"사실은 너무 보고 싶어
보고 싶어 네가""Actually, I miss you so much
I miss you"———— Girl's Day - I Miss You ————
Satu hari berlalu dan Seulgi masih belum ingin berbicara dengan Hyojung. Dan Seungwan, tentunya.
Sebenarnya Seulgi memang merasa bersalah pada keduanya karena sudah bersikap egois dan tidak mendengarkan pendapat orang lain. Apalagi pada Seungwan. Seulgi merasa telah sangat menghancurkan perasaan Seungwan dengan kata - katanya kemarin.
Namun, Ia benar - benar sedang dalam keadaan 'tidak-ingin-meminta-maaf'. Jadilah Seulgi sama sekali tidak berbicara dengan Seungwan pagi ini.
Dan saat siang ini Ia ingin menenangkan pikirannya dari segala hal, dua orang polisi mendatangi rumahnya dan mengatakan bahwa Joshua benar - benar ingin berbicara dengannya sebelum persidangan yang akan diadakan besok siang berlangsung.
Kini Seulgi sudah duduk berhadapan dengan Joshua dibatasi dengan kaca dengan beberapa lubang kecil di tengah tengah mereka.
Terlihat Seulgi yang menatap manik mata Joshua dengan tatapan jijik dan murka.
"Seulgi, bukan aku!" bela Joshua beberapa saat setelah Ia duduk.
"Bodoh sekali aku! Datang ke tempat ini hanya untuk mendengarkan omong kosong," Seulgi sudah hampir berdiri sampai Ia mendengar suara Joshua yang sangat putus asa.
"Aku bersumpah, Kang Seulgi. Bukan aku," ucap Joshua pelan tanpa semangat.
Namun tanpa memikirkannya, Seulgi meneguhkan niatnya untuk berdiri dan akhirnya pergi dari tempat mengerikan itu.
Tidak butuh waktu lama bagi Seulgi untuk sampai di cafe vintage yang saat ini Ia datangi. Setelah memilih seat dan memesan, Seulgi terdiam dan tidak melakukan apapun. Tatapannya kosong namun di kepalanya yang kecil Ia sedang memikirkan banyak hal.
Ia sangat tahu Joshua. Dulu Ia terpaksa dekat dengan Joshua 'lagi' karena laki - laki itu adalah kekasih Eunae. Dan yang Seulgi tahu, Joshua adalah seseorang yang tidak akan pernah memohon sampai putus asa seperti yang tadi Ia saksikan. Sebenarnya Ia sempat merasa kasihan pada Joshua. Namun mengingat perkataan ayahnya—yang adalah seorang polisi—bahwa sidik jadi Joshua ditemukan di pistol yang digunakan Jimin, membuat rasa kasihan itu langsung hilang terbawa angin.
"Jangan terlalu sering melamun hmm," tiba - tiba terdengar sebuah suara yang familiar bagi Seulgi disusul dengan ketukan di meja membuat lamunannya buyar.
Melihat siapa yang kini duduk di hadapannya dan hanya terpisahkan dengan sebuah meja membuat Seulgi memalingkan muka.
"Sedang apa kau?" tanya Seulgi tanpa menatap lawan bicaranya sama sekali.
"Hanya menemanimu. Kelihatannya banyak sekali yang kau pikirkan," ucap orang itu pada Seulgi yang kini memutar kepalanya. Menatap orang itu dengan mata yang terlihat lelah.
"Hyo, maafkan a..—"
"Aku yang seharusnya minta maaf. Tidak seharusnya aku mengatakan hal semacam itu disaat moodmu sedang tidak baik,"
Seulgi terdiam sejenak lalu mengacungkan jari kelingkingnya di depan wajah Hyojung.
"Jadi? Berbaikan?" ucap Seulgi dengan senyum sendunya.
"Tentu saja!"
∅∅∅
Seulgi duduk terdiam tempat tidurnya dengan kaki diluruskan dan punggung yang bersandar pada kepala kasur.
Hal yang terjadi saat Seulgi mengunjungi Joshua di penjara tadi benar - benar menyita seluruh perhatian Seulgi. Kejadian itu membuatnya tiba - tiba saja teringat bahwa Jimin dan Joshua dulu pernah sangat dekat. Mereka bersahabat.
Bahkan Seulgi juga sempat dekat dengan Joshua karena Jimin. Namun karena memang dari awal Seulgi tidak suka dengan sifat Joshua, jadilah Ia menjauh perlahan dari laki - laki itu. Dan klimaksnya disaat lulus dari Sekolah Menengah Pertama dan hendak mendaftar ke Sekolah Menengah Atas, mendadak Jimin dan Joshua tidak saling berbicara lagi satu sama lain.
Dan yang lebih parah, Seulgi tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka. Setiap Seulgi bertanya, Jimin selalu mengalihkan pembicaraan.
Mungkin ini kuncinya
Batin Seulgi. Ia harus tahu alasannya. Bisa saja alasan itu menjadi jawaban apakah Joshua benar - benar membunuh Jimin, ataukah ada orang lain.
Tanpa pikir panjang, Seulgi segera mengambil ponselnya yang berada di nakas dan mendial nomor seseorang yang Ia kenal.
"Halo? Park Jihoon!" ucap Seulgi bersemangat ketika seseorang di seberang sana menjawab telfon darinya.
"Ada apa, kak Seulgi?" Suara Jihoon terdengar seperti sehabis bangun tidur membuat Seulgi merasa bersalah karena mengganggu tidur sore anak itu.
"Aku ingin bertanya sesuatu," Seulgi mengangguk terlebih dahulu untuk meyakinkan dirinya sendiri setelah mendengar gumaman Jihoon tanda persetujuan.
"Apa kau tahu alasan mengapa Jimin dan Joshua berhenti berkontak?"
Tidak ada yang Seulgi dapatkan selain suara angin. Sambungan tidak dimatikan namun Jihoon sepertinya tidak ada niatan untuk menjawab.
Tapi ternyata salah.
"Aku sudah berjanji pada kak Jimin untuk tidak mengatakannya pada siapapun tapi kupikir tidak apa untuk memberitahumu sekarang, Kak"
Seulgi tetap mengangguk seperti orang bodoh padahal Jihoon pun tidak dapat melihat hal itu.
"Ayah kak Joshua pernah hampir membunuh Ibu kami,"
"APA?!"
∅∅∅
Ini malah kependekan gegara ideku mendadak ilang. Lupa semua aku. Tapi tetep jangan lupa vote + comment yaaa. Thx
Regards
-C
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Velvet Fraternity 1 : SEULGI ✔
FanfictionDi suatu pagi dengan langit yang tertutup awan abu-abu, seorang perempuan terduduk di tepi kasurnya dengan tubuh tegang dan tangan yang bergetar. Seulgi. Perempuan itu tengah menatap kosong keluar jendela setelah melihat pesan di ponselnya. Layarny...