8. Abian Pratama

45 8 1
                                    

Happy reading 🌙

{*****}

"Gik? " seseorang menyebut nama Gika ketika baru saja keluar dari pintu gerbang sekolah.

Bian? Ya orang yang memanggil namanya walaupun dengan suara pelan, mata gadis itu sedikit terbelalak ketika melihat wajah Bian terdapat luka lebam.

"Bi-bian? Itu pipi lo kenapa?" khawatir Gika ingin menyentuh pipi Bian tetapi segan.

"Biasa namanya juga anak cowok, hal yang kayak gini udah wajar" ucap Bian.

"Tapi, lo serius tu gak papa. Biru loh" aneh, kenapa dirinya perhatian sama cowok satu ini?.

Bian tersenyum. "Senang deh gue, di perhatiin sama lo" Bian berkata jujur menatap dalam mata manik hitam Gika.

Dih, Gika berusaha biasa saja. Matanya berusaha untuk tidak melihat Bian yang tengah tersenyum.

"Dah, gue mau pulang" ucap Gika hendak pergi.

Bian langsung menahan lengan Gika saat gadis itu ingin menata langkah. Mata Gika menatap tangannya yang dicekal oleh Bian dengan lembut.

"Pulang bareng gue" pinta Bian.

Gika melepaskan cekalan Bian, lalu menggeleng kecil. Kalau dia pulang bersama Bian, bisa-bisa dia akan dalam masalah. Apalagi jika Resya melihat dirinya bersama cowok, mungkin gadis itu akan mengatakan hal yang aneh kepada Alref.

"Gue gak bisa, gue udah dijemput" Gika berusaha menolak dengan lembut.

Pasrah, Bian mengangguk paham. Padahal Bian beranggapan bahwa mungkin Gika yang akan bisa membuatnya lebih baik.

"Hmm, ya udah" ucap Bian sebaik mungkin.

Sebenarnya Gika merasa tidak enak, entahlah cowok di hadapannya ini yang tidak lama baru kenal dengannya membuat Gika merasa ada yang ganjal.

"Gue duluan yah, bye" Gika langsung
saja pergi meninggalkan Bian yang masih berdiri disana.

Setelah itu perlahan mobil hitam itu berjalan pergi meninggalkan halaman sekolah.

Bian menghela nafasnya, tangannya berada di kedua kantong celana. Menatap sekolah yang sudah mulai sepi itu.

Bian tersenyum remeh. "Masih sama seperti yang dulu, tapi beda cerita" ucap Bian menatap sekolah yang berdiri kokoh dihadapannya. Lanjut, dia ikut pergi meninggalkan halaman sekolah itu.

{*****} 

Gadis itu masih kepikiran oleh Bian, rasanya tidak tega meninggalkan Bian tadi. Ah bodoh! Kenapa dirinya ini begitu egois.

"Gika" Alref langsung masuk ke kamar Gika, melihat gadis itu belum mengganti seragamnya. "Kenapa tidak langsung mengganti pakaian mu?".

Dahi Gika bergelombang, dia sadar dirinya dari tadi memang sedikit tidak fokus, sampai sampai dia lupa mengganti pakaian.

"Gika lupa, ini mau Gika ganti" jawab Gika. "Ada apa pa?".

Tumben sang papa mau masuk ke dalam kamarnya, dan menegurnya. Bukannya beberapa hari ini Alref mendiamkan Gika entah apa sebabnya.

LOGIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang