Mereka tiba di rumah Rio sekitar pukul 18.00.
Aba, Umi, Rio dan istrinya (Nisa) menyambut mereka."mana anakmu?" tanya Umi sambil mencium kening Isti.
"di ajak sepupu Mas Aji kerumahnya, nginep disitu. Usianya sepantaran Umik."
"kamu kok jahat sich ga main ke sini? Kamu ga inget? sapa kalo lagi datang bulan nyiapin air hangat? usap punggungmu? terus kamu punya kutu, sapa sing metani? Mamamu cuma ngikik kalo tak critani, mana mamamu sekarang? sik ngintili papamu ta?"
Isti tertawa kecil saat mengingat masa-masa itu, terlebih ucapan ceplas-ceplos Umik.Memang mama Isti setia menemani papanya, kuatir diambil pelakor, karena pelakor sekarang walau jelas mempunyai istri, tapi tetap pantang mundur.
Rio memeluk Isti dan mencium keningnya."Nisaaaaa, suami mu bau!" teriak Isti, Nisa terkekeh melihat mereka yang selalu saling mengejek.
"Ati-ati! Kena anakku!" ucap Aji datar, pria itu agak tak nyaman dengan Rio, kalo dibilang cemburu, dia pasti mengelak.
"Elah, Belut burik....! iya-iya!" balas Rio melepaskan pelukannya lalu bersalaman dengan Aji.
"Lha iya...lama ditunggu kabarnya, ujug-ujug muncul sama Aji. Gimana ceritanya?"
"Uda dari dulu mereka suka Mik, kalo ditanya ada hubungan apa? jawabnya cuma teman. Dasar Tukang Bohong!"
"Aku ga bohong, kamunya aja yang gampang ditipu." Aji membalas.
Semua pada tertawa mendengar pembelaan Aji.
Dan sesuai permintaan Isti, Umik memasak pepes keinginannya.Setelah makan malam mereka kini bercengkerama dengan santai didepan TV.
"Kalian nginep sini kan?" tanya Umi
"Pulang Mik." jawab Aji yang ada di sebelah Isti.'jatah Ucil!' lanjut Aji dalam hati.
"Uda jam 10 malam ini Ji...disini masih ada kok baju nya anak jelek itu" Umik mengangkat dagunya ke arah Isti.
"Aku uda cantik lho Mik!" bela Isti.
"yang Umik ingat kamu tetap jelek. Kalo ada orang liat pilem horor, sok sok an ikut, kalo uda pulang kemana-mana minta di anterin, tidur minta dijagain. uda dibujuk rayu kalo berani bobok sendiri jadi anak cantik, jawabnya apa?1, biar aja Isti jelek! pokoknya bobok sama Umik.
Inget ga?! waktu Umik sama Abah Umroh, kamu masukkin berapa laki-laki ke kamarmu?! Ada Aji juga kan? Ruwet dah pokok nya, untung anak orang, kalo anak Umik kamu uda tak pecel" Umik menyerocos."Biar setannya bingung Mik, dia mau nakutin sapa" Isti menyahut.
"Bobok sini aja, besok pagi balik" pintah Abah.
"Pulang Abah." jawab Aji lagi.
Isti pun berbisik ke Aji. "beneran ya?" Aji menatap tegas ke arah Isti, ada binar bahagia di manik matanya.Wanita itu hanya mengangguk dengan tersenyum.
"Iya deh Mik, kita nginep." sahut Aji.Mereka melanjutkan bercengkerama, hingga Isti menguap pertanda di mengantuk.
"Bobok?" tanya Aji
"Kita bobok dulu ya, capek!" pamit Isti.
"Eh Kampret, ntar kamu balik ke sini lagi kan ?" tanya Rio memandang Aji
"Iya, jangan cemburu donk, ntar kita sayang-sayangan lagi ya...." balas Aji.Yang lain tertawa mendengar pria dewasa yang saling membalas candaan.
Mereka memasuki kamar dimana Isti pernah menghuni beberapa tahun yang lalu.Isti merebahkan tubuhnya di ranjang, memunggungi suaminya.Seperti biasa, Aji memeluk perut Isti dan mengusap dari belakang.