Happy reading 🌙
{*****}
Pagi harinya, keluarga Gika tengah menyantap sarapan pagi yang dibuat oleh bibi.
Cukup tenang, hanya suara piring yang beradu dengan sendok. Penampilan Alref dengan jas hitam berserta kemeja putih polos, mungkin ayahnya Gika ini akan ada rapat. Maya? Wanita itu selalu mempunyai kesibukan entah apa itu.
Resya mengambil tisu di depan Gika tak lupa mata Resya menatapnya dalam dari tadi, Gika menyadari hal itu.
"Gika? Lo tadi malam di antar pulang sama cowok? " tanya Resya sengaja memancing suasana.
Gika langsung dibuat tegang dengan pertanyaan Resya, Gika melirik Alref yang juga sudah menatap Gika dengan sedikit tajam.
"Anak kita udah besar ya mas, udah berani sama anak laki-laki" Maya ikut ikutan membuat suasana menjadi panas.
Mulut Alref mengunyah pelan sekarang sembari menatap Gika yang mengaduk-aduk makanannya dengan risau.
"Kalau gak salah siapa ya namanya?" jari telunjuk Resya berada di dagu seperti orang tengah berfikir. "Lo-Logi kan ya gik?".
Gika menelan makanannya kasar, melirik Alref dengan ekor matanya. Ayahnya itu sudah tidak tertarik dengan sarapan ini. Dia sudah mengambil tasnya dan hendak pergi, namun baru berapa langkah-.
"Tidak masalah, mereka sudah dewasa dan pasti sudah berfikir bijak" ucap Alref lalu pergi meninggalkan ketiga wanita itu.
Gika tercenga, sama halnya Maya dan Resya. Gika membalikkan badannya melihat sang papa yang berjalan keluar rumah. Itu papa?
Maya dan Resya menatap satu sama lain dengan geram. Bisa-bisanya Alref berkata seperti itu. Ini memalukan baginya, Gika kembali menatap kedua wanita di depannya dengan senyum kemenangan.
"Selamat menikmati sarapannya" ucap Gika kepada Maya dan Resya. Lalu pergi meninggalkan meja makan tersebut.
Brak!
"Belagu banget tu cewek!" geram Resya yang tadi memukul meja makan.
Maya mengelus pundak anaknya itu dengan tenang. "Resya..., ini baru di mulai tunggu saja."
Tangan wanita itu mengelus pipi Resya dengan lembut, membelai rambut gadis itu agar amarahnya mereda. Dan itu berhasil, walaupun nafas Resya masih memburu.
"sekarang kamu berangkat ke sekolah" suruh Maya dan Resya mengangguk.
Tangan gadis itu mengambil tasnya dengan kasar, langsung pergi meninggalkan Maya sendiri di ruang makan tersebut.
Maya menompang dagunya dengan kedua tangannya, sudut bibirnya tertarik "Resya, putri ku akan mendapatkan semua ini. Tunggu saja Resya, ibu mu ini akan memulai Permainannya".
{*****}
Logi, cowok dengan postur tinggi berkulit putih sudah berada di koridor kelas dari tadi. Menunggu sang korban yang tak kunjung datang.
Dan hinggalah matanya menangkap sang korban yang tengah berjalan sembari tanganya memegang kedua tali tas gendong berwarna kebiruan, gadis itu terlihat sedang dalam mode mood baik. Senyum yang lebar serta mata yang menggambarkan keceriaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOGIKA
Teen Fiction(Budidayakan vote dan coment agar author lebih semangat buat ceritanya) Perjalanan kisah seorang pria bernama Logi yang jatuh cinta dengan anak baru di kelasnya bernama Gika. Gika adalah tipe cewek yang cuek akan kondisi lingkungan, tapi semenjak m...