BAB 22

22.7K 889 18
                                    

Isti masih duduk di sofa lobby, lalu dia melihat pasangan fenomenal itu, Tasya yang menggunakan minidress ketat mengapit lengan Johan.

Dengan segera dia berjalan mendahului, berdiri di depan pintu lift untuk mengantri.

Pasangan itu berdiri tepat di belakangnya.Walaupun tanpa tahu wajahnya, Johan sangat paham siapa wanita yang ada didepannya.Aroma parfum Isti yang khas menghantui pikirannya beberapa hari ini.Terlebih lagi saat Johan melihat dengan jelas bekas cecapan di punggung Isti yang berwaran merah keunguan, membuat pikirannya berkelana.

Pintu Lift terbuka, Isti masuk lebih dulu, dan menghadap ke arah pintu.Tanpa sengaja mata Johan dan mata Isti bertabrakan.

Kotak kecil itu hanya berisi 3 orang.

"Ketemu jandamu lagi kak" Tasya memecahkan keheningan dengan suara yang cukup menarik perhatian

"Sendirian ya? pasti cari mangsa kan? secara keluarga Mega orang kaya, pasti para konglo ngumpul semua" Tasya berdiri di antara Johan dan Isti.

Dia mengapit makin erat lengan Johan.Isti berusaha cuek, dia hanya tersenyum dan mendengarkan, sambil sesekali melihat Johan yang sering mencuri pandang ke arahnya.

"Emang jalang ya gitu, segala cara dipake untuk dapetin uang" Tasya masih menyerocos pedas.

"Benar, saya memang jalang! Kamu cukup awasi pasangan pria mu supaya matanya ga jelalatan! Dan pastikan dia dalam jangkauanmu!" ucap Isti sambil berjalan keluar lift.

Tasya menoleh ke Johan, dimana pria itu masih tertegun melihat keanggunan Isti.Wajah Isti tetap sama, namun dia semakin anggun dengan balutan busana yang membuat dia terlihat elegan.

"Kak?!" Pekik Tasya.Johan gelagapan mendengar sapaan Tasya.

"Apaan sich! Berisik!" Balas Johan.Terdengar keributan kecil antara Johan dan Tasya di belakangnya, Isti tersenyum puas menjadi biang keonaran.

Memasuki ballroom Isti celingukan mencari orang yang dikenalnya.

Beberapa wanita berkumpul dan melambaikan tangan, Isti menghampiri"Kita di meja mana?" tanya seseorang.

"Kebetulan meja kita sebelahan" jawab seseorang lagi sambil melihat nomor meja di undangan.Dan ternyata meja itu sudah ada Johan dan Tasya.

"Boleh, aku di sini aja" Isti menunjuk meja yang ada pasangan itu.

Tak lama Gayatri dan suami yang dari balkon ikut bergabung."Beneran kamu disini?" tanya Gayatri berbisik yang duduk di sebelah Isti.

"iya Atri cantik" sambil melihat Johan sekilas yang ada di seberangnya.Pria itu terlihat gugup saat terciduk memperhatikan dirinya.

"Isti?" panggil seseorang yang berdiri di belakang Johan.Isti melihat dan tersenyum, lalu dia berdiri dan mengahampiri wanita itu.

"Lina, apa kabar?" Isti menyalami dan cipika-cipiki.Lina adalah karyawati yang resign, lalu Isti yang menggantikannya.

"Baik, undangannya jauh banget ya, sampe Surabaya. Kamu makin cantik."

Johan mendengarkan suara Isti yang terus berbincang dan menikmati aroma parfumnya.

Mereka bercanda hingga Lina mengeluarkan air di sudut matanya."haduh..gini dech kalo kebanyakan tawa" ucap Lina

"Aku ambilin tisu. Tri tisu donk!" Ucap Isti ke arah Gayatri.Gayatri mengambil sebungkus tisu poket dan meletakkan tepat didepan Johan

"Permisi..."

Isti menyisipkan badannya di antara Johan dan Tasya, dia membungkuk dan mengambil tisu.Johan menegang saat mencium aroma itu sangat dekat, dia memperhatikan, leher, wajah dan segala hal dari Isti yang hanya terpisah beberapa inci.

#4 CINTA YANG BERLIKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang