KenNay || Bagian Sembilan✔

738 32 1
                                    

Rasanya kaki gadis itu melemas, gugup, wajahnya bahkan pucat pasi. Mungkin juga karena efek dirinya yang belum sembuh total. Hingga akhirnya.

"NAYA!" Suara dari belakang mengintrupsi.

-------------------------------

Tubuh Naya ambruk, Ken yang memang melihat kejadian tersebut berlari menghampiri Naya dengan tergesa-gesa. Tak memerdulikan tatapan para siswa, laki-laki tampan itu bergegas membopong tubuh Naya dalam gendongannya dan beranjak menuju UKS.

Wajahnya benar-benar menampakan kekhawatiran yang mendalam. Bahkan kini tubuhnya bergetar hebat karena gugup dan takut Naya-nya akan kenapa-napa. Keringat bercucuran membanjiri pelipisnya yang mulus.

"Bertahan Nay." Lirihnya

Sesampainya di UKS Ken merebahkan tubuh Naya dengan hati-hati diranjang UKS. Seakan tubuh Naya benar-benar rapuh, yang jika tidak hati-hati akan hancur lebur.

"KENAPA MASIH DIEM AJA? GAK LIAT ADA ORANG SAKIT DISINI!" Gertak Ken pada kedua siswa penjaga UKS.

Kedua siswa perempuan tersebut langsung berlari memberikan pertolongan pertama pada Naya. Benar kata orang, Ken akan berubah menjadi iblis bila menyangkut tentang Naya. Gadis yang selama ini ia jaga.

Seorang dokter muda berparas ayu memasuki ruangan UKS. Menghampiri Naya yang masih enggan untuk membuka matanya yang cantik itu.

Bergegas dengan alat-alat yang Ken tidak tahu fungsi khususnya dokter perempuan yang kerap kali di sapa dengan panggilan 'Dokter Ann' itu memeriksa Naya dengan teliti.

"Gimana dok? Naya gak pa-pa kan dok?" Tanya Ken beruntun. Tak memberikan jeda pada Dokter Ann untuk berbicara terlebih dahulu.

"Siapa nama pasien?" Bukannya menjawab dokter Ann justru kembali bertanya sambil menulis resep diatas kertas, yang membuat Ken justru semakin penasaran bercampur khawatir yang justru lebih mendominasi.

"Naya. Denaya dok." Jawab Ken gugup.

Dokter Ann mengulas senyuman manis, seakan tertarik dengan kekhawatiran laki-laki tampan didepannya. "Naya tidak kenapa-napa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Naya hanya kecapean, sebentar lagi pasti pulih." Jawab Ann membuat Ken dapat sedikit bernafas dengan lega.

"Naya punya anemia?" Tanya dokter Ann lagi. Yang diangguki dengan mantap oleh Ken.

"Sudah saya tuliskan resep obat untuk mengatasi anemianya. Nanti di tebus ya. Saya permisi." Ucapnya kemudian keluar dari ruang kesehatan sekolah tersebut.

Menunggu Naya untuk bangun dari pinsannya, Ken memutuskan untuk duduk di kursi sebelah ranjang UKS. Menatap penuh penyesalan pada gadis yang tertidur cantik di sebelahnya. Rasa bersalah menghantui laki-laki itu. Andai saja Ken sempat mencegah gadia itu berangkat ke sekolah. Andai saja Ken dapat mengalahkan egonya dan ego Naya. Namun yang namanya Naya, si pisces yang harusnya lemah lembut malah justru keras kepala. Mengalahkan keras kepalanya si taurus.

"eughh...."

Naya melengguh, membuat Ken langsung bediri dari duduknya. "Nay.."

"Ken..." Rengeknya dengan mata yang berkaca-kaca. Sekarang jiwa piscesnya mulai keluar. Menjadi Naya yang sejatinya memang mudah menangis.

KenNay ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang