“Nahhh... Tante buatin pasta dengan resep Tante sendiri. Pasti kamu laper kan, Tae?”
Mama Jisoo menyajikan sepiring pasta fettuccine yang keliatan menggoda banget. Aromanya aja udah bikin perut Taeyong menggelora.
“Wah, Tante. Makasih banget! Pasti enak, nih!” puji Taeyong bahkan sebelum mencoba pastanya.
“Dienakin aja ya makannya, sambil nunggu Jisoo selesai mandi.”
“Siap, Tante!”
Mama Jisoo ketawa liat tingkah Taeyong yang kayak ngasih hormat ke komandan pasukan militer.
Taeyong mengantar Jisoo pulang dalam keadaan basah kuyup. Karena Jisoo nggak pernah bohong sama mamanya, dia jawab aja dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia nggak nyebutin nama Sehun. Gimanapun, kejadian tadi nggak ada hubungannya sama Sehun.
Selesai mandi, Jisoo turun dan mendapati Taeyong lagi menyantap pasta buatan mamanya.
“Nunggu lama?” tanya Jisoo.
Taeyong menggeleng sambil masih mengunyah. “Nggak kok, santai aja.”
Jisoo tersenyum kecil. Duduk semeja sama Taeyong nggak bisa bikin mood-nya kembali membaik. Aneh! Padahal momen kayak gini sering banget dibayangin sama Jisoo.
“Masih kesel gara-gara tadi?” tanya Taeyong membuyarkan lamunan Jisoo.
“Dikit.”
Taeyong tampak mikir. “Lo punya musuh di sekolah? Atau pernah berurusan sama siapa gitu.”
Jisoo juga nggak bilang ke Taeyong kalo penyebab dia dikerjain adalah karena dia deket sama Sehun. Kalo diingat kejadian tadi siang, pasti Taeyong bakalan ngelabrak Sehun gara-gara itu.
Akhirnya Jisoo cuma merespon dengan menggeleng.
“Pokoknya lain kali kalo ada yang ganggu lo lagi, langsung bilang ke gue. Biar gue yang ngasih pelajaran ke mereka.”
Jisoo terdiam sebentar.
“Tae...”
“Hmm?”
“Sebenarnya kenapa lo pengen ngasih pelajaran ke orang-orang yang ngerjain gue?”
Mendadak Jisoo jadi serius, bikin Taeyong heran.
“Ya...karna lo temen gue.”
Jisoo senyum dengar jawaban Taeyong. Tapi Taeyong menyadari perubahan bentuk senyum itu. Nggak kayak biasanya, Jisoo selalu senyum dengan ceria. Bukan setengah hati kayak gini.
“Lo masih ngejar Irene? Udah PDKT sampe mana?” tiba-tiba aja Jisoo mengalihkan pembicaraan. Dia kemudian berdiri dan mengambil minum dari kulkas.
“Masih gitu-gitu aja, sih.” Kedengaran nada ragu di suara Taeyong, tapi Jisoo nggak ambil pusing.
HP Jisoo berbunyi, ada sebuah notifikasi masuk. Pas dicek, senyum di wajah Jisoo mengembang dengan natural banget.
“Siapa?” tanya Taeyong.
Jisoo mengalihkan pandangan, “Bukan siapa-siapa.” Dia kembali meletakkan HP-nya di atas meja. Selanjutnya dia mengambil gelas dan menuangkan minuman untuk Taeyong.
“Diabisin yah, biar Mama seneng.”
Taeyong mengerutkan kening. Dalam sekejap, Jisoo udah balik ke sifatnya yang ceria lagi. Sebenarnya pesan dari siapa sih yang Jisoo baca, sampe dia bisa kembali senyum dengan sumringahnya?
“Lo suka sama cowok tadi, Jis?”
“Cuma temen kok,” jawab Jisoo yang sekarang sedang sibuk ngupasin buah apel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Little Thing Called Love | HunSooxTaeSoo
Teen FictionJisoo sudah lama sekali memendam perasaan pada Taeyong, sang Casanova sekolah yang sudah ia kenal sejak masih SD. Ketika Jisoo sudah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya, Sehun sang juara umum sekolah tiba-tiba muncul dan sering bera...