6.Raka

161 11 0
                                    

Hari masih pagi ketika ku injakkan kaki ku di ibu kota ini mencari sosok dari mamang ku yang bernama mang adi adik dari bapak ku mang adi ini bekerja di sebuah perusahaan swasta di seputara Jakarta utara di sebuah pelabuhan terbesar di ibu kota.

Jam baru menunjukkan pukul 8.30  ketika aku turun dari sebuah bis dari kota ku menuju jakarta
Aku hampir tak tidur semalam karena aku harus berangkat jam 4 subuh tadi.

"Halo.. assalamualaikum mang"
"..."
"....."
"Iya mang raka tunggu di terminal.."
"......?"
"Belum mang.."
"....."
"..."
"Iyaaa.." sambil senyum sendiri aku mengakhiri percakapan dengan mang adi
Aku diminta menunggu lagi sebenarnya hari sudah mulai panas dan sudah jam 9 juga perutku sudah keroncongan rupanya cacing cacing dalam ususku minta makan heheheh...
Akhirnya aku melirik kesana kemari aku melihat banyak penjual makanan disini banyak juga penumpang yang sedang menunggu angkutan umum lainnya

Ada halte busway ..
"Waw...." hatiku merasa takjub di kota besar seperti ini walaupun panas dan tidak sesejuk di kampung ku tapi inilah nikmat dan anugerah dari yang maha kuasa.
Tiba tiba

"Mas aqua aqua...tisu permen.."
"Ooooohh...." seketika aku tersadar dari lamunan karena tukang asongan ini
"Astagfirullah..."
" enggak pak makasih..."
Ucapku sopan
Karena aku takut sebenarnya katanya di kota harus hati hati tidak boleh gampang percaya kepada orang yang tidak di kenal ada banyak kejahatan di ibu kota ini dari copet dan hipnotis
"Huffft...." akhirnya aku melangkah kan kaki ku ini ke sebuah warung atau apa ya d jakarta ini namanya..
Kedai atau warteg
"Mari mas masuk..." ibu ibu ramah mempersilahkan aku
"Makan apa mas..?"
Belum aku duduk sudah ditanya dengan malas akupun menjawab minta nasi dan lauk nya serta teh manis pake es.
Setelah selesai makan dan aku membayar..
"Bu saya ikut duduk disini dulu ya... diluar panas...?" Ucapku hati hati
"Oohh ya mas ndak apa apa duduk saja distu.."
Trnyata ibu ini baik dan ramah juga pikirku..

Drtttt...drrrt....drttttt..

"Ya mang haloo.."
"....."
"Ini mang di warteg dekat halte..."

Dan.."tutt..."
Mamang sudah di pintu warteg
Dia tersenyum dan aku segera menyalami nya..
Kami pun beranjak dari warteg ini setelah mengucapkan terima kasih kepada ibu warung...

keturunan padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang