05.Hentikan!

24 4 1
                                    

Apa kalian tahu rasanya mencintai tanpa di cintai kembali? Bagaimana jika perjuangan tulus kalian terabaikan? Peduli pun, sama sekali tidak.

Mencintai sepihak. Yang kenyataannya hanya akan membuat luka. Kapan perasaan ini terbalaskan? Kapan perjuangan panjang ini berakhir? Aku harap, aku bisa mendapat jawaban dari semua perjuanganku saat ini.

        –🐼–🐼–🐼–

Hari Sabtu adalah rutinitas anak futsal di sekolah latihan. Di mulai pada jam 08.00 pagi di GOR.

Aku berniat untuk datang menyaksikan mereka latihan, khususnya Reyhan. Aku akan membawakan sesuatu untuknya. 3 potong roti coklat dan sebotol air mineral untuknya. Mudah-mudahan saja ia memakannya.

Aku menaiki kendaraan umum untuk sampai kesana. Tadinya aku berniat menyuruh Dino untuk mengantarku kesana, tapi aku tidak mau merepotkan orang lain kali ini.

Aku sudah sampai ke tempat di mana Reyhan sedang berlatih. Keringat yang bercucuran, serta angin yang menerpa rambutnya membuat ku tak berhenti tersenyum.

Aduh, jantung Nayra disko nih.

Mereka di beri waktu untuk beristirahat sebentar. Aku bergegas menghampiri Reyhan dan sudah pasti jika ia bersama teman-temannya.

"Hi, Reyhan!"

Responnya sama seperti kemarin, hanya melihatku sekilas dengan tatapan dingin miliknya.

"Ini cewek lu, Rey?!"
Tanya salah satu temannya.

Aku pun hanya bisa menunduk malu. Sementara Reyhan mungkin saja ia sedang menahan emosinya.

"Ngapain ke sini?"
Tanya Gilang-cowok yang kemarin menanyai namaku.

"Mau ngasih ini ke Reyhan"

Aku menyodorkan kotak makanku yg berisi 3 potong roti coklat dan sebuah air mineral.

Yes, Reyhan menerimanya. Tapi kemudian dia memberikan kotak makan itu pada temannya.

"Buat lu aja"

Reyhan berdiri, membuka botol air mineral itu dan kemudiaan...

Byuurr.

Aku terkejut, karena Reyhan menyiram ku dengan air itu. Jilbab dan baju ku basah sebagian. Itu tidak masalah, tapi aku harus menanggung malu di depan temannya yang sedari tadi memperhatikan ku.

Aku sangat malu, benar-benar malu karena sekarang mereka menertawakan ku dan Reyhan hanya menatapku dengan tajam.

"APA-APAAN LO?! LU GILA? GATAU TERIMAKASIH SAMA ORANG!"

Gilang berteriak, membuatku terpaku padanya. Apa dia marah karena perlakuan Reyhan kepadaku? Reyhan menatap Gilang dengan tatapan seolah ingin menerkam.

"SEKALI LAGI LU PERLAKUIN DIA GINI, GUE HAJAR LU!"

Ucap Gilang penuh penekanan. Kemudian Gilang menarik tanganku ke tempat lain.

"Lu Nayra, kan? Yang kemarin minumannya gue minum?"

Aku menganggukan kepala.

"Lu ngerti gak Reyhan perlakuin lu kaya apa? Dia keterlaluan, Nay. Berhenti perjuangin orang yang ga bisa menghargai orang lain!"

"Gak semudah itu untuk berhenti mencintai. Semua butuh perjuangan"

"Tapi lu berjuang untuk orang yg salah, itu sama aja nyakitin diri sendiri."

Apa yang baru saja aku dengar itu benar. Sikapnya Reyhan seolah-olah menyuruh untuk berhenti dan aku memang seharusnya berhenti.

"Rumah lu dimana? Biar gue anter lu pulang, gue gak tega sama lu."

Takdir SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang