15. karuhun

133 8 0
                                    

"Beberapa hari yang lalu seseorang datang kepada kami mang... beliau mengatakan hal yang sangat tidak kami ketahui namun beliau berkata..'usman sudah tau tentang ini dan kami sudah memperingatkan' apakah mamang teringat sesuatu...?" Ustad kosim bertanya padaku
Akupun merenung mengingat sesuatu
Namun sungguh aku lupa entah apa itu
Aku terus berpikir semakin aku mengingat seolah ingatan itu semakin menghilang...
Setelah lama aku mengingat dan aku tak menemukan apa itu akupun menggeleng
"Maaf kang mamang lupa..." aku sangat malu bahkan aku belum pernah lupa apalagi melupakan pelajaran yang pernah aku pelajari...
Namun sungguh untuk yang satu ini ingatan ku seolah buntu...
"Masya allah..." desah kyai somad beliau memandang putriku dengan pandangan khawatir...
"Cuu... kamu berada di mana sebelum kamu bangun...?" Tanya nya penuh kelembutan
Aisyah kelihatannya sangat trauma untuk menceritakan kisah nya..
Tangan nya bertaut berkeringat dan sepertinya dia sangat gelisah..
"Hapunteun kyai... kami pun belum mengetahui kejadian yang sebenarnya..." istriku berkata dan mengusap punggung putrinya... dàn berangsur angsur putriku merasa tenang ia pun menghela nafas...
Dengan agak gugup ia menjawab

" di hutan abah yaii... hutan jati disana gelap tak ada sinar matahari barang setitik pun dan disana ada sesorang menyeret seseorang dan entah itu manusia hidup atau mati yang jelas menyeramkan sekali sampe ai tidak bisa bernafas karna takut kaget dan tidak percaya... dia terus mengejar kemana ai berlari hingga muncul cahaya yg sangat jauh... tapi semakin ai menuju cahaya itu sinarnya meredup dan ai putus asa takut kalo ai tidak bisa kembali namun setelah itu ada sejenis macan atau harimau bulu nya putih dia bilang ' jangan takut aku yang menjaga kamu..' namun ai gak percaya ai lari dari sana gak taunya yang tadi ngejar ai masih mengejar dan sesuatu yang di seret nya dia jatuhkan di depan ai... jelas ai takut..."
Aisyah sejenak menghentikan cerita nya karena ia menangis istriku dengan sigap memberi dia minum dan mengelus kembali pundak nya..
Sepertinya jurus itu berhasil putriku kembali menghela nafas... dan kembali bercerita

"Mahluk itu bilang ' ai lemah dan sebentar lagi akan mati' namun macan itu melindungi ai dan dia menyuruh ai cepat pergi lari ke arah cahaya yang makin lama makin kecil katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mahluk itu bilang ' ai lemah dan sebentar lagi akan mati' namun macan itu melindungi ai dan dia menyuruh ai cepat pergi lari ke arah cahaya yang makin lama makin kecil katanya...' cepat pergi masuk ke cahaya itu atau kamu takan pernah bisa kembali keduniamu..' dan ai sangat takut kalo gak bisa kembali ai berusaha lari namun ada sesuatu yang menusuk pundak ai... kaki ai juga ai jatuh dan gak kuat bangun lagi namun macan terus teriak supaya ai cepet pulang... hikss hisss..." aisyah meringis kesakitan
Dan aku tak sadar jika putriku mengalami itu semua bahkan aku belum mengecek keadaan nya..
Aku segera memeluknya..
"Ya allah neng hampuraaa abahhh...!"
"Gara gara abah eneng sangsara..."
Ratapku...
Dan aku semakin merasa bersalah ketika seketika darah berwarna hitam mengalir dari bahu sebelah kirinya dan kaki sebelah kirinya
"Astagfirullaaaaahhh neng...!!!" Istriku berteriak
Dan anakku tak sadarkan diri kembali

😕😕

keturunan padjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang