Jennie masuk kelas dengan wajah super sumringah. Berbanding terbalik sama Jisoo yang baru aja nguap karena bosan. Kalo diliat dari kelakuannya, kayaknya sih Jennie udah jadian sama Kai. Sungguh ras yang sangat beruntung.
"Kenapa lo? Suntaw banget kayaknya," tanya Jennie.
"Nggak apa-apa," jawaban andalan pun meluncur dari bibir Jisoo.
"Beneran?" tanya Jennie lagi. Merasa ada sesuatu yang aneh dengan temannya yang selalu menebarkan happy virus kapanpun dan di manapun.
"Kemaren gue ketemu Taeyong," kata Jisoo akhirnya bercerita.
"Trus trus?" Jennie merespon antusias.
Jisoo menghela nafas. "Katanya dia mau ngejar Irene."
"What?!" pekik Jennie tak percaya. Dia sampai mendengus kesal dengarnya. "Emang ya, si Taeyong itu. Nggak peka juga!"
Jisoo mengangguk-angguk setuju.
"Apa perlu gue yang bilang ke dia?" tawar Jennie.
"Eh, jangan!" tolak Jisoo mentah-mentah.
"Jadi mau gimana?" Jennie mulai merespon dengan malas.
Soalnya Jisoo tu pengennya Taeyong yang inisiatif duluan. Tapi nungguin Taeyong buat peka tu sama kayak nungguin Lucinta Luna mau ngaku kalo dia bences. Lama!
"Ya udah lah. Kalo dia sukanya sama cewek lain mau gimana lagi," jawab Jisoo pasrah.
Jennie masih pengen komentar pas guru yang mau ngajar udah masuk ke kelas. Dia pun mengurungkan niatnya karena nggak mau kena hukum gara-gara ngobrol saat jam pelajaran.
Anehnya pas istirahat, dia malah lupa mau lanjut bahas masalah itu sama Jisoo karena sibuk cepat-cepat mau ke kantin supaya ketemu sama pacar barunya. Nasib Jisoo emang ditinggal gitu aja setelah sahabatnya punya pacar.
Karena laper, Jisoo pun milih buat pergi ke kantin juga untuk cari makan. Kantin udah rame pas Jisoo sampai. Semua siswa pada antre di stan makanan dan nunggu giliran dilayani sama penjual. Dia pun masuk ke antrean dan mainin HP sambil nunggu gilirannya tiba.
Tiba-tiba ada satu siswi kesandung kaki meja lalu jatuhin nampan makanannya dan dia pun terjerembab ke lantai. Suasana kantin langsung rame karena semua orang menertawai siswi yang baru aja jatuh tadi.
Jisoo meringis. Kok nggak ada yang bantuin, sih? Malah pada ngetawain. Dia pun masukin HP ke saku roknya lalu inisiatif buat nyamperin siswi yang jatuh itu. Kayaknya dia udah malu banget karena sampai nggak berani mengangkat wajahnya.
"Ayok, sini gue bantu berdiri," Jisoo menawarkan bantuan dengan menyentuh lengan siswi yang jatuh dan membantunya buat bangkit.
Siswa yang lain masih pada ketawa. Tapi Jisoo langsung merangkul siswi itu lalu mengajak dia keluar meninggalkan kantin.
"Kamu nggak apa-apa? Ada yang sakit?" tanya Jisoo.
Pertanyaan itu tertangkap pendengaran Sehun pas siswi yang jatuh dan yang nolongin papasan sama dia. Nggak ikutan ketawa sama siswa yang lain, Sehun justru amaze melihat cewek itu sebagai satu-satunya orang yang menolong pas yang lainnya sibuk ketawa. Kok bisa ada ya, orang baik kayak gitu?
Sehun kemudian mengingat-ngingat. Wajahnya kayak familiar, tapi pernah liat di mana? Pas Jinwoo masuk ke kantin, dia baru ingat kalo cewek tadi adalah teman sekelasnya Jinwoo yang main piano kemarin.
Siapa ya, namanya? Jisoo?
"Ada apa, nih? Kok kayaknya rame banget?" tanya Jinwoo pada Sehun pas dia duduk sambil bawa nampan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Little Thing Called Love | HunSooxTaeSoo
Teen FictionJisoo sudah lama sekali memendam perasaan pada Taeyong, sang Casanova sekolah yang sudah ia kenal sejak masih SD. Ketika Jisoo sudah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya, Sehun sang juara umum sekolah tiba-tiba muncul dan sering bera...