Bab 25

21.8K 832 56
                                    

"Aku pernah menyampaikan, Aku menjalani hubungan ini atas dasar kepercayaan, dan aku berusaha membangun kepercayaan yang sempat roboh. Jika rasa percaya itu sudah tidak ada, maka hubungan ini pun berakhir.Aku lelah ...... Maaf, aku sudah tidak bisa menahan ini semua,...... "

"Jangan Love" ucap Aji lirih namun Isti bisa mendengarnya.

"Malam ini aku mau bilang.........."

"Please...." Aji berbisik

Perlahan Isti berbalik, lalu berjalan, medekati Aji yang menunduk.Tenggorokan Aji mendadak kering dan tercekat.

"Jangan Sayang" bisik Aji.

Isti berjinjit.

"Happy Anniversary" bisik Isti di telinga Aji.

"Hm?" perlahan Aji mengangkat wajahnya dan menatap wajah Isti yang sedang tersenyum tipis.

"Happy Anniversary ...tanggal ini, tepat setahun yang lalu ki_" Aji meraup bibir Isti dan memotong pembicaraan, membungkam bibir istrinya dengan lumatan yang memburu.

Dia menumpahkan segala emosi dengan menyerang Isti dengan lumatan.Isti menangkup rahang prianya dan mengusap lembut.Wanita itu juga merindukan suaminya.

Hanya suara cecapan yang terdengar dalam kamar yang remang ini.Isti merasakan ada sesuatu yang basah dipipi suaminya, dia menarik diri.

"Mas ..kamu nangis?!" tanya Isti melihat wajah suaminya.

Hati Aji sangat berbunga senang kala panggilan 'Mas' itu kembali keluar dari mulut istrinya.

Dia tak peduli di cap lelaki cengeng, hari ini dia tak bisa marah ke istrinya yang sudah mendiamkan sejak kemarin malam, memainkan perasaanya seperti roller coaster.

"Iya karena kamu" Aji mengecup lelehan airmata masih keluar dari sudut matanya.

"Kamu buat aku gila" dia mengecup lagi

"Kamu buat aku jantungan" dia mengecup lagi

"kamu buat aku ga karuan" dia melumat dan tak melepaskan bibirnya dari wanita yang ada didepannya, tangannya meraba dan mengusap tak karuan menyusuri setiap inci tubuh Isti.

Perlahan tapi pasti, Aji menggiring istrinya yang masih dalam pelukan dan lumatannya ke ranjang.

Isti menarik diri. "Uda!bibirku bengkak! ga enak kalo diliat ama yang lain" Isti berucap dengan ketus, dia masih jengkel dengan foto yang kemarin, lalu dia merangkak dan menempati porsi ranjangnya.

Aji pun menyusul berbaring disampingnya.Isti merebahkan kepalanya di dada suaminya.

"Uda ga ngambek lagi kan?" ucap Aji.

"Walau kita uda berciuman, tapi aku masih jengkel, dan jangan sampai aku ngeliat foto-foto macam itu lagi. Besok kalo reuni lagi aku harus ikut. Kalo ketemu sama rekan bisnis, aku juga ikut. Biar mereka tahu kalo kamu uda punya bini, apalagi wanita-wanita yang disekitarmu. Mas kan uda banyak property, ngapain buka jaringan bisnis baru lagi? katanya Manajer!" Isti menyerocos, Aji tampak senang mendengar ocehan istrinya.

"Sayang.." hati Isti berdesir saat ucapan itu muncul dari mulut suaminya.

"Walaupun uda dijadikan direktur atau kepala cabang, tapi strukturnya tetap aja jongos perusahaan. Hasil property dan saham kan milik usaha kita sendiri." imbuh Aji.

"Aku masih jengkel. Yang lebih aku jengkel lagi, Mas janjinya pulang jam 7, tapi apa? Jam brp sampe rumah? Jangan bohong!" Ucap Isti dengan nada ketus.

Aji senang tak karuan, walaupun mendengar ocehan pedas dari istrinya, hal ini lebih baik daripada didiamkan.

"Iya maaf, sampe rumah jam 8, hampir jam setengah 9."

#4 CINTA YANG BERLIKU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang