Kerinduan.

17 1 0
                                        

Disini lah Adit sekarang, di depan pintu rumah seseorang yang dia tinggal kan 2 tahun lalu.

Adit menarik nafas sebelum mengetuk pintu rumah itu.

Tokk..tok..tokk..

Menunggu sebentar sebelum pintu rumah itu dibuka.

Gak lama, pintu rumah itu terbuka, dan menampilkan Wanita paruhbaya yang sebelum nya juga membuka kan pintu untuk nya.

Adit tersenyum,

" Ada yang bisa dibantu, den? " tanya wanita paruhbaya itu

" Andra nya ada Bi? Saya temen nya Andra. " jawab Adit.

" Ada den. Mari masuk dulu. " ucap bibi dan memberi space untuk Adit masuk.

Adit mengangguk dan melangkah masuk.

" Duduk dulu, Den. Sebentar ya bibi panggil dulu " kata Bibi dan pamit dari hadapan Adit

Adit duduk menunggu sang empunya rumah.

--

Dia kembali, lagi.

Andra sudah mempunyai pilihan. Dia tidak boleh terus lari dari masalah nya. Andra tau , ia bisa.

Adit melihat Andra berdiri langsung bangun menyambut nya

" Hei " sapa Adit dengan senyum merekah

Andra diam, melamun.

Andra menggelengkan kepala nya seraya menyadarkan diri nya dari pikiran nya.

Andra tersenyum,

" Silahkan duduk. " kata Andra.

Adit tidak pernah menghilangkan senyum. Dia terus memamerkan senyum pada Andra.

Andra canggung.

Ini benar terjadi.

Bibi datang membawa 2 cangkir teh manis, meletakkan di meja.

" Silahkan di minum " ucap Bi Surti dan langsung pergi meninggalkan dua insan yang sedang dirundung kecanggungan.

Adit menunduk, bingung akan memulai dari mana

" Maaf. " kata Adit akhirnya.

Andra terus menatap mata Adit, meyakinkan diri bahwa ia bisa melewati ini semua .

" For what? " jawab Andra

" For the all. " jawab Adit cepat.

Andra mengangguk,

" Aku sudah memaafkan sebelum kamu datang kesini untuk meminta maaf berkali-kali. " jelas Andra. Tanpa mengalihkan tatapan nya dari retina mata Adit.

Adit tersenyum, Andra nya tidak pernah berubah.

" Maaf untuk meninggalkan mu "

" Maaf untuk pergi tanpa alasan. "

" Maaf untuk dua tahun kesakitan "

Kata adit. Ia menundukkan kepala nya.

Andra bangun dari duduknya berpindah kesamping Adit.

Andra tersenyum penuh kerinduan.

Sangat Rindu dengan lelaki di depan nya ini.

Andra memegang jemari Adit, Adit mendongak melihat ke arah Andra.

" Aku ingin memperbaiki semuanya , Ndra. " kata Adit

" Izinin aku untuk memperbaiki yang telah rusak. " lanjut nya.

Andra tersenyum,

" Adit, Andra izinin. Tapi, yang harus Adit tau, apa yang telah Rusak sudah tidak dapat lagi diperbaiki. Mungkin bisa, tapi tetap saja semua tak akan lagi sama seperti awal sebelum di rusak. " jelas Andra.

" Layaknya kaca yang pecah, walaupun di lem untuk disatukan lagi kebentuk semula, ia tidak akan pernah mulus. Sudah retak bahkan dibuat untuk ngaca pun jadi tak enak karena keretak kan. "

" Tapi, Andra hargai Adit yang mau memperbaiki. Mungkin lebih ke memulai awal yang baru lagi daripada memperbaiki apa yang telah hancur lebur. "

Andra tersenyum tanpa mengalihkan tatapan nya dari mata Adit.

Mencari kebohongan disana, tapi nihil. Andra tidak menemukan secarik kebohongan dimata itu. Adit benar-benar serius.

" Adit janji Ra, Adit gak akan pergi lagi. Adit janji gak akan ninggalin tanpa alasan lagi. Adit janji akan menjadi lebih baik lagi " kata Adit dengan semangat.

" Jangan berjanji, Adit. Karena terakhir kali Adit berjanji begitu, Adit ninggalin Andra. Andra cuman butuh bukti dari semuanya, Dit. Andra percayakan semuanya pada Adit. " kata Andra dan tersenyum sangat hangat.

Adit mengangguk antusias. Menarik Andra ke dalam pelukan nya.

" Terimakasih Andra, sudah menerima Adit kembali. "

Andra mengangguk dan balas memeluk Adit.

---

Haiii gaisss

Akhirnya Upload DC hehehe

Jangan lupa Vote dan Comment ya

Thx u

See u on next upload.

DEFINISI CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang