Terlambat

18 2 0
                                    

Saat ini aku berdiri didepan pintu rumah seseorang yang aku cintai. Aku mulai mengetuk pintunya.

Tokk...tokkk...

Setelah dua kali ketukan langsung ada yang membukakan pintu.

Ceklek.

" Ada yang bisa saya bantu mas? " Tanya orang yang membuka pintu. Sepertinya pembantu dirumah Andra.

" Andra nya ada bi? " Tanya ku.

" Dengan siapa ya? " Tanyanya lagi.

" Saya teman nya Andra bi. Mau bertemu dengan Andra. " Jelasku.

" Ohh iya, masuk dulu mas. sebentar ya bi Surti panggilin non Andra dulu. " Ucapnya setelah itu masuk meninggalkan diriku yang lebih memilih diteras menunggu sang tuan rumah keluar.

" Siapa-- " Ucap nya menggantung saat melihatku berbalik kearahnya.

Andra. Wanitaku.

Tubuhnya menegang seakan melihat hal yang tidak lagi dia pernah lihat.

" Haii " Ucapku mengawali pembicaraan

Andra masih membeku ditempatnya berdiri tadi.

Ia masih tidak menyangka, bahwa aku yang datang maghrib-maghrib kerumahnya.

Seakan tersadar dari lamunannya. Ia menggeleng seraya mengucek matanya untuk memastikan bahwa yang ia lihat tidak salah.

Aku yang tau apa maksudnya langsung bertanya.

" Kenapa Andra? " Tanya-ku.

Andra hanya menggeleng.

Ia masih terus memperhatikanku untuk memastikan.

" Aku nyata Andra, Aku nyata. " Ucap-ku lagi.

1 detik

2 detik

3 detik

" Ada apa kau kemari? " Tanya Andra.

" Aku ingin menjelaskan semuanya Andra. " jawabku.

" Buat apa? Setelah 2 tahun kau ninggalin saya, baru kali ini kau datang dan ingin menjelaskan semuanya? Semudah itu? " Ucap Andra.

Tubuhnya gemetar menahan tangis.

" Tolong Andra, dengarkan penjelasan aku dulu! Aku mohon. " Ucap aku memohon kepadanya.

" Kau tahu? Saya menunggu penjelasanmu selama 2 tahun lamanya. Dan kau kemari seperti tidak berbuat apa-apa. Saya membencimu Adit. " Ucap Andra.

Setetes air mata jatuh membasahi pipinya. Aku tidak suka melihat wanitaku menangis.

Ia berbalik dan ingin pergi tapi tertahan karena ucapan Aku kepadanya.

" Adira. Adira meninggal! " Teriak aku.

Andra yang hampir masuk berhenti.

" Tolong dengarkan penjelasan aku dulu ndra. " Ucap Adit

" 10 Menit. " Ucap Andra.

Aku memanfaatkan waktu yang ada untuk menjeleskan semuanya.

Aku menghampiri wanitaku yang masih membelakangi diriku.

" Adira. Orang yang pernah aku sayang, orang yang pernah aku cintai, yang pernah ngisi hati aku. Dia ninggalin kita untuk selamanya! Dia ninggalin aku ndra! Dia sakit! Dia gak pernah cerita sama aku. Sampai akhirnya dia koma dan gak tertolong. Aku marah sama diri aku sendiri ndra. Dia emang bukan pacar atau mantan pacar aku. Tapi dia sahabat aku yang aku sayang. "

" Aku kira, saat aku melihat kamu untuk pertama kalinya kamu adalah Adira. Tapi ternyata, kalian orang yang berbeda. Walaupun kalian sangat mirip. Bukan wajah kalian tapi sifat kalian. Aku pikir aku mencintai kamu sebagai Adira. Tapi aku salah, Aku mencintai kamu sebagai kamu. Kamu tahu kan rasanya ditinggalin orang yang kamu sayang yang sangat berarti dihidup kamu. Aku kacau saat itu. Aku gak bisa liat kamu, karena semakin aku liat kamu semakin aku menyangka bahwa kamu adalah Adira. Waktu itu aku butuh waktu ndra. Maafkan aku. " Jelas Adit.

Aku meneteskan air mata, mengingat betapa sakitnya kenyataan.

Aku kembali memutar semua ingatan 2 tahun silam. Itu sangat menyakitkan buat diingat kembali. Tapi, ini sudah jalannya.

Apakah ini akhir dari perjuangan?

Andra tetap tidak membalikkan badannya menghadap ku. Tapi dia berbicara panjang yang buat aku bungkam

" Kamu gak tau kan dit, saat kamu ninggalin aku! Aku juga ditinggalin sama orang yang paling aku sayang dit! Orang yang paling berarti dihidup aku setelah orang tua aku dit. Reza. Abang aku. Dia ninggalin aku untuk selamanya dit. Kamu gak tau betapa kacaunya aku saat itu! Aku harus kehilangan dua orang yang sangat-sangat aku cintai dan aku sayangi lebih dari aku mencintai diri aku sendiri. Aku kecewa sama kamu dit. Aku benci sama kamu. " Ucap Andra.

Bahkan saat dia mengucapkan kalimat panjang itu, dia sudah mengganti kata kau-saya menjadi aku-kamu.

Aku tahu Andra. Perasaan kamu tidak berubah terhadapku. Aku yang terlalu bodoh telah meninggalkanmu waktu itu. Maafkan aku Andra. Aku berjanji, Tidak lagi. Batin Adit.

" Maafkan aku Andra. Aku menyesali perbuatanku. Maafkan aku. " Ucap-ku

" Sekarang aku capek dit. Aku butuh sendiri. Tinggalkan aku sendiri. " Ucap Andra lalu pergi berlalu meninggalkan diriku yang masih berdiri didepan pintu rumah Andra.

Akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumah nya dan membiarkan dirinya menenangkan pikirannya. Aku akan kembali lagi.

Adit pergi meninggalkan pekarangam rumah Andra.

---
Adit memegang stir dengan keras. Lalu menghentikan laju mobilnya ke pinggir jalan.

Dug.

Bunyi stir yang dipukul keras.

" Aku menyesal. Maafkan aku Andra. Sungguh, maafkan aku. " Teriak Adit seraya membenturkan kepalanya ke stir mobilnya.

Semuanya sudah terlambat buat menyesali apa yang terjadi Adit. Kau telah kehilangan wanitamu.

Omongan itu. Suara itu. Itu suara orang yang sangat ia sayangi. Adira. Suara itu muncul dipikiran Adit.

Kau harus berjuang Adit. Sudah waktunya kau berjuang untuk wanitamu. Dia tidak lagi berjuang untukmu. Kau harus membuktikan itu Adit.

Lagi-lagi suara itu menggema dipikirannya. Membuat Adit terus masuk kedalam pikirannya.

Kau mencintainya Adit. Jangan ragukan hati-mu lagi. Bertumpu pada masa lalu bukanlah hal yang baik. Masa lalu bukan untuk diperdebatkan, tapi untuk menjadi pelajaran lebih baik kedepannya. Percayalah, hasil tidak akan menghianati usaha.

Itu ucapan terakhir yang Adit dengar.

Adit seakan ditampar pada kenyataan.

Pikirannya benar.

Dia harus berjuang.

Harus berjuang untuk mendapatkan lagi wanitanya.

---

Haiii

Aku update lagi

Ada yang kangen gak?

900+ words.

Lumayan kan ya.

Makasih ya yg masih stay

Jgn lupa vomment.

Thx.

#masihamatir

3 Juli 2017

DEFINISI CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang