11

33 4 0
                                    

"Tanpa kau sadari,akupun tersakiti"


Seperti biasa disetiap sabtu malam atau orang lain bilang malam minggu.
Annisa hanya ingin merebahkan badannya dikasur empuk miliknya membuka tutup aplikasi burung itu,sampai muncul notifikasi pesan dari grup gaje mereka.

Sandra,
Woyyy para penghuni,makan yok di cafe yang baru buka itu,enak loh katanya

Jessica,
Ayok lah cuss,apalagi@annisa?

Sandra,
Gak pake lama gue tungguin ,ntar gue kirimin lokasinya jangan lupa bawa tukang bayar masing-masing ya kecuali annisa bayar sendiri mblo wkwk

                 Annisa,
                 Gue ngak ikut

Sandra,
Ih annisa mah,sekali-kali atuh keluar jangan rebahan mulu
Kayak ngak punya tulang aja lu

Sandra,
Pokoknya gue tunggu cepetan ya!

Annisa menutup aplikasi hijau itu,ia segera bersiap.benar kata sandra,sekali-kali ia juga harus melepaskan badannya dari kasur kesayangannya itu.
Ia mengambil kunci motornya diatas meja tak lupa handphone dan tasnya.ia keluar dan meminta izin kepada abi dan uma.




              ....

Annisa kira sandra sudah menunggu disini,namunya nyatanya hanya dirinya sendiri,dua makhluk astral super heboh itu tak menampakkan batang hidungnya.

Tak berapa lama menunggu sandra datang dengan vino pacarnya dan jessica dengan dika pacarnya.

Ya begitulah,hanya annisa yang tak punya pasangan diantara mereka bertiga.
Menjadi antinyamuk sudah menjadi rutinitasnya.

"Ehh loe dah nunggu lama?maaf ya tadi kita kumpul dulu biar datangnya barengan"ucap sandra santai tak merasa bersalah sama sekali.

Mereka menduduki tempat duduknya masing-masing.dan kursinya berjumlah enam.sungguh,pemilik cafe  ini sangat jahat ia sengaja agar kejombloan annisa terlihat jelas.

"Udah niss yang sabar ya,"ucap jessica disambut dengan gelakan tawa mereka.

"Mangkanya niss,betah amat jadi jomblo heran"ucap dika dan masih tertawa melihat kejombloan annisa.

"Udah tungguin aja,bentar lagi loe gak jomblo lagi kok"ucap sandra yang tak digubris annisa ia lebih baik bermain ponsel daripada memikirkan perkataan temannya itu.

Cafe ini sangat ramai sepertinya ada sebuah acara ulang tahun yang sangat mewah yang berlangsung disini,banyak sekali tamu berdatangan.

"ulang tahun siapa sih"tanya annisa pada jessica,

"Anak pemilik cafe,sepertinya itu anak SMA Pahlawan,soal gue ingat pemain basketnya"jawabnya.
Mereka memperhatikan acara dari jauh.

Annisa menggangguk,

"Nis,liat apaan sih,"ucap satria ia menduduki kursi kosong disamping annisa.

"Nah gitukan kursinya terisikan nis,biar gak keliataan jomblonya"ejek vino.mereka kembali tertawa.

"Woy,serius amat,"sindir satria.
"Ehh iya,ada apa sat?"tanya annisa.
"gak jadi,udah kelamaan liat apa sih loh?" tanya satria.dari tadi ia melihat annisa serius sekali memperhatikan acara itu.
"Gak ada," jawab annisa.ia lansung mengalihkan pandangannnya dari acara itu.

"Selanjutnya acara memakan kue"ucap pembawa acara itu yang lansung menjadi pusat perhatian para tamu undangan dan seluruh penghuni cafe.

Perempuan berdress merah itu
Eleena,nama yang tertulis diposter itupun menyulangi orang tuanya selanjutnya dia berjalan menuju tempat duduk para tamu yang didominasi teman sekolahnya.ia menyusuri setiap bangku dan diikuti dengan tepuk tangan serta nyanyian dari temannya.ia berhenti di sebuah bangku,dan iapun menyuapi pria  itu kue ulang tahunnya.teman-temannya serentak bertepuk tangan.
Pemandangan yang sangat romantis itu sangat tidak mengenakkan dihati anniisa,entah apa yang membuat hatinya sakit setiap kali pria  itu bersama dengan wanita lain.Padahal ia bukan siapa-siapa baginya namun rasa sakit itu semakin menjadi-jadi ketika annisa semkin mencintai pria  itu.
Siapa lagi kalau bukan 'wildan'.lelaki yang berhasil membuat hatinya jatuh kembali namun kondisinya tetap sama  annisa tetap saja memendam rasa cintanya ini,ia tak tahu apakah wildan memiliki rasa yang sama kepadanya.

Pertanyaan yang sama juga tak bisa annisa jawab.
Entah sejak kapan ia mulai menyukai wildan.
Namun yang pasti,rasa cinta tumbuh ketika ia mendengarkan lantunan ayat suci yang wildan baca di mesjid saat itu.
Sudah lama namun hatinya masih saja kagum pada pria itu.

"Romantis banget sih,beb aku digituin juga dong"ucap dika.
"Idih beb,aku aja ulang tahun gak pernah dirayain"balas jessica.
Mereka spontan tertawa melihat tingkah lucu pasangan makhluk aneh itu.

"Guys,gue balik dulu ya"ucap annisa ia mengambil ponsel dan kunci motornya.

"ehh kok cepat amat sih niss,"ucap sandra.

"Dia gak betah ada gue"balas satria.ia tau apa yang membuat annisa seperti itu.

"Yaudah deh,hati-hati nis,"ucap sandra.

Satria pun ikut meninggalkan cafe itu,tak ada annisa rasanya ia menjadi setan diatara pasangan itu.
Alasannya ikut kesini juga karena annisa,bukan karena hal lain.

Satria mengikuti annisa ia tahu apa yang annisa rasakan sama sepertinya,cinta yang tak kunjung dimengerti.
Andai annisa tahu bahwa satria juga merasa sakit saat annisa mencintai orang lain.
Namun,satria tak akan berubah ia akan menjadi satrianya annisa walau akhirnya mereka tak bersama.

Dia melajukan motornya kencang.menarik gas dengan sangat kuat,mungkin rasa sakit saat terjatuh nanti tak sebanding dengan rasa sakitnya saat ini.
Namun tindakannya itu terhenti handphonenya berbunyi.panggilan masuk dari oma.
Ia mengurungkan niatnya,ia mengangkat telephone itu,

Satria:iya oma,ada apa?
Oma:bukan tuan,ini pak supri tuan dimana?oma masuk rumah sakit tuan.
Satria:apa!!oke saya kesana sekarang.

satria lansung melajukan motornya menuju rumah sakit.
Rasanya tak ada habis-habisnya sakit yang satria rasakan hari ini.

Sepanjang koridor rumah sakit satria menelpon annisa.Namun sama sekali tidak dijawab.
Ia tak tahu lagi akan menghubungi siapa,ia sangat takut.
Ia tak mau menghubungi ayahnya.
ia tahu ayahnya pasti tak akan bisa dihubungi,ayahnya selalu saja mementingkan pekerjaanya daripada keluarganya.

"Annisa,itu handphone nya dari tadi bunyi terus".ucap uma.

"Iya uma,bentar annisa lagi ngerjain tugas" jawab annisa.ia menutup laptopnya segera ia mengambil ponselnya yang ia letakkan di sofa ruang tamu.

10 Panggilan tak terjawab
Satria baja hitam.

"Ngapain satria nelphone malam-malam begini"pikir annisa.
Ia menghubungi satria balik.

Annisa:assalamualaikum sat,ada apa?
Satria:nis loe bisa ngak kesini sekarang.
Suaranya sayup.
Annisa:kemana?
Satria:kerumah sakit,oma masuk rumah sakit.
Annisa:iya..iya gue kesana sekarang.satria tenang ya berdoa sama Allah.

Annisa memutus telphone,ia lansung bergegas kerumah sakit.uma dan abi ikut menjenguk oma satria.
Uma dan abi tahu satria pasti butuh keluarga untuk menguatkan nya,
Disana uma dan  abi menasehati dan menguatkan mental satria.

"Yang sabar ya sat"ucap anisa.hanya sebuah kata namun kata itu sangat berarti bagi satria.

Satria yang bodoamat, berisik,sok bos,keras kepala dan terkadang tidak dapat mengontrol emosinya.menjadi sangat rapuh ketika orang yang ia sayangi terbaring sakit.

"Abi,uma dan annisa pulang dulu ya,jaga diri nak satria jangan lupa shalat dan berdoa kepada Allah"ucap abi,ia menepuk pundak satria.
"Iya bi,uma,makasih banyak ya"balas satria.
"iya nak,assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"

Mereka meninggalkan satria, hanya pak supri dan bik tini disini menemaninnya.
Walaupun  kedatangan abi,uma,dan annisa.
hanya  sebentar namun setidaknya dapat menyemangati dan mengobati sedikit keperihan satria.






















Hay...hay

Author come back
Maaf ya telat sekali updatenya
Udah lama gak jumpa nih,Author rindu💙😁 kepada para readers tercinta.

Tunggu kelanjutannya ya,
Dont forget vote and coment💙

PILIHAN ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang