Dia telah terbiasa hidup seperti ini, bersenang-senang dan menghamburkan kekayaan orangtuanya. Dan dia tidak peduli jika semua orang meninggalkannya, toh saat ini dia memang sudah merasa ditinggalkan. Hanya segelintir teman yang selalu berada di sampingnya. Dia lebih memilih sedikit teman yang bersikap care daripada yang fake di belakangnya.
"Jis, coba lihat cowok disamping lo!"
Kim Jisoo, seketika melirik cowok yang ditunjuk oleh Lisa, kira-kira berjarak 4 kursi dari kursi bar yang berjajar di samping kirinya. Walaupun pandangannya sedikit buram akibat pengaruh alkohol. Jisoo masih dapat menilai cowok itu.
"Ganteng, tinggi, kayaknya orang kaya, Lis." Ucapnya dengan suara parau, kemudian tertawa. Jisoo sudah mabuk dan apapun yang berada di hadapannya akan terlihat lucu.
"Dia mantan murid Galaxy juga lho waktu SMP, tapi dikeluarin." Cerita Lisa, sahabat Jisoo yang berasal dari Thailand.
Mereka bertiga termasuk Seulgi, bersekolah di sekolah swasta Galaxy yang terdiri dari SD, SMP dan SMA. Namun Jisoo dan Seulgi baru masuk ketika awal tahun ajaran baru SMA, beda dengan Lisa yang telah bersekolah di sana sejak SMP.
"Kenalin gue dong, Lis!" Pinta Seulgi yang duduk di samping Lisa. Cewek itu juga sudah terlihat mabuk, dilihat dari cara bicaranya yang aneh dan mata serta wajah gadis itu yang sudah memerah.
"Boro-boro ngenalin, gue aja takut, mana ada yang mau deketin dia duluan, orangnya galak." Jelas Lisa agak berbisik, takut laki-laki itu akan mendengar. Namun terdengar mustahil mengingat suara dentuman musik DJ yang cukup kencang.
"Segalak apa sih? Lebih nyeremin mana sama Kris?"
Mendengar nama itu disebut dari mulut Seulgi membuat Jisoo merasa tidak suka.
Kenapa sih harus banget nyebut nama itu?
Malam ini Jisoo ingin bersenang-senang tanpa melibatkan orang-orang yang sangat ia benci walau hanya menyebut namanya saja.
"Sebelas dua belas deh kayaknya." Lisa bergidik membayangkan dulu dia pernah menyaksikan mantan kakelnya itu berkelahi.
"Gue denger nih, pas di hari pertama dia MOS, dia udah berani nonjok dua orang kakelnya sampai tulang hidungnya patah. Kalian bayangin, saat itu dia masih kelas 7 yang artinya dia baru aja lulus dari SD, woy SD borrr! Sekolah dasar yang isinya anak ingusan semua. Gila gak sih?!" Cerita Lisa mulai menggebu.
"Bahkan nih ya, bukannya setelah kejadian itu banyak yang musuhin dia, tapi sebaliknya. Banyak kakel yang ngajak dia berteman dan berebutan buat masukin dia ke geng mereka." lanjut Lisa.
Cewek itu mendapat info dari teman-temannya dulu, namun tidak banyak, karena baru beberapa hari Lisa menginjakkan kaki di Galaxy, terdengar cowok itu sudah dikeluarkan dengan alasan yang masih belum diketahui.
Diam-diam Jisoo kembali memperhatikan cowok itu yang terlihat sibuk dengan gelas dan botol alkoholnya.
Gila! Dua botol dan dia masih belum terlihat teler.
"Mangsa gue nih." Dari cerita Lisa, Jisoo merasa cowok itu sangat menarik. Hingga ia memutuskan berdiri dari duduknya sambil memperbaiki roknya yang sedikit terangkat.
"Jangan gila deh, Jis!" Lisa memperingatkan Jisoo dengan cara menahan tangannya.
Tapi Jisoo yang sudah terlanjur penasaran dan dipengaruhi oleh alkohol segera menepis tangan Lisa dan menghampiri cowok itu. Ia duduk di samping cowok itu dan mengambil alih botol alkohol yang tengah di genggamnya untuk dituangkan pada gelas kecil di hadapannya.
Salah satu alis cowok itu terangkat. Kemudian memperhatikan Jisoo dengan lekat saat cewek itu menuangkan alkohol di gelasnya.
Jisoo yang selalu bangga akan kecantikan dan proporsi tubuh yang menawan, tersenyum manis ke arah cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE ONLY
Fanfiction▪Park Chanyeol Dia bukanlah laki-laki yang baik, dia seorang laki-laki brengsek yang sialnya memiliki hidup yang sempurna. Paras tampan, otak encer, kaya raya dan hidup dalam keluarga yang selalu menyayanginya. Namun tidak dengan kisah cintanya, set...