"Oh ini yang namanya Kinayra."
"Lu yang berusaha deketin Reyhan, tapi ga bisa 'kan?"
"Oh ini yang di ceritain Reyhan. Emang ga ada cowo lain?"
"Pengen banget milikin Reyhan."
"Halu banget sih, haha."
Apa sih? Mereka kenapa?
Begitu ucapan mereka ketika aku melewati ruang kelas Reyhan. Aku tidak mengerti apa yang mereka maksud. Mengapa tiba-tiba aku mendapati perkataan seperti itu?
"Nay, lu tau gak sih? Tadi kelasnya Reyhan pada ngomongin lu!"
Ucap Fany ketika aku sampai di kelas."Ya gue juga tau, tapi gue gak ngerti, maksudnya apa?"
"Oke, tenang. Nanti kita cari tahu bareng-bareng, sekarang kan pelajaran mau dimulai."
Selama pelajaran berlangsung, aku memperhatikan dengan baik ketika Pak Bayu menjelaskan. Dino yang berada di sampingku juga sama-sama memperhatikan dengan fokus.
Lah, Dino kalo lagi serius lucu juga ya.
Aku memperhatikan Dino sambil menangkup wajahku dengan satu tangan. Saat aku memalingkan wajah, Dino tersadar jika aku memperhatikannya tadi.
"Cie, merhatiin gue ya. Iya, Nay gue tau gue ganteng."
"Najis! Engga, tadi ekspresi lu pas lagi fokus gitu lucu."
"Baru sadar kalo gue lucu?"
"Lucu, kaya anak monyet. Ahahaha"
"Bodo, Nay."
"Yaudah sih, maap. Di maafin, kan?" Aku memasang ekspresi imutku yang biasanya bisa meluluhkan orang lain, terutama Papa.
"Gausah melas gitu mukanya, jadi pengen gue gigit!"
Bel istirahat berbunyi kami pun pergi ke kantin untuk mengisi perut kami yang lapar. Hampir seisi kantin memperhatikan ku dengan tatapan yang berbeda-beda. Entah mengapa mereka begitu.
Kami menikmati makanan kami sambil di selingi candaan lucu yang membuat kami tertawa. Di sela-sela itu, ada dua orang perempuan menghampiri kami, tepatnya menghampiriku.
"Nayra. Lu belum tau gosip lu yang nekat deketin Reyhan?" Ucap salah satunya
"Maksudnya?"
"Tadi pagi, Reyhan bilang di kelas. Katanya, lu deketin dia sampe ngemis ngejar-ngejar dia gitu biar dia mau. Dia juga ngerendahin lu gitu di depan kita."
"Ha? Reyhan bilang gitu?"-Lisa
"Oh, makasih infonya"
Aku langsung tak selera makan. Padahal tadi aku memang lapar, tapi mendengar informasi seperti itu mood-ku turun.
Dino bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan menjauhi kantin, entah mau kemana. Kemudian kami segera menyusul. Yang aku takutkan Dino menghajar Reyhan dan benar saja, ternyata Dino ke kelas Reyhan.
Ada Reyhan yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Dari luar kelas aku mendengar namaku mereka sebut.
"Kinayra bego ya, udah lu rendahin masih aja nekat deketin"
"Gatel banget ya jadi cewe"
Aku masih bisa menahan emosiku, sebenarnya aku ingin sekali merobek dan mencakar mulut mereka satu persatu, tapi aku tidak perlu melakukan itu karena Dino dan Reyhan sedang baku hantam sekarang.
Di sisi lain aku ingin sekali memisahkan mereka karena aku takut yang mereka lakukan di luar dugaan. Tapi di sisi lain pun aku ingin Reyhan sadar dan mengerti agar dia tidak pernah lagi semena-mena dengan orang lain dan bisa lebih menghargai perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Semesta
Teen FictionIts story's about Kinayra Chaliany. Tentang sebuah kisah yg pernah dialaminya yg membuat dia mengerti bahwa tak semua perbedaan bisa disatukan. Mungkinkah Kinayra dapat bersatu dengan seseorang yg beda keyakinan dengannya?Bagaimana caranya? Atau mu...