BAB 18

25.6K 910 15
                                    

Isti merapatkan tubuh ke suaminya, bibirnya sangat dekat dengan bibir Aji hingga mereka bisa merasakan nafas yang satu dengan yang lain.

"Aku akan membuatmu sangat liar" bisik Isti dengan suara yang lembut tapi mampu membuat darah Aji berdesir. Bibir Aji hendak mengecup bibir Isti, namun Isti menjauh dengan seringai menggoda.

Tangan Isti meraih tangan Aji yang meremas pantatnya yang sekal beralih ke pahanya.

"Disini dulu!" Perintah wanitanya dan mengedipkan sebelah matanya. Isti memulai dengan mencium kening Aji.

Aji melihat buah dada istrinya menggantung tepat di atas mulutnya.Pria itu berusaha sedikit bangkit akan meraup putingnya, namun dengan cepat Isti menjauhkannya.

"Belum saatnya suamiku!" Isti bersuara dengan lembut yang membuat suaminya makin menggila.

Wanita itu mengecup ujung hidung Aji, sang suami tidak membuang kesempatan menggigit kecil dagu istrinya yang sangat dekat dengan bibirnya.Tubuh Isti bergerak perlahan menuruni tubuh suaminya.

Dua benda kenyal itu menempel sempurna didada bidang Aji, tubuh Aji sekejap panas dan menjalar ke seluruh bagian. 

Isti memiringkan kepalanya, menuju ceruk leher Aji.Aji mendongak seolah memberi ruang di lehernya, pria itu membasahi bibirnya sendiri.Isti berhenti sejenak menghirup aroma khas suaminya.

Hembusan nafas yang dikeluarkan Isti membuat nafas Aji makin berat, dan lehernya menjadi kaku.

"Love..." Ucap Aji. Isti menempelkan bibirnya ke kulit leher Aji dengan samar-samar.

Aji mengeram, tangannya meremas paha Isti, wanita itu pun merasakannya.

"Jangan....aaarrrggghh" Isti mengecup tepat pada titik rangsangnya cukup lama membuat Aji mengerang.

Isti merasakan remasan tangan Aji makin kuat.

Isti bergerak turun menuju dada Aji, mencium tepat di tengahnya.Nafas prianya makin berat, pangkal paha Isti merasakan pusat tubuh suaminya sudah tegak dan keras.

"Jangan lanjutkan Love! Aku takut ga bisa kontrol." Aji bersuara.

"Jangan dikontrol." Balas Isti.

Paha Isti lepas dari cengkeraman Aji, karena tubuhnya terus merosot menyusuri tubuh suaminya.

Setelah mencium pusar, Isti menggoreskan 2 ujung telunjuknya dari tulang pinggul Aji menuju pusat tubuhnya.

1 ujung telunjuknya menari mengitari ujung intim Aji, dan 1 telunjuknya bergerak lincah di sekitar bawah batangnya.

Aji menggoyangkan kedua kakinya, menahan serangan yang menggelitik dan nikmat.

"Geli Love!" Ucap Aji dengan suara yang agak serak.

Isti menghentikan tarian ujung telunjuknya.Kini tangannya mencengkram intim Aji.

"Stop! Jangan!" Perintah Aji dengan nafas beratnya.

Isti tak peduli, dia mengecup kuat ujungnya dan membuat Aji bangkit dari rebahannya. Aji mencengkeram rahang istrinya, dan mengecup bibirnya dengan kasar.

Mereka berciuman dengan penuh nafsu liarnya, membuat bibir Isti kelu. Aji bangun, dan memerintah Isti menungging.

Pria itu berusaha mengontrol birahi liarnya, dia tidak ingin menyakiti istrinya.Dia menggesek-gesekkan ujung batang kemaluannya di intim Isti.

Setelah agak basah, dia menghujamkan 'miliknya'. Dia merasa doggy style sedikit meredam getaran gairahnya, karena jika dia melihat wajah istrinya, dia takut tidak mampu menahannya.

#4 CINTA YANG BERLIKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang