“Hyung … Apa Hyung baik-baik saja ?”
“Hyung baik-baik saja Hoshi-ah. Kau tidak perlu khawatir” Seongwoo tersenyum walau hatinya terasa sangat sakit
“Hiks Hyung maafkan Hoshi. Hoshi tidak bisa membantu Hyung …”
“Ssssttt kau tidak perlu menangis. Ayo sekarang kau kembali ke kamar mu sebelum Appa datang”
“Ba—baiklah Hyung. Hyung juga jangan menangis lagi ya”
Seongwoo tersenyum kepada adiknya sebelum adiknya menghilang di balik pintu kamarnya. Setelahnya Seongwoo segera mengunci pintu kamarnya dan menyembunyikan diri di balik selumit tebalnya. Dipasang nya earphone di kedua telinganya dengan volume keras.
Tak lama selimut tersebut terlihat bergetar dan ya Seongwoo memang menangis. Jika ditanya mengapa ia menangis sudah pasti karena ia merasa lelah. Lelah dan muak yang sudah tidak bisa lagi dia tolerir. Lelah karena terus-terusan harus menuruti keinginan Appa nya tanpa bisa ia interupsi.
Dia hanya ingin hidup bebas, layaknya anak remaja lain. Bermain bersama teman, mengerjakan sesuatu yang dia anggap menyenangkan, berusaha menggapai cita-cita yang dia inginkan. Bukan malah terkurung didalam kamar luas yang di penuhi buku-buku tebal yang memuakkan. Bukan terus berteman dengan buku dan pulpen.
“Hiks Eomma … Apa yang harus aku lakukan ? Aku takut, aku lelah. Tidak bisakah Appa sedikit mengerti ku hiks. Jika saja Eomma masih berada disini pasti semuanya tidak akan seperti ini. Eomma hiks aku sangat merindukanmu”
Tiba-tiba terdengar gedoran pintu yang sangat keras dari luar pintu kamarnya. Sangking kerasnya suara gedoran itu masih bisa terdengar walau Seongwoo sudah mengenakan earphone. Karena merasa takut, Seongwoo semakin membesarkan volume lagu yang ia dengarkan dan memeluk erat selimutnya.
Meringkuk ketakutan sembari menangis dan tanpa sadar Seongwoo tertidur dengan semua kesakitan dan ketakutannya.
***
Mentari pagi mulai memaksa masuk melewati celah jendela. Berusaha masuk dan menguasai kamar sederhana itu. Hingga akhirnya pria berbahu lebar itu berbaik hati membuka tirai jendela. Sontak cahaya matahari itu masuk dan mengusik pria manis yang sedang tertidur.
Seongwoo, yang masih tertidur mulai menyernyitkan dahi dan menggeliat. Merasa tidurnya terganggu karena cahaya silau tersebut. Perlahan di bukanya matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah Daniel yang sedang mondar-mandir.
“Hyung …” Panggil Seongwoo dengan suara serak, khas orang baru bangun tidur
“O—oh kau sudah bangun ?” Tanya Daniel kikuk
Seongwoo menganggukkan kepala sebagai jawaban, “Apa yang Hyung lakukan disini ?”
“Apa maksud mu ? Ini kan kamarku jadi ya aku berhak keluar masuk kesini kapanpun yang ku mau”
Dan si manis hanya menganggukkan kepala. Merasa malas untuk berdebat dengan pria ketus itu. Tiba-tiba pandangannya tertuju kepada makanan yang berada di atas meja disebelah tempat tidurnya.
“Hyung, apakah makanan itu untuk ku ?”
“Tentu tidak ! Itu adalah makananku. Kau masaklah sendiri, sudah bisa kan”
‘Teruskan Kang Daniel ! Mulut pedas mu itu memang tidak bisa kau jinakkan barang sedetik saja. Bagaimana mungkin kau menyuruh nya masak dengan tangan terluka seperti itu !?’ – Sisi baik Kang Daniel 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Loser - Ongniel [END]
FanfictionKisah tentang 2 manusia yang melarikan diri dari masalah. Berusaha untuk memberontak agar bisa hidup sesuai dengan naskah buatan mereka sendiri. Menganggap kehidupannya sangat buruk dan melelahkan. Yang dipertemukan dengan ketidaksengajaan. Perlahan...