KenNay || Bagian Enam✔

763 40 0
                                    

Happy Reading

***

Sore hari ini cuaca cukup mendung, awan tidak sebiru biasanya. Mungkin awan sedang murung.

Selepas berkumpul di parkiran tadi, mereka memang berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.

Seperti sekarang, dengan Ken yang membonceng Naya di belakangnya dan Naya yang memeluk erat tubuh Ken agar tidak terjatuh.

"Mau makan dulu?" Tanya Ken setengah berteriak karena memang suara derung motor miliknya yang terdengar cukup keras sehingga harus berteriak. Naya menggeleng di punggung Ken.

"Gak, mau makan di rumah aja." Jawab Naya mengikuti jejak Ken berteriak. Ken mengangguk patuh, kemudian suasana hening menyertai mereka.

Langit semakin mendung, bahkan angin pun ikut bertiup kencang. Tetes demi tetes bulir hujan mulai turun, mengguyur jalanan.

"Yah...Ken, hujan."

"Iya Nay, kita neduh dulu ya! Hujannya tambah deres." Ucap Ken yang langsung diangguki oleh Naya.

Disebuah halte kecil pinggir jalan mereka meneduh. Suasana sangat sepi, padahal hari masih sore.

"Duh, pake hujan segala lagi." Keluh Naya yang merasa kesal karena harus basah akibat hujan.

Gadis itu mendudukan tubuhnya di kursi panjang yang tersedia di halte tersebut, disusul Ken yang baru saja datang ikut duduk di sebelah Naya.

"Kayanya bakalan lama, hujannya deres banget." Jawab Ken menatap ke arah Naya.

"Gimana dong? Kita gak bisa pulang."

"Santai aja kali! Kita gak akan mati di sini Nay." Naya mengangguk. Gadis itu menggosokan telapak tangannya kemudian menempelkannya ke pipi.

"Dingin?" Tanya Ken pada Naya.

"Ya iyalah bego, menurut lo?"

"Elah, nge-gas amat lo." Naya mendengus, rasa dingin semakin menjalar di tubuhnya.

Ken yang melihat sahabatnya tersebut kedinginan tak tega. Laki-laki itu melepaskan jaket yang sempat ia kenakan di sekolah tadi, kemudian memakaikannya ke tubuh mungil Naya.

"Pake nih, nanti lo sakit bisa di cancang gue sama bapak Mario Yang Terhormat."

Naya mengangguk senang, gadis itu melebarkan senyum bahagianya. "Lo itu emang paling peka Ken."

"Ngalus kalo ada maunya aja lo, basi tai kuda."

"Oh, lo gak ikhlas nih? Yaudah nih gue kembaliin, gak butuh!" Rajuk Naya sambil meleparkan jaket tersebut ke arah Ken dengan kasar.

"Ikhlas gue, ikhlas lahir batin malah. Nih pake! Gak usah ngambek, buruan ntar lo sakit!" Naya menarik kembali jaket tersebut dengan kasar, kemudian mengenakannya.

Sudah hampir setengah jam mereka berdua duduk menunggu hujan reda, namun masih masa tak ada perubahan.

"Kalo hujan gini, gue jadi inget dulu kita selalu main hujan bareng di depan rumah gue, Ken." Celetuk Naya tiba-tiba menghilangkan suasana hening. Ken mengangguk, laki-laki itu tertawa kecil.

"Dulu kita masih kecil banget, gak kerasa udah gede aja." Naya ikut tertawa mendengar ucapan Ken.

"Lo inget gak waktu itu kita main hujan, terus lo ajak gue lari. Tapi dasarnya gue dari kecil gak suka lari jadi lo tarik gue." Ken mengangguk. Mengingat kembali kejadian duabelas tahun yang lalu. Saat usia mereka baru menginjak lima tahun.

Flassback On

"Ayo Nay lari! Enak banget hujan-hujanan sambil lari." Ajak seorang laki-kecil yang tengah asik bermain hujan.

"Ih...Ken tungguin Nay dong. Nay kan susah larinya, Nay capek kalo lari-lari." Jawab seorang gadis kecil dengan pipi bulat bak bakpao.

"Ayo aku tarik, biar Nay bisa lari juga." Mereka nampak bahagia, tersenyum sumpingah menikmati hujan sore itu.

Mereka adalah Ken kecil dan Naya kecil. Kala itu umur mereka baru menginjak lima tahun.

Flassback Off

Mereka tertawa mengingat moment-moment lucu itu. Sangat menyenangkan rasanya.

"Waktu gue tarik, kita lari-larian bareng. Dan besoknya lo sakit."

"Ah iya gue inget, terus lo nangis gara-gara gue gak bisa nemenin lo main layangan dulu, haha." Jawab Naya sambil tertawa kecil. Ken mengangguk malu mengingat kejadian tersebut.

"Seneng banget rasanya dulu main hujan." Naya berdiri, menangkap tetes hujan ditangannya.

"Ken, kayanya ini bakal sampe malem deh hujannya. Kita terobos aja deh hujannya. Gue laper, mau makan." Keluh Naya dengan wajah memelas. Terlihat dari tampangnya Naya memang sudah pucat, bibirnya pun sudah biru karena kedinginan.

"Tapi masih hujan Nay, gue gak mau lo sakit."

Naya memang gampang sakit, selain malas makan gadis itu juga sangat rapuh. Yang sedikit-sedikit sakit. Tapi karena tingkahnya yang hiperaktif banyak yang mengira Naya itu kuat.

"Ken.." Rengeknya.

Ken menghea nafasnya gusar, kemudian bangkit dan menarik tangan Naya untuk bangkit. "Benerin jaketnya, biar gak dingin." Naya mengangguk, menyetujui perintah Ken barusan.

Baru selanhkah Ken berjalan Naya mencekal tangannya. "Kenapa? Lo berubah pikiran?"

"Kalo jaketnya gue pake, terus nanti lo pake apa?" Tanya Naya. Karena memang Ken hanya mengenakan kaos putih polos serta celana sekolah yang melekat pada tubuh atletisnya.

"Gampang. Yang penting lo dulu." Naya merasa terharu dengan ucapan Ken barusan. Laki-laki itu benar-benar menjaganya. Naya berhambur ke pelukan Ken, melingkari pinggang laki-laki itu dengan erat.

"Makasih ya Ken, Ken udah baik sama Nay."

Ken tersenyum, kemudian mengacak rambut Naya dengan gemas. Naya-nya ini memang bisa menggemaskan di waktu yang tidak tepat.

"Lo gak perlu makasih, udah tugas gue jagain lo. Sekarang lepas dulu, kita pulang mumpung hujannya udah gak terlalu deres." Naya mengangguk, gadis itu melepas pelukannya. Mereka berjalan dengan Ken yang menutupi kepala Naya menggunakan telapak tangannya yang lebar.

Setelah memakai helm keduanya bergegas menaiki motor besar milik Ken. Laki-laki tersebut menyalakan mesin motornya, dan tak lama motor besar miliknya membelas jalanan ibu kota sore ini.

"Kalo masing dingin, peluk lagi aja." Perintah Ken pada Naya. Gadis itu segera melingkarkan tangannya di pinggang kokoh milik laki-laki di depannya. Gadis itu tersenyum, merasa hangat karena perlakuan Ken yang manis.











Hehe
aku Up lagi yes.
Gimana part ini? Suka gak? Jangan lupa kasih vote dan komennya oke😙
btw, sorry lama ya beb:v

KenNay ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang