00.07

44 9 6
                                    

Hari ini sengaja Hoseok mengajak Eleanor jalan-jalan. Sebelumnya mereka mendatangi Museo Do Futebol atau biasa dikenal dengan Museum sepakbola di kota Sao Paulo. Walau Eleanor tak mengerti banyak tentang bola, namun Hoseok mampu menjelaskan sedikit tentang sejarah pesepak bola yang top di Brazil. Setelah itu mereka mengelilingi kota untuk menikmati kuliner khas kota ini. Dan malam ini mereka berakhir di taman dekat hotel mereka menginap.

"Ele, mau ice cream atau soda?"

"Satu kaleng soda."

"Oke, kau tunggu sini."

Eleanor langsung menggeleng. "Eh, biar aku saja yang beli, kau duduk di sini." Eleanor menarik paksa agar Hoseok duduk. Kini keduanya tengah duduk di taman yang cukup sepi.

"Tak apa, biar aku saja yang membelinya," tolak Hoseok halus. Dia tidak mau merepotkan Eleanor. Gadis itu sudah cukup banyak membantunya, dan mana mungkin dia merepotkannya lagi hanya karena sekaleng soda.

Tapi Eleanor menggeleng, mempertegas bahwa dia tetap keukeuh untuk membeli sendiri. "Oppa, kau tau apa jadinya jika seorang Idol tertangkap kamera sasaeng fans? Sasaeng fans itu mengerikan, mereka bisa saja memotretmu dari kejauhan dan menyebarkan rumor tak masuk akal. Boy group-mu itu tengah naik daun, dan banyak media yang mencari cara  agar berita mereka laris dipasaran, meskipun dengan cara kotor sekalipun. Kau tahu aku khawatir bukan?"

Ya, untuk masalah kecilpun Eleanor bisa sekhawatir ini. Gadis itu terus memikirkan kemungkinan buruk untuk terus tetap waspada. Dia tidak membiarkan setitik pun rumor aneh menyerang group yang dia pimpin. Tidak sedikit pun.

Hoseok mengerti. Dia mengangguk. "Arraseo."

"Stay here and I'll be back."

Gadis itu berlalu dan Hoseok merapatkan masker dan jaket hitamnya. Suasana malam ini cukup dingin dikarenakan angin berhembus cukup kencang.

Tak lama kemudian gadis itu kembali dengan beberapa kaleng soda dan mie cup pedas. Dia duduk lalu membuka tutup soda dan menyerahkan pada Hoseok. Dia juga melakukan hal yang sama untuk dirinya.

Setelah itu mereka meneguk soda dengan hening, senyap langsung menyergap, namun itu tak berlangsung lama karena Eleanor memilih untuk berbicara.

"Oppa, apa mimpi terbesarmu?"

Hoseok menoleh, memiringkan kepala lalu menatap ke depan. "Entahlah."

"Apa yang kau maksud dengan entah?"

"Impianku semua terwujud. Menjadi musisi, menciptakan banyak karya, dikenal banyak orang, memiliki black card dan barang mewah, membeli apartemen dan mobil dengan usahaku sendiri. Semuanya terwujud, lalu apa aku harus memiliki mimpi lagi?"

"Apa kau tidak bermimpi untuk memiliki teman hidup? Ah, lebih tepatnya seperti yeoja chingu dan menikah dengannya. Punya anak dan membangun keluarga kecil yang bahagia. Kau ingin seperti itu?"

"Em, sepertinya. Hehe."

"Tipemu itu seperti apa?" tanya Eleanor.

Hoseok melirik bingung namun keningnya berkerut. "Em ... Kukira aku menyukai wanita yang bekerja keras, khawatir terhadap segala sesuatu, mandiri, cerewet dan cantik." Hoseok menaikkan bahunya. "Ya kira-kira begitu."

Eleanor mengangguk paham.

"Apa kau tengah menyukai seseorang?" tanya Eleanor membuat Hoseok tersedak soda yang tengah dia minum. Dia terbatuk dengan wajah memerah.

Melihat reaksi itu, Eleanor semakin tertarik membahasnya.

Bukannya membantu, Eleanor malah mendekat dengan wajah yang menggoda. "Oppa, yeojachingu isseoyo? Nugu?" (Kakak, apa kau punya pacar? Siapa?) tanyanya penasaran. "Apa dia seorang artis, model atau wanita biasa? Ya! Oppa, jebal malhaejwo."  (Hei! Kakak, tolong beritahu aku.)

Persona | KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang