KenNay || Bagian Delapan✔

700 39 0
                                    

Happy reading!

"Gak Ken! Gue mau sekolah! Gue udah sembuh, lo gak usah lebay deh!" Ujar seorang gadis sambil bersedekap dada, menatap lawan bicaranya dengan tajam.

"Lo kalo dibilangin nurut dong Nay! Lo itu masih sakit, badan lo tuh..tuh..tuh kan, masih panas!" Sahut laki-laki yang tak lain adalah Ken itu menimpali.

"Mendingan lo tidur deh, jangan bandel!" Lanjutnya

Naya menggeleng tegas, membantah dengan kuat ucapan Ken.

"Terserah gue dong Ken, pokoknya gue mau sekolah titik. Gak mau tau......." Teriaknya nyaring.

"Ken ayo Ken!" Tak menyerah, Naya yang notabennya adalah gadis yang sangat keras kepala terus saja membujuk Ken yang juga sama keras kepalanya. Tak sampai disitu, gadis itu sekarang justru melemparkan bantal berbentuk donat miliknya kearah Ken dengan kesal.

"NAYA!" Bentak Ken kelepasan.

"Lo gak usah kekanak-kanakan deh, pentingin diri lo sendiri! Kesehatan lo lebih penting dari segalanya! Gue, nyokap, bokap lo juga ngelakuin ini demi kebaikan lo! Jangan jadi egois!" Lanjutnya tajam. Laki-laki itu telah tersulut emosi.

Naya mematung, namun tak ayal malakukan pembelaan. "Kok lo bentak-bentak gue sih, Ken? Ini kan hidup gue kenapa lo harus selalu ikut campur?"

Ken kembali menatap Naya tak percaya. Ikut campur, katanya. "Terserah lo." Jawabnyadan segera keluar dari kamar Naya sambil membanting pintu.

Naya menatap nanar punggung Ken yang mulai menjauh. "Lo emang selalu ikut campur, Ken." Naya, gadis itu meremang. Matanya mulai memanas. Namun satu detik kemudian tatapannya berubah, menjadi ceria. "Bodoamat, ini hidup gue." Ujarnya sebelum mengambil tas dan melangkah keluar dari kamar bernuansa biru miliknya.

***

"Wetss..kenapa lo bro? Diem-diem bae!" Suara menggelegar terdengar jelas di telinga Ken. Siapa lagi jika bukan dua manusia aneh yang selalu merecoki hidupnya. Bayu dan Dylan.

"Iya, napa lo bro? Ayam tetangga nyelingkuhin lo?" Sambar Dylan sambil ikut duduk disebelah Ken dan tanpa tahu malu menyeruput minuman diatas meja kantin.

Memang sesampainya di sekolah Ken tak langsung memasuki kelas, melainkan duduk dimeja kantin sambil meneguk segelas minuman. "Bacod!" Jawabnya sarkatis.

"Eh...bentar-bentar, kaya ada yang kurang nih." Ucap Bayu tiba-tiba

"Hidup lo emang banyak kurangnya!" Jawab Dylan sinis.

"Edah! Mulut lo Lan!"

"Tapi bener, gue merasa ada yang kurang."

"Apaan dah." Jawab Dylan malas.

"Princes kita! Naya! Iya Naya! Kemana dah tuh bocah coba? Biasanya kan lengket banget sama nih curut satu."

"Bener juga ya." Sahut Dylan membenarkan ucapan Bayu.

"Gue mencium aroma-aroma pertengkaran rumah tangga." Bayu mendekat ke arah Ken, sambil berlaga mengendus-endus sesuatu.

"Anjay! Lo udah mirip babi aja, Bay!" Sambar Dylan yang kini tengah tertawa menatap tingkah aneh sahabatnya.

"Kurang ajar ya lo! Gue ini cucunya cenayang. Jadi gue bisa tahu apa yang sedang terjadi." Jawabnya sok mantap.

KenNay ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang