KriiinngggSeulgi langsung menyentuh layar ponselnya yang berada diatas nakas dengan asal.
Kriinnggg
"Ish.." Lagi - lagi Seulgi menekan - nekan permukaan ponselnya tanpa arah. Siapakah orang tidak jelas yang berani menelfon sepagi ini dan mengganggu tidurnya?! Ia benar - benar mengantuk saat ini.
Kriiiinnnngggg
"Aish, Sialan!" Seulgi menyentak dan mengangkat tubuhnya dengan kasar. Baru saja ia ingin mengangkat telfonnya, dering itu sudah berhenti.
Kling!
Kali ini pesan masuk. Dengan gerakan yang sangat - sangat malas Seulgi membuka pesan itu.
Choi Hyojung
"SEUL, BANGUN!! BUKAN WAKTUNYA UNTUK HIBERNASI!!!"Seulgi mengangkat satu alisnya dan sedetik kemudian Ia mengumpat, "Sialan, dia membangunkanku sepagi ini hanya untuk..—"
Kling!
Belum selesai Seulgi mengumpat, sahabat baiknya yang biasa Ia panggil Hyojung itu kembali mengirim pesan
Choi Hyojung
"Jimin! Dia meninggal!!"Kang Seulgi
"Yayaya, aku tahu. Dia sudah mati berabad - abad yang lalu. Dia bahkan tidak bisa berpikir."
Seulgi memutar bola matanya. Apa - apaan?! Dia sudah bangun pagi dan Hyojung hanya ingin bercanda dengannya. Memang menyebalkan.Seulgi kemudian meletakkan kembali ponselnya di nakas dan hendak beranjak menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi. Namun belum ada selangkah, Hyojung kembali menelfonnya.
"Dasar! Kau tau ini baru jam 4 pagi, bodoh!" Umpat Seulgi pada ponsel yang masih berdering dan bergetar di nakas.
"Ah, sudahlah. Aku harusnya berterimakasih padanya karena sudah membangunkanku." gumamnya lalu meraih kembali ponselnya.
"Ha..—"
"Dasar bodoh!! Aku tidak bercanda!!"
Belum sempat Seulgi menyapa, Hyojung sudah lebih dulu meneriakinya dengan suara yang terdengar panik.
Seulgi terdiam. Bingung. Ia masih tidak mengerti situasi apa yang Ia alami sepagi ini.
"Apa?" tanya Seulgi dengan nada bodohnya.
"Jimin meninggal! Dia mati bunuh diri!!"
Kali ini tubuh Seulgi menegang. Ia tidak tahu candaan macam apa yang diucapkan Hyojung tapi ini sudah keterlaluan.
"Kau tau, Hyojung? Ini masih jam 4 pagi dan candaan semacam ini sama sekali tidak lucu!"
Seulgi berjalan mondar - mandir dan berhenti di depan pintu balkon kamarnya. Seulgi menyibakkan gorden merah marun yang menutup pintu itu, memperlihatkan halaman belakang rumahnya.
"KAU JUGA TAU AKU TIDAK AKAN MAIN - MAIN DENGAN HAL SEPERTI INI!!"
Kali ini Hyojung menyentak Seulgi dan hal itu membuat tangan Seulgi semakin gemetar. Seulgi sangat mengenal Hyojung dan memang benar bahwa Hyojung tidak suka membercandakan nyawa seseorang. Menyadari ada yang aneh, perlahan Seulgi memutuskan telfonnya dengan Hyojung dan mencari nomor seseorang di kontaknya.
Park Jihoon.
"Hoon! Syukurlah kau sudah bangun. Baru saja Hyojung menelfonku dan mengatakan hal aneh. Apakah kakakmu..—"
"Benar, Kak. Kak Jimin sudah pergi."
"Kalian... merencanakan sesuatu kan?" tanya Seulgi dengan nada berharap. Berharap bahwa Ia memang sedang dikerjai.
"Maafkan aku, Kak Seul."
Beberapa saat setelah Jihoon mengatakan itu Seulgi langsung memutuskan sambungan telfon secara sepihak. Tangan dan kakinya lemas. Ia mundur beberapa langkah dan akhirnya terduduk di tepi kasur. Tangannya semakin erat meremas ponselnya.
"Ini tidak mungkin."
#To Be Continue#
Jangan lupa vote and comment ya. Thx :))
Regards
- C
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet Fraternity 1 : SEULGI ✔
FanfictionDi suatu pagi dengan langit yang tertutup awan abu-abu, seorang perempuan terduduk di tepi kasurnya dengan tubuh tegang dan tangan yang bergetar. Seulgi. Perempuan itu tengah menatap kosong keluar jendela setelah melihat pesan di ponselnya. Layarny...