Happy Reading 🌙
{*****}
Suasana kantin tidak lepas dari kata ramai, seluruh penghuni SMA N Tentram Jaya mengerumuni penjual disana. Termasuk Gika dan Nadin. Fanya? Ah gadis itu sudah pergi menaiki bus sekolah untuk keluar kota, ingat? Dia akan lomba karate.
"Sepi njir gak ada Fanya" Nadin terlihat sangat galau tanpa kehadiran temannya yang gila itu, gadis itu mengaduk-aduk makanannya tanpa mau dia makan.
Gika menompang dagu dengan kedua tangannya, sama halnya dia benar-benar bosan. Apalagi, Gika satu kelas dengan Fanya bahkan duduk berdua. Tidak ada yang mengganggunya ketika belajar sekarang.
"Sama din, sepi banget. Biasanya Fanya sering gangguin gue pas belajar dengan guru killer, sekarang mah enggak ada yang ganggu lagi" lirih Gika menatap makanannya yang masih utuh tidak di sentuh sama sekali.
Tiba-tiba sebuah tangan mengambil piring makanan Gika dari belakang, Gika terlonjak kaget sama halnya dengan Nadin. Saat mereka berdua kompak melihat ke arah belakang, seorang cowok ternyata.
"Gak di makan yah? Ya udah untuk gue aja..., mubazir juga" Cowok itu tertawa kecil dengan tampang tidak ada dosa sama sekali.
"ta-"
"Lo apa-apaan sih Neon! Ini kan punya Gika! Main ambil aja" potong Nadin merebut kembali piring dari tangan cowok tersebut Neon.
Mulut Gika membulat huruf 'o'. Pantas, seperti tidak asing, ternyata Neon salah satu sahabat Logi yang asal ke kantin duduk paling pojok.
"Ye! Dari pada kagak dimakan ya gak? Mending gue aja yang makan!" keluar sudah bahasa Neon.
"Ya tapi..., ini kan yang beli Gika bukan lo" masih sama Nadin mengotot dengan teman satu kelasnya itu.
Gika yang berada ditengah-tengah terkadang meringis mendengar teriakan dari satu persatu suara mereka.
Bahkan mereka sekarang sudah menjadi perhatian pusat. Teman-teman Neon? Mereka terkadang tertawa melihat Neon yang memang tidak mau kalah dengan cewek."Ya tapi ini kan yang beli Gika bukan lo~~" Neon meniru perkataan Nadin dengan meledek.
Nadin terdiam melihat ekspresi wajah Neon di hadapanya ini, benar-benar cowok gila!
"Udah!" Gika menghentikan perdebatan makanan ini. "Ambil aja, gue udah kenyang."
Nadin melotot tidak percaya, Neon? Tersenyum menang. Cowok itu mengangkat sedikit dagunya sombong dihadapan Nadin. Kamu kalah Nadin!
"Makasih gik" langsung Neon meninggalkan Kedua gadis itu dengan membawa piring milik Gika.
"Loh gik! Lo mah gitu, tu makanan belum lo sentuh sama sekali, ya ka-"
"Udah deh din, biarin aja. Gak penting berdebat sama mereka" potong Gika sudah capek mendengar omelan Nadin, alhasil Nadin menjadi bungkam.
Jam istirahat hampir usai, Gika berjalan lesuh melewati koridor kelas sendirian. Pasalnya, Nadin di panggil oleh guru. Ya, biasa Nadin salah satu siswi yang terkenal di SMA ini.
"Hey Gik?".
Seseorang menyapa Gika, Gika menoleh dan mendapatkan Akbar yang berdiri tinggi di sampingnya. Cowok itu tidak pernah berhenti tersenyum? Selalu saja Gika melihat cowok ini tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOGIKA
Jugendliteratur(Budidayakan vote dan coment agar author lebih semangat buat ceritanya) Perjalanan kisah seorang pria bernama Logi yang jatuh cinta dengan anak baru di kelasnya bernama Gika. Gika adalah tipe cewek yang cuek akan kondisi lingkungan, tapi semenjak m...