01. Lelaki dingin yang manis

55 10 3
                                    

Aku melihatnya pertama kali di rooftop. Laki-laki itu berdiri sambil memperhatikan pemandangan dari atas sini. Sweet. Aku memperhatikan dia diam-diam. Aku pun tidak mengenalnya.

Siapa sang pemilik senyum manis itu?

Pertanyaan itu muncul dalam pikiranku. Sepertinya aku mengagumi laki-laki itu.

Aku menunda segala pertanyaan yg ingin ku tanya. Keesokan harinya di jam istirahat pertama, lagi-lagi aku berdiri sendiri di rooftop karena yg lain sibuk membeli jajanan di kantin, mengurus perut mereka yg lapar. Berbeda dengan ku yg malas turun-naik tangga. Di sini hanya ada aku. Tak lama kemudian, aku mendengar suara derap langkah kaki. Aku menengok ke arah datangnya suara itu dan aku mendapati-nya lagi.

Ternyata dia, sang pemilik senyum manis itu. Dia berada tak jauh dari tempatku berdiri, mungkin hanya berjarak beberapa langkah saja. Sesekali aku menengok ke arahnya, tapi sebelum itu aku harus stay cool,memasang wajah senormal mungkin. Aku memperhatikannya (lagi). Ups, dia menengok ke arahku.
DEG!
Dia tersenyum tipis, for me? Ya. Karena di sisinya hanya ada aku. Aku pun sama, melemparkan senyum untuknya. Mencoba bersikap biasa saja. Ahh, sepertinya pipiku memerah:)

really i'm very happy.

Segerombolan laki-laki yg baru datang langsung menghampirinya. Kira-kira mereka berenam.

"Reyhan"
Panggil salah satu laki-laki dari gerombolan itu.

Ternyata nama dia Reyhan.

Aku tidak suka berada di tempat yg ramai dengan laki-laki, risih. Aku pun kembali ke kelas dengan perasaan senang dan menceritakan itu pada sahabatku, yaitu Dino, Lisa dan Fany. Mereka sedang menikmati makanan yg di belinya di kantin. Kebetulan tadi aku juga menitip gorengan dan segelas jus mangga pada mereka.

"Eh guys, masa tadi gue ketemu sama cowok di rooftop, dia manis." Aku menghampiri mereka, kemudian duduk dan meminum jus manggaku.

"Siapa?" tanya Fany.

"Hmm, namanya Reyhan"

"Reyhan? Kayanya gue kenal deh" ucap Dino

"Ah sok tau lu" Lisa

"Ya gatau. Tapi kayaknya tingkat ketampanannya masih di bwah gue, ahaha".

"Sejak kapan sih lu kepedean banget?"

"Sejak gue ganteng".

Berbicara dengan Dino memang tak ada habisnya. Dia memang sangat percaya diri dan aku akui jika dia memang memiliki wajah yang tampan. Ah, tapi tetap saja dia itu menyebalkan.

Berbicara tentang Reyhan, aku belum bisa sepenuhnya menyukai dia. Aku harus paham bagaimana sifat aslinya dan ini harus melalui sebuah proses pendekatan untuk lebih mengenalinya lagi.

Semoga saja aku berhasil mengenal lelaki manis itu.

(Vote&koment!Typo?Kasih tau ya. Mungkin disini kalian blm tertarik sm cerita ini, coba baca terus ya. Insyallah nanti akan lebih seru).

Takdir SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang