1. Hai Siswi Baru

320 56 5
                                    


Tok....Tok....Tok

Suara pintu kamar Logi yang diketuk oleh Any membuat Logi sedikit terganggu pada tidurnya itu

"Shuuuut!!!!, Logi masih ngantuk ma!! Delapan Jam lagi dah Logi bangun" ucap Logi dari balik pintu yang terdengar sedikit serak.

" Delapan jam! delapan jam!, Itu mah udah telat sekolah! Bangun mama cingcang nih pake garpu" ancam Any.

"eshhh!! Iya nih bangun nih" kesal Logi lalu beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap untuk sekolah.

Sepuluh menit kemudian....

"Pagi ma" sapa hangat yang diberikan oleh Logi yang sudah duduk dimeja makan.

"Hmm, pagi anak mama yang kece badai. Bangun juga ternyata mama kira kagak bisa bangun lagi" balas Any yang tengah mengoleskan selai kacang keatas roti tawar milik Logi. "Nih ambil" ucap Any memberikan roti yang sudah diberi selain itu.

"Aduh mama makasih bat enak banget roti nya hmm enak" tersenyum dengan mulut penuh.

"Enak dari mana itu roti doang Logi" geram Any yang disambut cengiran Logi.

🌿🌿🌿

"PAPA!!! Pa?, cepat dong inikan udah mau telat, masa iya anak baru udah telat aja" Oceh Gika didepan pintu rumahnya sembari berdecak pinggang.

"Sabar" kata singkat keluar dari mulut Alref yang bersuara tegas.

"Gimana Gika mau sabar papa ku yang terganteng ngalahin Varel bramasta, ini itu udah jam setengah tujuh, ya kali Gika baru masuk udah kena hukum aja nanti- "belum selesai Gika berbicara suara wanita separuh baya memotong pembicaraan Gika.

"Mas?" sapanya kepada Alref

Gika memutar kedua bola matanya malas melihat wanita yang menurutnya mirip dengan film movie ibu kawe Rapunzel.

"Iya? Ada apa?" jawab Alref.

"Ini Resya minta dijemput di bandara, aku lagi gak bisa soalnya ada urusan sosialitas dicafe bentar lagi, mas bisakan jemput Resya Sekarang?" tuturnya yang menampilkan ekspresi wajah yang menurut Gika amat menjadikan.

"Hmm iya".

Seketika Gika melongo mendengar perkataan ayahnya itu bahwa dia mau menjemput saudara tirinya itu. Bagaimana bisa? Sedangkan dia harus berangkat dan diantar oleh ayahnya namun semua itu musnah ketika mak lampir itu datang.

"Yah tapi kan, papa ud-" lagi-lagi wanita itu memotong perkataan Gika.

"Makasih mas, ya udah aku pergi dulu" senangnya lalu pergi.

Gika mulai merasa mood nya berubah sembilan puluh sembilan derajat, ekspresinya berubah menjadi datar.

"Ayo Gika, kita pergi" ucap Alref sembari merapikan kemejanya.

"Gak usah! Gika naik Angkutan umum aja, jemput aja tu anak papa" ucapnya sedikit bernada getar lalu pergi.

"Tap-" belum sempat Alref berbicara Gika Sudah mencium pipi papanya itu lalu beranjak pergi menggunakan transportasi umum.

🌿🌿🌿

Brmm.....brmmmm.....

Suara motor sport berwarna merah berlas hitam yang berhasil membuat semua pasang mata menatap kagum.

LOGIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang