KenNay || Bagian Sebelas✔

543 31 1
                                    

Happy Reading

***

07.00 pagi

Pagi ini di kediaman Keluarga Mario tengah diselimuti dengan keriburan yang terjadi akibat gadis cantik yang tak lain adalah putrinya sendiri. Naya.

"Mama, kaos kaki Naya ada di mana?"

"Mama, ambilkan tas Naya dong!"

"Mama sepatu yang kemarin baru dibeli di mana?"

"Mam..."

"Naya! Naya hey stop beby! Mama pusing dengerin ocehan kamu. Siapa suruh kamu dibangunin susah." Omel Eveline.

"Mama dari pada omelin Naya mending bantuin deh!" Gerutunya sebal.

"Hay Gilrs, udah ya mending sekarang kita sarapan." Lerai Mario yang muncul dari arah tangga sambil menenteng tas kerjanya. Pria berkepala empat itu lama-lama mulai jengah dengan dua bidadari yang hidup di rumahnya itu.

Setelah berkutat cukup lama dengan persiapan ke sekolah akhirnya gadis itu selesai dan berjalan terburu-buru ke arah meja makan.

"Duduk dulu dong, Nay! Kamu ini." Saran Mario.

"Gak sempet, Pah! Pasti ken udah nunggu lama di depan." Jawabnya sambil mengapit satu tumpuk roti di tangannya.

"Yaudah hati-hati ya sayang! Bilangi sama Ken jangan ngebut-ngebut. Kamu lecet Bapak Mario Yang Terhormat bisa ngamuk." Ledek Evelyn kearah sang suami.

"Iya-iya bye semua." Tutupnya sambil berlari kearah pintu.

Nampaklah seorang laki-laki tampan yang tak lain adalah Ken, tengah tenang duduk di motor besarnya. Sama seperti hari-hari sebelumnya cowok beralis tebal itu selalu stand by menunggu Naya di depan rumah gadis manja itu.

"Ayo Ken. Gue udah siap." Titahnya sambil menaiki motor besar Ken.

Meskipun lama menunggu tak pernah satu kali pun Ken mengeluh. Lantaran kebiasaan Naya yang sulit dibangunkan telah ia hafal semenjal kecil.

"Pegangan, gue mau ngebut ngalahin ninja warior." Naya dengan senang hati melingkarkan tangannya kepinggang Ken sebelum akhirnya gadis itu bertanya dengan suara lantang agar tetap terdengar di hiruk pikuk Ibukota pagi ini.

"Emangnya ninja warior naik motor ya, Ken? Setau gue mereka sukanya lari-larian kaya film India." Tanya polos.

Sepertinya Ken lupa memberi tahu bahwa gadis dengan kuncir kuda di belakangnya ini memang sedikit bego. Sampai hal sekecil dan sedetail ini di tanyakan.

"Iyain aja kali biar cepet."

"Yeee dasar sarap."

"Siapa?" Tanya Ken dari balik helm fullface nya.

"Lo lah bego."

"Yang nanya hahahh." Lanjutnya sambil tertawa. Motornya sedikit oleng karena gerakan yang tak semestinya ia lakukan.

"Eh buset Ken! Gue masih mau hidup ya lo bawa motornya yang bener dong." Celetuk Naya yang merasa kaget.

Ken tetap tertawa meskipun suara yang di hasilkan dan gerakan yang dilakukan tak separah tadi. "Tenang aja ninja kawasaki gue aman terkendali." Tuturnya tenang.

"Aman terkendali nenek lo goyang!"

"Goyang dimana? Ranjang? Yok sekarang." Jawabnya nyeleneh.

Kan, harusnya Naya yang bilang Ken itu bego. Terbukti kan otaknya butuh tambalan. Bolong sana sini dan gak tercuci lagi.

"Kenzieo mending lo diem deh, gue tampok nih bibir lo." Ujar Naya teriak.

Di tengah ramainya jalanan mereka justru bertengkar dan adu mulut. Good, pintar sekali.

"Tampok pake bibir lo gue mau." Jawab Ken menyeringai.

Buukkk

Nahlo, mampus.

Dengan tidak sabaran Naya benar-benar memukul Ken menggunakan tasnya. Kebetulan motor Ken telah berhenti tepat di sekolah mereka.

"Nay! Nayaa! Kok gue ditinggalin sih katanya mau nampok bibir gue pake bibir lo? Ah, gak asik lo Nay!" Teriak Ken lantang yang sontak saja membuat seisi parkiran menatapnya.

"Dasar Ken sableng. Awas aja lo Ken!" Gerutu Naya sambil melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Hahaha Naya..Naya..suka mau aja gue bego-begoin."

***

Kringgg....

Bel pelajaran pertama terdengar nyaring di penjuru sekolah. Murid-murid berhamburan memasuki kelas.

Dikelas Ken suasana benar-benar tenang setelah bu Ambar guru fisika mereka datang. Bu Ambar memang terkenal dengan amukannya yang melebihi amukan kepala sekolah.

"Sekarang kalian buka buku pak.."

Tok tok tok

Pintu diketuk, setelahnya muncul wali kelas mereka bersama seorang gadis cantik yang diduga sebagai murid baru.

"Permisi Bu Ambar, saya meminta izin mengganggu waktu belajarnya. Anak-anak perkenalkan ini murid baru yang akan ditempatkan di kelas ini." Ucap Bu Meka, sang walikelas.

"Silahkan perkenalkan diri kamu." Lanjutnya.

"Hay guys. Kenalin nama Gue Renata Keyla Bramantyo. Kalian bisa panggil gue Rena atau nata. Gue pindahana dari Bali. Semoga kita bisa berteman. Terimakasih." Ujarnya mengenalkan diri.

Suasana kembali riuh, banyak desas-desus yang terdengar.

"Alamat?" Tanya Bayu lantang

"Ngapa lo nanyain alamat segala? Mau jadi driver dadakan?" Celetuk Dylan yang sukses menarik gelak tawa seluruh kelas.

"Heh sableng enak aja mulut lo ya kalo njeplak. Lancar aja gitu kaya jalan tol. Ya mau bawa rombongan keluarga besar ngelamar lah." Jawab Bayu lantang.

"Ealah Bayu, pipis belum bener aja udah mau sok ngelamar anak orang." Ujar Bu Ambar yang lagi membuat seisi kelas tertawa renyah.

Damn it!

"Sudah-sudah. Kenalannya nanti lagi. Renata kamu bisa duduk di bangku kosong sebelah Ken. Ken boleh kamu angkat tangan?" Perintah Bu Meka

Renata berjalan menuju bangku sebelah Ken, dan tersenyum manis menyapa Ken.

"Renata." Sapanya mengulurkan tangan.

"Ken." Jawab Ken membalas uluran tangan Renata.

Pelajaran kembali di mulai tenang.

"Ganteng." Batin Renata










Hello?
Masih #dirumahaja kan?
Jangan lupa vote dan komen.


KenNay ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang