°Awas jatuh ... !

17 3 0
                                    

Dalam diam, mereka berdua berjalan menuju ruang UGD yang cukup jauh dari ruang rawat inap Emelly. Sesekali Dirga melirik ke samping kanan untuk melihat adiknya itu, ia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirim Andra yang ini melindungi adiknya dari tembakan. Sedangkan Emelly sangat serius, sambil berjalan ia terus berusaha mengingat masa lalunya, memang itu membuat kepalanya sakit tapi itu tidak membuat ia berhenti, lagipula rasa sakit itu masih bisa ditahan Emelly, apalagi Emelly sangat handal menyembunyikan ekspresi sesungguhnya menjadi ekspresi datar, dingin, dan berbagai ekspresi yang ia inginkan.

°°°

- Depan Ruang UGD

Terlihat Hazel dkk dan The Boys sedang menunggu leader yang sedang ditangani oleh dokter di dalam ruangan dengan pintu bertuliskan 'Unit Gawat Darurat 24 jam'.  Setelah menengok keadaan Arsya dan Desi serta anggota The Victory EC yang terluka Hazel dkk memutuskan untuk menunggu Andra, sang leader dari Dark Monster yang terluka parah dibandingkan dengan Arsya dan Desi yang sama-sama memiliki luka tembak, hanya saja peluru yang bersarang di tubuh Andra cukup dalam jadi sampai sekarang dokter belum selesai mengotak-atik tubuhnya itu.

Keheningan yang menyelimuti mereka, membuat suasana sedih semakin menguasai pikiran mereka. Dengan posisi Hazel dkk yang duduk dan saling bersandar satu sama lain dalam diam, sesekali mereka melirik ke arah pintu UGD berharap kegiatan yang ada di dalam cepat selesai. Sedangkan Dark Monster, sebagian memilih duduk dibawah, sebagian lagi ada yang berulang ulang jongkok dan berdiri untuk menghilangkan rasa pegal pada kaki mereka.

"Astaga.." teriak Delia keras membuat semua menghadap ke arahnya dengan wajah terkejut karena suara Delia yang mengagetkan.

"Ada apa Del?" tanya Zahra yang terlihat khawatir.

"Kita gak jengukin emak?" ingat Delia pada teman-temannya. Semua membulatkan matanya, tak percaya bahwa mereka melupakan satu anggota mereka yang sedang dirawat di rumah sakit ini juga.

"Oh iya" ucap Hazel sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Ada yang tau dimana kamar emak?" tanya Delia menatap satu persatu orang yang berada di sekitarnya, termasuk anggota The Boys. Mereka semua serempak menggeleng.

"Gue chat aja" ucap Alvin tiba-tiba sambil mengeluarkan benda pipih dari saku celananya. Semua menggangguk, tentu tidak dilihat oleh Alvin karena dia fokus terhadap handphone miliknya.

"Gak perlu" ucap Emelly yang baru saja sampai. Serempak semuanya menghadap ke arahnya, dengan wajah terkejut karena orang yang mereka bicarakan sudah berada disini, di dekat mereka.

"Maaf ya mak, kita lupa hehe" ucap Hazel berjalan mendekat ke Emelly dengan wajah menjengkelkan. Emelly hanya menghembuskan nafasnya pasrah.

"Harusnya kamu istirahat dulu aja dikamar Ly" ucap Alvin lembut. Perlakuan lembut Alvin hanya mendapatkan tatapan tajam dari Dirga yang masih setia memapah Emelly. Bukannya melepaskan pegangannya di pinggang Emelly, Dirga malah semakin mempereratnya.

"Kak" ucap Emelly lembut yang mendongak dan meletakkan telapak tangannya di dada Dirga menyuruh kakaknya untuk tidak terpancing emosi. Dirga tersenyum simpul ke arah Emelly dan mengangguk, dibalas senyuman tulus dari Emelly. Kemudian, Emelly menghadap  semua yang berada disini, memilih mengacuhkan Alvin yang masih setia berdiri di samping kakaknya. Alvin pun menghembuskan nafas pasrah atas perlakuan Emelly barusan dan memilih untuk bersandar kembali di tembok dengan tangan ia masukkan didalam saku celananya.

"Keadaan Andra gimana?" tanya Emelly kepada Hazel yang berada paling dekat dengannya. Hazel yang awalnya ingin kembali duduk disamping Zahra pun mengurungkan niatnya karena Emelly mengajaknya berbicara.

"Masih ditangani dokter" jawab Hazel yang diangguki oleh yang lainnya. "Duduk yok Ly" ajak Hazel menggandeng tangan Emelly dan sedikit menariknya. Emelly menurut, Dirga mulai melepaskan pelukannya tadi, tapi ia tetap mengikuti Emelly karena infus yang dibawanya.

Tak lama setelah itu dokter yang memeriksa Andra pun keluar dan tentu saja langsung dihujani pertanyaan dari The Boys.

"Bagaimana keadaannya?"

"Apa dia baik-baik saja?"

"Apa dia selamat?"

"Pasien baik-baik saja, proses pengambilan peluru juga berjalan dengan lancar, mungkin proses penyembuhan yang sedikit memakan waktu, untuk saat ini pasien masih belum sadarkan diri karena obat bius yang saya berikan.." ucap dokter

"Terima kasih dokter" ucap Brayen tersenyum

"Baiklah saya permisi, masih ada pasien lain yang harus saya tangani" setelah dokter meninggalkan kerumunan, suster yang berada di dalam juga ikut keluar.

"Permisi, pasien harus segera dipindahkan, ingin dipindahkan dimana?" ucap suster tersebut sopan (harap dimaklumi ya, author gak tau gimana bahasa suster)

"Ruang VIP" ucap seseorang yang sedari tadi duduk di kursi tunggu, suster pun mengalihkan pandangan kepada seseorang yang berbicara. Setelah suster melihat siapa yang berbicara, suster menghampiri seseorang tersebut kemudian menunduk sembari berkata... "Nona Ceira, Tuan Muda Dirga".

"Atur ruangannya disamping ruanganku, oke?"

"Baik nona, saya permisi" setelahnya suster pun meninggalkan tempat tersebut

"Punya Pak Aditya" suara Chellsea yang menjawab wajah keingintahuan The Boys karena mereka menatap Emelly bingung. The Boys hanya ber 'oh' ria sambil manggut-manggut.

"Dek, balik yuk, infus kamu udah mau abis nih" ajak Dirga yang duduk disamping Emelly sambil melihat tempat cairan infus adiknya itu yang sebentar lagi habis. Emelly mengangguk, tanpa mengeluarkan suara karena Emelly merasa sedikit pusing. Mereka kemudian berdiri, baru saja ingin melangkah, tiba-tiba saja tubuh Emelly limbung dan jatuh. Emelly kehilangan kesadarannya.

"Elly"

"Eh awas jatuh"

"Maaak"

"Eh eh"

Dengan sigap Dirga menahan tubuh Emelly agar tidak sampai jatuh kebawah. Teman-teman Emelly langsung berjalan ke arah Emelly berniat membantu Dirga yang terlihat kesusahan karena satu tangannya masih harus membawa infus Emelly, dan yang satunya menahan tubuh Emelly.

"Kalian pegang ini, biar gue yang gendong dia" ucap Dirga. Tanpa basa basi Maura menerima infus yang diulurkan Dirga padanya. Kemudian Dirga menggendong Emelly ala brydal style.

'setelah ini jangan salahkan kakak kalau kakak akan lebih mengawasi kamu' batin Dirga.





🔮🔮🔮

Kritik dan Saran dari kalian sangat berarti buat author, beri vote juga biar author merasa dihargai sama readers. Maafkan author yang terkesan memaksa ya

Author sayang readers lup lup 

- TBC -

Lyandra ( H I A T U S) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang