Halo, Paijeh disini.
Setiap kali aku memandang langit-langit awan, entah kenapa hatiku yang risau beralih menjadi tenang. Aku punya banyak hal yang membuatku senang, begitupun banyak orang.Fufu~ Cinta juga sama. Punya banyak caranya. Entah itu mempertemukan yang terbuang, atau menyatukan yang hilang.
------
--- POV Seseorang ---
*** DGUARRRR!!!! ***
Air hujan yang sangat deras, membasahi tubuhku yang mulai lemas. Aku masih berlari dari kejaran prajurit di dalam hutan. Mereka beranggotakan 18 orang; dilengkapi dengan tongkat sihir, palu, perisai, dan juga pedang.
"TANGKAP DIA! PENGGAL KEPALANYA!!!!!!" teriak seorang prajurit, dengan jubah dan topeng hitam penutup wajah.
Sudah sekian lama aku berlari, sembunyi, lalu mengorbankan banyak hal untuk nyawaku sendiri. Akhirnya aku sampai! Inilah saat yang tepat untuk menggunakan kartu andalanku!!!
Aku lalu menempatkan diri di posisi yang pas, dan mengeluarkan sebuah kertas sihir dengan gambar lingkaran halo yang bertulisan «U».
"Prajurit biadab seperti kalian, matilah dengan cara menyedihkan" gumamku pelan, tetapi dengan suara bergetar.
*** KTPAK!! KTPAK!! KTPAK!! ***
Suara kuda berlari, krincing logam, hentakan kaki; semakin dekat dengan posisiku saat ini. Badanku menggigil. Aku menggigit bibirku sendiri, hingga mengeluarkan darah yang kental untuk menahan rasa takut dan dinginnya air hujan.
"DIA DISANA!!!!!" (Prajurit 1)
*** DGUAR! ***
Petir kembali menyambar, dikala derasnya tangisan langit. Sosok kuda berdiri, sangat jelas terlihat dengan penunggangnya. Penunggang berjirah hitam; yang mengangkat sebilah pedang dengan ujung mata menatap langit sejajar arah bulan.
Aku tersenyum. Tersenyum kecut yang mana aku tidak tahu harus tertawa ataupun takut. Kalian bilang Ingin membunuhku? Apakah begitu cara kalian memperlakukan wanita??
Ketika posisi mereka dirasa cukup dekat, mulai mendekat, dan semakin mendekat. Aku lalu merapalkan kertas sihir bertulisan «U» yang bergambar halo.
"Kertas «U» ... untuk kalian yang menyedihkan"
** DBWARRR!! DBWAAAR!! DBWARRR!!! **
7 Pohon yang sudah kuselipkan mantra peledak; berjarak masing-masing 10 meter, meledak secara bersamaan dengan daya ledak yang cukup besar. Ya ... cukup besar sehingga mengakibatkan para pengejar diambang kematian.
Orang bodoh mana yang akan berhadapan dengan banyak lawan tanpa sedikitpun persiapan?
Pertama; aku tau aku akan dikejar, dan saat itulah aku akan berperan sebagai sang umpan.
Kedua; mereka akan melewati 7 pohon yang sudah kuselipkan mantra peledak, karena titik dimana aku berdiri sekarang, adalah titik krusial yang cukup mudah dilihat dan ditempuh oleh prajurit sialan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai : Paijeh World Art (≖ᴗ≖ )
PertualanganBercerita tentang seorang "Programer Jones"(Tamvan) 25 tahun tanpa tunangan, yang mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan 250 Pasangan dari kecelakaan bangunan 15 lantai. ["Ahh, aku sekarat"] dengan nafas terengah. ["Rasa sakit dari kematian, sa...