Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❝i like you, word's i won't ever hear from you ❞
siapa yang sangka kalau ketua klub sains yang super jenius adalah seorang berandalan? awalnya, semua orang berpandangan seperti itu jika nama "mark lee" terlintas dalam benak mereka.
sama halnya dengan haechan. haechan tidak akan pernah menyangka anak yang kelihatannya polos dan hidupnya serba berkaitan dengan hal-hal monoton—ternyata adalah seorang pemberontak.
satu hal lagi yang membuat haechan super terkejut. perihal perasaan mark kepada dirinya.
"aku benar-benar menyukaimu, chan. i'm serious about this."
sial! haechan kan jadi tidak fokus jalannya! untung saja hari sudah malam dan gelap, sehingga mark tidak akan bisa melihat rona di pipinya.
"h-hah? a-aku tidak tau mesti berbuat apa..."
demi dewa! pikiran haechan benar-benar runyam sekarang. ucapan mark barusan sukses membuatnya gundah gulana.
mark tersenyum kecil. ia tau haechan masih terkejut dengan pernyataan cintanya yang terkesan—mendadak? mark bisa memaklumi hal itu. salahnya sendiri kenapa ia tidak memikirkan persiapan dulu sebelum menyatakan cintanya.
"aku tunggu sampai kau siap, chan. omong-omong kau ingin kembali ke rumah chenle?"
haechan menggeleng. "aku ingin ke rumahmu."
kedua alis mark bertaut. "untuk apa?"
"kenapa memangnya? kau tidak mau aku pergi ke rumahmu?" haechan memasang wajah cemberut. bibir merah mudanya dicebikkan, dan siapapun yang melihatnya pasti akan berpendapat sama. haechan adalah sosok yang imut dan menggemaskan.
"tentu saja mau! let's go!" dengan semangat mark menarik tangan haechan, membawanya berlari menyusuri jalan setapak dengan lampu-lampu penerangan di sisi dan kanan jalan.
mereka berdua tertawa-tawa sepanjang perjalanan, menikmati waktu berdua. ah, indahnya masa remaja. banyak orang bilang, masa remaja adalah masa paling indah di dalam hidup. masa remaja adalah masa transisi dari bocah menjadi dewasa. dan di masa ini, kita semua mengalami yang namanya pubertas—mulai menyukai lawan jenis, atau bahkan sesama jenis.
"oh iya, kalau kita pergi naik taxi begini, lalu bagaimana nasib motormu?" tanya haechan memecah kesunyian. kebetulan tadi saat mereka sedang jalan berdua, ada sebuah taxi yang lewat—tanpa pikir panjang mereka langsung mencegatnya.
"nanti aku bisa minta tolong yuta untuk mengantarkannya. tidak perlu khawatir."
haechan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat respon mark yang kelewat santai. dasar jiwa jiwa santuy, batinnya.
◇◇◇
"okayy, sekarang waktunya bermain! ambil balok-balok ini dengan hati-hati ya. kalau sampai hancur, hukumanmu bertambah."
