"Se-Sehun..."
"Kenapa, Chu?" tanya mama Jisoo.
Jisoo langsung gelagapan dan letakin HP-nya kembali ke atas meja.
"Nggak, nggak apa, Ma."
Jantungnya berasa balapan liar saking deg-degannya. Ngapain Sehun chat dia? Trus dari mana Sehun bisa dapat nomornya?
Ooohhhh, pasti kerjaannya Jennie, nih!
Jisoo mau menggempur Jennie tapi nggak jadi. Soalnya kalo dia buka aplikasi WhatsApp-nya, pasti nanti muncul tulisan online di bar nama kontaknya. Nggak enak kan, kalo dia online tapi nggak balas chat. Dan juga chat dari Sehun belum dia buka, jadinya belum ada tanda udah di-read.
Akhirnya malam itu Jisoo milih buat mendiamkan HP-nya. Lagian dia mau balas apa ke Sehun? Kenal juga kagak.
Tapi Jisoo hampir nggak bisa tidur cuma gara-gara disapa dengan kata 'Hai' tersebut.
...
Jisoo laper banget, tapi nggak ada temen mau ke kantin. Jennie udah cabut dari tadi, tak lain dan tak bukan buat ketemu sama Kai. Rasanya males mau keluar, tapi udah pasti dia nggak bakalan tahan sampe jam pulang sekolah. Akhirnya dengan mengumpulkan segenap niatnya, Jisoo pun pergi ke kantin sendirian. Beli makanan aja trus dibawa ke kelas.
Kayak biasa Jisoo ngantri, karena emang kantin sedang ramai-ramainya. Dan senjata andalannya pun ia keluarin supaya nggak cengo. Dia men-scroll, scroll, scroll HP-nya sampe tiba gilirannya mesan makanan.
"Tteobokki satu ya, Mbak."
Jisoo kemudian mencekuh saku seragamnya tempat dia biasa menyimpan duit. Ekspresi wajahnya berubah seketika pas tau isi sakunya kosong. Dia kemudian mengecek saku roknya, kosong juga. Lalu dia teringat kalo tadi pagi dia lupa mengambil uang jajan di atas meja karena buru-buru berangkat ke sekolah.
"Yahh, lupa bawa uang jajan," gumamnya lemas.
Jisoo baru aja mau ngomong ke mbak yang jualan kalo dia nggak jadi beli pas seseorang muncul di sampingnya.
"Ini ya, Mbak, uangnya."
Jisoo terperangah. Sehun mengambil bungkusan tteokbokki lalu menyerahkannya ke Jisoo. Dia kemudian langsung pergi setelah itu, bikin Jisoo yang masih bengong jadi bingung mau ngapain.
"Se..." Jisoo mau manggil Sehun, tapi nggak jadi karena satu kantin bisa melototin dia gara-gara itu. Dia coba lari buat ngejar Sehun tapi cowok itu udah nggak keliatan lagi di sana-sini. Sumpah, Jisoo merasa nggak enak banget ke Sehun. Udah dua kali Sehun nolongin dia tanpa sempat ngucapin terima kasih.
Menenangkan diri, Jisoo balik ke kelas lebih dulu. Setelah itu dia ingat kalo sekarang dia udah punya nomornya Sehun, walaupun belum dia simpan. Dia ngecek HP-nya dan buka ruang obrolannya sama Sehun. Well, hai-nya Sehun masih jadi juara bertahan di sana. Mungkin ini bisa jadi alasan buat Jisoo untuk balas chat itu.
Jisoo
Hai, Sehun. Makasih ya, udah bayarin tteokbokki gue.Jisoo menunggu dengan harap-harap cemas. Dia sampe lupa kalo lagi laper karena kayaknya nggak bakalan selera makan kalo Sehun belum balas.
Nggak lama kemudian, HP-nya bergetar. Jisoo cepat-cepat ngecek notifikasi dan lega karena Sehun udah balas.
Sehun
Lo baru balas chat gue sekarang padahal dari tadi megang HP?Deg.
Perasaan lega Jisoo ternyata nggak bertahan lama. Entah kenapa, dia merasa nggak enak banget ke Sehun. Dia jadi bingung harus ngapain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Little Thing Called Love | HunSooxTaeSoo
Roman pour AdolescentsJisoo sudah lama sekali memendam perasaan pada Taeyong, sang Casanova sekolah yang sudah ia kenal sejak masih SD. Ketika Jisoo sudah mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaannya, Sehun sang juara umum sekolah tiba-tiba muncul dan sering bera...