10. Salah Paham

9 4 0
                                    

"Assalamualikum"

"Wa'alaikumusalam"

Sahutan wanita paruh baya dari dalam rumah dan kemudian membukakan pintu.

"Ya ampun kenapa ujan-ujanan gini? Masuk! Ganti baju dulu, mama bikinin minum buat kalian berdua".

Kehangatan dari seorang ibu memang tiada duanya. Tak ada yang bisa melebihi kasih sayang ibu pada anaknya. Dino beruntung sekali memiliki keluarga yang berkecukupan, namun kadang orang tua Dino bertengkar karena sikap ayahnya yang tempramen.

Selesai berganti pakaian, Fira-ibunya Dino membuatkan kami teh manis hangat dan dua mangkuk mie rebus. Pas jika disantap saat hujan seperti ini.

Aku sendiri memang dekat dengan keluarga Dino. Pertama kali aku kesini, seisi rumah mengira jika aku pacarnya Dino. Ada-ada saja, bukan?

"Kalian kenapa bisa ujan-ujanan gini? Besok masih sekolah, kalu sakit gimana? Jangan sampai kalian ketinggalan pelajaran".

Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Mama Dino memperhatikanku dengan penuh tanya. Ah, sepertinya dia sadar jika ada luka di pipiku.

"Nay, pipi kamu kenapa? Kok bisa luka gini? Tante ambilin obat luka dulu ya, sebentar".

Fira beranjak dari tempat duduknya. Tak lama kemudian, Wisnu-ayahnya Dino pulang dari kantor dengan berkas di tangannya. Fira kembali ke ruang tamu dengan kotak p3k.

"Ayah, gimana tadi di kantor?"

"Alhamdulillah lancar. Ini Kinayra ya? Udah lama kamu ga main kesini".

"Iya om, hehe".

"Perasaan baru seminggu yang lalu Nayra main kesini, lupa?" Jawab Dino.

"Emang iya? Ayah lupa, ehehe".

"Yaudah, bersih-bersih sana, aku mau nyiapin makanan dulu. Yuk, ga baik kita disini, ini kan urusan anak remaja, hehe". Fira menimpali.

Mereka berdua meninggalkan kami di sini. Dino mengambil kapas dan obat merah, tetes demi tetes di tungkan ke kapas. Ia mulai mengobati lukaku, melakukannya dengan hati-hati.

Oke, Nayra ga boleh baper. Ini kan cuma Dinosaurus yg ngeselin.

"Ceritain! Kenapa lu bisa begini? Gue tau walaupun lu masih kesel sama gue, tapi gue khawatir sama lu".

"Sok tau lu, gue udah gak kesel lagi kok. Makasih ya"

Aku menceritakan sedetail mungkin bagaimana aku bisa seperti ini. Dino memahami setiap perkataanku.

"Tapi kalau Gilang suka sama lu gimana?"

"I don't know".

Jam sudah menunjukan pukul 19.00 malam dan aku harus kembali pulang ke rumah. Dino yang mengantarku pulang, dan Fira memberiku beberapa bingkisan untuk di bawa pulang.

       —🐼—🐼—🐼—

"Ya ampun Kinayra lu kenapa?"

"Lu baku hantam sama siapa?"

"Dih, biasa aja kali ah. Gue yang luka kalian yang heboh, ahaha". Aku melewati mereka dan duduk di tempatku. "Gue di labrak sama ka Aurel, ka Bela, ka Jesyka".

"Coba ceritain! Gue ga ngerti deh kenapa mereka sekasar itu sama lu".

"Jadi waktu itu gue nunggu bus di halte, terus Gilang lewat dan nawarin gue tumpangan. Daripada lama yaudah gue naik. Karena kita sama-sama belum makan, kita makan bakso dulu. Gue kira selesai makan kita pulang, tapi dia ngajak gue ke taman. Gue cuma main ayunan dan gue minta pulang". Aku melihat perubahan pada raut wajah Lisa.

Takdir SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang