28. Kenangan

547 85 51
                                    

Ruangan ini masih sama.

Aroma dan segala perlengkapan di dalamnya juga masih sama. Membuat kenangan beberapa tahun yang lalu kembali terputar di ingatan Seongwoo. Seketika ujung bibir tipis itu tertarik ke atas dengan sendirinya.

Ya, ini adalah rumah lama Daniel.

Seongwoo pikir ia tidak akan pernah bisa  lagi kembali ke tempat ini. Nyatanya, di sini lah sekarang ia berada. Tanpa permisi, air matanya mengalir membasahi pipinya.

Perasaannya tak karuan. Bahagia karena bisa kembali merasakan kenangan itu. Juga ada perasaan terharu karena ternyata Kwangmin dan Youngmin lah yang berusaha keras untuk membeli rumah itu.

Mereka mengatakan bahwa mereka percaya jika suatu saat nanti Daniel dan Seongwoo pasti akan kembali lagi. Makanya si kembar dan anak-anak yang lain berusaha mengumpulkan uang untuk membeli tempat itu.

"Hey kenapa kau menangis?" Seongwoo buru-buru menghapus air matanya saat Daniel masuk ke kamar.

"Aku tidak menangis."

"Jangan berbohong padaku Ongie. Kenapa kau menangis, hm?"

"Aku hanya bahagia karena bisa kembali ke tempat ini. Dan juga aku... aku merasa terharu karena Jo twins hyung dan anak-anak yang lain berusaha keras untuk membeli rumah ini hiks."

Air mata itu semakin deras. Membuat Daniel membawanya ke dalam sebuah pelukan. Tangis Seongwoo malah semakin menjadi. Anak itu memang memiliki sifat yang sensitif. Ia akan menangis saat merasa orang lain peduli padanya.

Seongwoo masih terus menangis. Dihadapkan dengan kelembutan Daniel seperti ini entah mengapa membuatnya lemah. Yang berujung dengan menumpahkan segala emosinya.

10 menit berlalu. Daniel kini tak lagi mendengar suara tangisan kekasihnya. Ia melirik ke bawah, ke arah Seongwoo yang sedang bersandar di dadanya. Ah sudah tidur ternyata. Pantas saja tak bersuara sama sekali.

Dengan hati-hati ia membaringkan tubuh Seongwoo. Diusapnya keringat yang membasahi dahi mulus itu lalu mengecupnya. Setelahnya ia bangkit dan keluar dari kamar. Membiarkan Seongwoo untuk tidur dengan nyaman.

"Dimana Ongie?" Tanya Youngmin yang menunggu di ruang tamu.

"Sudah tidur, sepertinya kelelahan."

Youngmin mengangguk pelan, "Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik. Hyung sendiri bagaimana?"

"Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja. Oh ya bagaimana kalian bisa kembali ke sini?"

Daniel menyamankan posisi duduknya lalu menceritakan kisahnya. Mulai dari ia dan Seongwoo yang dipaksa pulang ke rumah, saat mereka berbaikan dengan orangtua mereka, bagaimana mereka bisa kembali bertemu hingga bisa kembali ke kota itu.

"Appa ku dan Appa Ongie juga menitip salam dan permintaan maaf atas sikapnya dulu."

"Mereka tak perlu meminta maaf. Kami semua tahu, mereka hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Dan lihatlah kalian sekarang. Ongie berhasil mewujudkan cita-citanya dan kau sudah berhasil menjadi seorang direktur muda. Ya walaupun aku tahu awalnya kau pasti tidak mau." Kwangmin mengakhiri ucapannya dengan tertawa.

"Haha kau kan tahu sendiri hyung apa mimpi ku sejak dulu."

"Jadi setelah kembali ke Seoul, apa kau melupakan hobimu?" Kini giliran Ilhoon yang bertanya.

"Aku tidak lupa, sama sekali tidak. Tapi aku tidak bisa dan tak memiliki waktu. Dulu aku kuliah di luar negeri dan saat kembali ke Seoul aku langsung mengurus perusahaan Appa."

Loser - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang