part - 17

23.9K 549 8
                                    

"jadi bagaimana?"

"dia tidak apa-apa! Hanya nyeri sesaat,nanti juga baikan"

"serius,tapi dia tampak kesakitan!" keluhnya.

"itu wajar baginya,karena ini hari pertama menstruasinya."

"oh begitu" kata vano sambil menghela napas lega.

"baiklah. Jika begitu saya pamit undur diri saja" pamit dokter itu.

"baiklah. Terimakasih.

Setelah dokter itu pamit dan pergi meninggalkan mereka. Vano pun mendekati rachel membantu rachel untuk berdiri.

"hati hati" ucapnya sambil membantu rache bersandar di punggung ranjang.

"sudah kubilang aku tidak apa-apa! Kau terlalu berlebihan bukan" keluhku padanya karena menurutnya memang berlebihan.

Hei,dia memang hanya mestruasi saja,tidak perlu memanggil dokter segala bukan?.

"memangnya salah jika aku perhatian padamu!" ucap vano menohok pada rachel,membuat rachel terdiam kaku.

"jika aku diam saja tidak melakukan apa-apa, kau akan mengatakan jika aku tidak peka, lalu jika aku memberikan perhatian padamu tapi terkesan berlebihan padamu?" jawabnya dengan  menyunggingkan bibirnya miris dan mengalihkan pandangan.

"apa kau tidak bekerj-"

"tidak,aku dirumah saja bersamamu,lagipula aku sudah terlanjur bilang jika aku libur"

Perkataan vano membuat rachel merasa tidak enak. Rachel bermaksud seperti itu padanya.

"ttidak baik bukan menyerahkan tanggung jaw-"

"kau juga tanggung jawabku bukan?" potong vano.

Benar juga apa yang dikatakan. Sepertinya ia salah bicara lagi. Harus bagaimana ini??.

Oh tuhan,dia sudah kehabisan kata-kata untuk membuat vano meninggalkannya. Tapi yang ada dia malah merasa tidak enak padanya. Dia merasa bersalah.

"rachel..."

Merasa namanya dipanggil ,ia segera menatapnya.

"maaf, aku meninggalkan mu kemarin malam"

Oh

Terdengar lembut dan sesal. Namun entah kenapa setiap kata yang terucap dari bibir vano selalu terdengar tulus.

"oh itu,tidak apa-apa!" berpaling ke arah televisi untuk memecah tautan tatap dirinya.

Dua detik,tiga detik,rachel tidak bisa menutupi rasa penasaranya.

"kenapa mendadak,dan tidak pernah bicara padaku soal itu?" tanya rachel membuat vano menegang.

"maaf,aku belum sempat bicara padamu,tapi ku tegaskan jika mungkin kau harus terbiasa dengan itu,karena itu resiko pekerjaanku. Jadi kau harus bisa menyesuaikan"

Rachel pun menerima jawaban vano. Kepalanya ber 'oh' ria. Menanggapi jawaban itu.

Semakin kesini sifat rachel mulai bisa dipahami oleh vano. Gadis ini memang cenderung tidak peduli banyak hal. Dan vano sedikit bersyukur jika rachel bisa menerima konsekuensinya.

Rachel hampir tenggelam seutuhnya pada program acara komedi itu.

"kau pasti panik ya,ketika aku bilang jika tidak pulang dalam beberapa hari?" ucap vano

"aku tidak panik" elaknya tanpa melirik sumber suara.

Suara rachel cenderung tinggi dengan intonasi kesal,membuat vano menolehkan kepalanya lagi.

My Husband is PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang