjungan ke Inggris dan Amrik, jadi kira kira tidak akan pulang sampai hari sabtu" ucap Akashi dengan nadanya yang biasa.
"Wakarimashitta"
"Tapi periksalah ke Shintaro, aku akan memberikan alamat rumah sakitnya. Kalau ada apa apa dia akan langsung menghubungi ku" ucap Akashi tampak sangat perduli pada Kuroko.
"Kalau begitu aku tidur duluan, maaf" ucap Kuroko tampak sedikit pucat.
"Wakatta"
.
.
.
Pukul 4 pagi Kuroko terbangun, dan hendak turun dari kasur."Egh~"sambil memegangi perutnya yang mual, ia berjalan ke dapur.
'Tetsuya?' Akashi langsung menyadarinya.
"Perutku sangat mual, egh~" Kuroko mengambil air di kulkas dsn hendak meminumnya.
"Jangan minum air dingin, aku akan menghangatkannya untuk mu. Jadi duduklah dulu" ucap Akashi menahan tangan Kuroko lembut.
"A-akashi-kun?"
"Tunggulah sebentar di kamar" ucap Akashi menyuruh Kuroko kembali dengan lembutnya.
"Wakarimashita" Kuroko kembali tersenyum pahit.
'Aku harusnya menikmati moment ini, sebelum semuanya berubah kelak' ucap Kuroko di dalam hati.
". . . "Akashi tahu tak akan mudah mengembalikan senyuman Kuroko kembali.
Beberapa menit kemudian Akashi kembali ke kamar dengan membawakan air hangat, dan kurokopun meminumnya. merekapun melanjutkan tidurnya.
.
.
.
Matahari sudah terbit dan Akashi seperti biasa menyiapkan sarapan untuk mereka berdua."Tetsuya, sarapan aku taruh di meja. Aku berangkat" ucap Akashi mengecup lembut kening Kuroko.
"Zzzzzzzz" dan Kuroko masih terlelap.
Kuroko baru terbangun pukul 9 siang.
Lalu ia makan makanan yang ada di meja. Dan menelfon Akashi, setidaknya dia harus memberitahu kalau ia akan baik baik saja.
Pipp pip pip
"iya? maaf tapi Akashi-san sedang ke toilet, ada yang bisa saya bantu?" ucap suara yang Kuroko yakin siapa pemilik suara ini.
"Eh-?"
"Moshi-moshi?" ucap furihata kouki.
"Ah, emp. Gomennasai, ini saya Kuroko Tetsuya. Saya titip pesan untuk Akashi-kun kalau saya akan baik baik saja di sini" ucap Kuroko merendahkan suaranya agar tak terdengar seperti sedang menangis.
"Ku-kuroko-san, ha-hai" ucap Furihata kouki menjadi tidak enak.
"Saya titip Akashi-san, kalau begitu saya tutup dulu" ucap Kuroko menggunakan bahasa yang formal.
pip pip pip
Tanpa terduga, Akashi baru kembali dari toilet memandang ke arah kouki yang berwajah pucat, tak biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
Randompernikahan yang di atas dasarkan peraturan pemerintah, untuk menanggulangi populasi di jepang, mengatur generasi alpa, beta, omega, pernikahan Akashi dan Kuroko akankah terselamatkan?