BAB XII

5 4 0
                                    

"Aku Kembali"

Waktu menunjukkan pukul petang, Aprilio yang baru saja sampai ke tempat tinggal Jany langsung bergegas untuk segera menemui Jany. Aprilio mengetuk pintu rumah Jany dengan sangat keras dan terburu-buru, ingin rasanya seperti langsung mendobraknya saja karena dia tidak sabar ingin segera menemui Jany. Aprilio benar-benar terlihat sangat khawatir dengan Jany.

"Tok..tok..Tokk...tokkkk...tokkk...(ketukan pintu yang terus dia bunyikan tiada jeda sambil memanggil-manggil nama Jany) Jan..Jany kamu dimana? Ini aku Aprilio..tolong buka pintunya Jan!!", ucap Aprilo.

"Krekkkkk...(terdengar suara dari derit pintu) Loh Aprilio, ba..baagaimana bisa kamu tiba-tiba datang kesini secepet ini?", jawab Jany.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, Aprilio yang menatap Jany dengan tatapan yang tajam dan penuh kekhawatiran langsung seketika memeluk Jany.

"Maaf, maafin aku Jan karena aku terlambat mengerti semua kekacauan yang aku ciptakan sendiri. Maafin aku karena gak mencoba mencari tahu lebih dalam lagi tentang apa yang terjadi sama kamu selama ini. Maafiin aku udah buat kamu terluka, sekarang kamu gak perlu khawatir lagi. Disini ada aku yang akan melindungi kamu, dan aku janji aku akan menyelesaikan semua kekacauan yang aku ciptakan",ucap Aprilio sambil mengelus-elus rambut Jany dan memeluknya dengan erat.

Jany sampai tertegun dan tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun ketika melihat sikap Aprilio yang begitu tiba-tiba, dia masih merasa bingung dan canggung bagaimana bisa Aprilio secepat ini datang kesini. Dalam benak Jany berkata apakah ini artinya Aprilio telah menerima dan membaca isi surat yang waktu itu dia kirimkan. Rasanya semua terasa mimpi, Aprilio bisa hadir bahkan memeluknya di kondisi terlemahnya. Jany hanya bisa menangis dengan sangat kerasnya. Dia bersyukur dan merasa lega bahwa Aprilio benar-benar datang untuk menolongnya.

"Semua akan baik-baik saja Jan, sekarang kamu gak perlu takut lagi. Aku pasti bisa mengeluarkan kamu dari masalah ini. Kamu gak perlu menyalahkan diri kamu sendiri. Ini semua bukan salah kamu, semua yang mereka bicarakan itu sama sekali gak benar. Sekarang kamu pelan-pelan ceritain ya dari awal ceritanya itu gimana, kok mereka berdua bisa sama-sama menyerang kamu. Dan aku juga mau jujur sama kamu siapa itu sebenarnya Adelia, dan juga apa alasan dia tiba-tiba ikut menyerangmu", ucap Aprilio sambil menepuk bahu Jany dengan lembut.

Setelah Jany menghentikan tangisannya dan dirinya mulai merasa sedikit tenang, akhirnya Jany menyuruh Aprilio masuk ke rumahnya dan mempersilahkan Aprilio untuk duduk. Lalu, secara perlahan akhirnya Jany mulai menceritakan semua kejadian dari awal Aprilio datang kesini, dan bagaimana sahabatnya mengancam Jany untuk menjauhi Aprilio, dan juga awal mula kehadiran Adelia.

Aprilio yang mendengar cerita Jany, dibuat terheran-heran bahkan dia sangat geram dan merasa sakit hati karena ada orang yang begitu tega merusak sahabatnya sendiri hanya demi seorang laki-laki. Aprilio juga tidak habis fikir kalau Adelia bahkan berani terlibat dan ikut menyakiti Jany. Padahal Aprilio sempat mengira bahwa Adelia sudah melupakannya dan sudah bisa menerima kenyataan, tapi ternyata dia malah berubah menjadi monster yang mengerikan. Aprilio benar-benar tidak bisa mengendalikan emosinya, dia bahkan sampai berdiri dan memukulkan tangannya ke tembok untuk melampiaskan kekesalannya.

"Dia benar-benar sudah tidak waras, dia bahkan bisa mengawasiku tanpa sepengetahuanku, padahal aku benar-benar sudah tidak berhubungan lagi dengannya", ucap Aprilio sambil mengepalkan kedua tangannya.

Melihat Jany yang bercerita sambil tidak bisa menahan air matanya, Aprilio kembali duduk mendekati Jany dan memegang tangan Jany dengan kedua tangannya. Aprilio benar-benar tidak tega melihat Jany yang terlihat begitu terluka dan trauma akan hal yang hal buruk yang menimpanya.

Dengan keteguhan hati yang dimiliki Aprilio, Aprilio mulai meyakinkan Jany untuk menghadapi ini semua bersama-sama. Bahkan Aprilio mengatakan kepada Jany, bahwa dia ingin menemui Eisya dan Adelia bersama-sama esok hari. Aprilio terlihat begitu sangat marah, dia benar-benar tidak terima bahwa perempuan yang begitu berharga untuknya harus terluka hanya karena dua perempuan yang terobsesi terhadapnya. Aprilio mengatakan bahwa mereka harus diberi pembelajaran, agar tidak melakukan hal yang murahan seperti ini lagi. Jany pun menerima keputusan Aprilio karena dia benar-benar tidak tahu lagi harus bersikap bagaimana, dia tidak tahan jika setiap harinya dia harus menerima perisakan yang dilakukan Eisya dan Adelia.

Romantika di Bulan  Delapan 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang