15. Home (Not) Sweet Home

738 110 160
                                    

"Ongie Hyung!!!"



Hoshi langsung memeluk tubuh ramping Seongwoo saat melihat In Guk muncul di pintu bersama dengan Hyung yang sangat ia rindukan. Seongwoo, yang masih merasa terluka, tetap berusaha membalas pelukan sang adik disertai dengan senyum tulusnya.



"Aku sangat merindukan Hyung..."

"Hyung juga." lirihnya dengan suara serak, sangat kentara bahwa ia baru aaja menangis.

Hoshi melepaskan pelukannya, "Hyung baik-baik saja?"

"Hyung-"

"Hoshi-ah, biarkan Hyung mu beristirahat di kamarnya. Ia pasti lelah."





In Guk langsung memotong ucapan Seongwoo dan setelahnya ia menatap Seongwoo dengan intens. Berusaha memberi kode kepada anak sulungnya untuk menuruti perintahnya. Seongwoo tersenyum kepada Hoshi, mengelus kepala sang adik, lalu masuk ke kamarnya.

Sejenak ia terdiam. Jujur, ia sangat merindukan ruangan ini. Kamar dimana terdapat banyak memori, entah memori baik maupun buruk. Aromanya masih sama, aroma melon khas parfum kesukaannya bercampur dengan harum tubuh sang Eomma yang tertinggal pada beberapa pakaian milik wanita cantik itu. Sedari kecil, Seongwoo memang sangat suka menyimpan pakaian Eomma nya di kamar. Hal itu selalu berhasil membuatnya nyaman.

Di langkahkan kakinya menuju meja belajarnya. Di sana terdapat sebuah figura yang berisikan foto dirinya dengan seorang wanita cantik, di kala ia berusia 7 tahun. Tangannya tergerak untuk menyentuh permukaan figura yang sudah mulai berdebu.




"Eomma, apa yang harus aku lakukan hiks. Aku meninggalkan Niel Hyung begitu saja hiks a-aku meninggalkannya Eomma."




Seongwoo kembali menangis kala dirinya mengingat tentang Daniel. Lelaki itu, entah bagaimana kondisinya sekarang. Seongwoo terlalu takut untuk berharap, takut bahwa kenyataan akan kembali menyakitinya.

Ia tak tahu bagaimana ia bertahan ke depannya. Ia tak tahu alasan apa lagi yang bisa menahannya untuk tetap bertahan.

Tak ada lagi anak-anak basecamp yang akan bertingkah konyol demi membuatnya tertawa dan yang selalu melindunginya. Tak ada lagi Youngmin dan Jungkook yang akan menemaninya bermain.

Tak ada lagi Daniel yang akan menghiburnya di kala ia sedih. Tak ada lagi Daniel yang selalu berusaha membuatnya berpikir bahwa ia berharga. Tak ada lagi Daniel, si lelaki menyebalkan yang berhasil membuat Seongwoo merasakan cinta.

Tak ada lagi. Semuanya tak ada di sini, bersama dengannya.




***




"Hyung, bangun..."




Hoshi menatap sang kakak dengan khawatir. Kamarnya yang berada tepat di depan kamar Seongwoo, sedikit banyak membuatnya  bisa mendengar suara tangisan Seongwoo tadi malam. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi di hari minggu ini, tetapi Seongwoo belum juga bangun.

Hoshi sangat mengkhawatirkan Seongwoo. Ia tahu, Seongwoo sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja, terbukti dengan suaranya yang serak dan matanya yang bengkak. Namun karena keberadaan In Guk, ia tak berani bertanya lebih jauh.

Padahal banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya. Mengapa Seongwoo harus kabur dan meninggalkannya? Kemana dia selama ini? Dengan siapa ia tinggal dan apa pekerjaannya? Apa saja yang terjadi padanya selama setahun lebih ini?

Kembali Hoshi mencoba membangunkan Seongwoo yang tertidur di meja belajarnya. Hoshi yakin, saat terbangun nanti, sekujur tubuh Seongwoo pasti akan terasa sakit dan pegal.



Loser - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang