[RVF 1] Chapter 07 : The Puzzle is Very Tiny to be Arranged

381 71 0
                                    

"너무 신비해
잠시 눈 감고 널 떠올려"

"It’s so mysterious
I close my eyes for a while and think of you"


————— Super Junior - A Day —————


"Hei! Kau baik - baik saja?" Seulgi langsung tersadar dari lamunannya ketika Ia merasakan tepukan di pundak kanannya.

"Ah, Hai Eunae. Yeah, aku baik - baik saja," ujar Seulgi pelan.

"Jangan berbohong," ujar Eunae sambil tersenyum sendu. Ia selalu merasa khawatir jika Seulgi sudah mulai melamun seperti tadi.

"Hanya memikirkan beberapa hal," jawab Seulgi seadanya. Jawaban yang salah karena ucapan itu jutru membuat Eunae semakin penasaran.

"Hal? Hal apa?"

Seulgi terdiam. Batinnya bergejolak. Ia bingung harus mengatakan hal ini pada Eunae atau tidak karena ini hanyalah opininya dan Ia tidak ingin terkesan menggiringkan opininya pada Eunae. Namun karena Eunae adalah sahabatnya, akhirnya Seulgi memutuskan untuk memberi tahu perempuan itu.

"Bagaimana jika Joshua bukan orangnya? Eunae, bagaimana jika bukan Joshua yang membunuh Jimin?" ucap Seulgi tiba - tiba sambil mendekatkan mulutnya pada telinga Eunae agar tidak ada yang mendengar pembicaraannya.

"Apa maksudmu?" Eunae mulai bingung dengan hal tidak masuk akal ini. Sudah jelas - jelas polisi menemukan sidik jari Joshua di pistol yang berada di genggaman Jimin hari itu.

"Semalam Jihoon menceritakan malam sebelum Jimin mati. Kau dan Joshua berada di kamar Jimin kan? Bukankah Jimin sudah tidak berbicara dengan Joshua? Lalu bagaimana bisa Jimin mengajak orang itu ke kamar Jimin? Dan lagi, Joshua bukan tipe orang yang 'terencana', maksudku jika Joshua memang berniat membunuh Jimin dia akan langsung melakukannya saat dia berada di kamar Jimin hari itu bukan?" jelas Seulgi panjang lebar disusul dengan meperhatikan ekspresi Eunae yang terlihat sangat terkejut.

"Bagaimana kau tahu soal itu? Jimin mengatakan padaku untuk tidak memberitahu siapapun mengenai malam itu!" jawab Eunae dengan nada terkejut serta penasaran.

"Aku sudah bilang Jihoon yang memberitahuku! Lalu apa yang kau bicarakan malam itu?" Tanya Seulgi lagi. Seulgi tahu, salah jika Ia menginterogasi sahabatnya sendiri, namun bagaimana lagi. Ia harus tahu kebenarannya.

Dari yang Seulgi amati, Eunae berusaha menormalkan kembali ekspresinya lalu mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegap.

"Malam itu Jimin tahu segala kekerasan yang Joshua lakukan padaku. Dan dia tidak mengundang kami berdua. Kebetulan saat itu aku sedang berbelanja di minimarket dekat rumahnya, akhirnya aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah Jimin sebentar. Tiba - tiba saja Joshua datang tanpa kami sangka,"

"Ke rumah Jimin?!" tanya Seulgi sedikit berteriak karena terkejut.

Melihat anggukan kepala Eunae, Seulgi tanpa sadar menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Dia menanyai Jimin hal - hal seperti mengapa Jimin sangat dekat denganku padahal kami baru kenal sejak kelas 1 SMA. Lalu dia mulai mengata - ngatai Jimin. Jimin mulai kesal dan membawa Joshua ke kamarnya. Aku mengikuti di belakang mereka, takut jika hal yang tidak diinginkan terjadi. Lalu di dalam, dia menyuruh Joshua untuk menjauhiku karena dia tahu segala perbuatan Joshua padaku. Mereka mungkin adu hantam jika aku tidak mengikuti mereka. Akhirnya aku menghentikan mereka dan membawa Joshua keluar dari rumah Jimin. Kami pun meninggalkan rumah Jimin," jelas Eunae panjang lebar dan ditanggapi Seulgi dengan anggukan mengerti.

Tapi kenapa aku masih merasa ada yang janggal dengan semua peristiwa ini!

Batin Seulgi gelisah.

∅∅∅

"Seul, sudahlah. Tidakkah kau berpikir Jimin juga tidak ingin kau menyelidiki kematiannya? Biarkan polisi bekerja, hmm?" ujar Hyojung setelah Seulgi menceritakan segala hal padanya. Mulai dari penjelasan Jihoon sampai Eunae.

"Hufft, maafkan aku, Hyo. Tapi aku selalu merasa gelisah ketika aku berhenti menggalinya," ucap Seulgi putus asa dan menatap Hyojung dengan mata sayunya.

Seulgi merasa sangat bersalah ketika melihat dihadapannya, Hyojung menarik nafas panjang lalu menunduk dan menghembuskan nafas dengan sedikit berat. Seulgi sudah mengatakan bahwa Ia akan menyelidikinya sendiri, namun Seulgi tahu jika Hyojung adalah orang yang paling khawatir padanya setelah keempat saudara dan orang tuanya.

"Baiklah, apa yang akan kau lakukan?" Hyojung mendongak dan menatap Seulgi tepat di matanya dan seketika itu tatapan Seulgi berubah menjadi berapi - api. Perempuan itu sangat berambisi.

"Ayo kita kunjungi Joshua di penjara sekali lagi!"

"Sekarang? Tidak menunggu Eunae?" tanya Hyojung sambil melihat sekeliling kalau - kalau kelas tambahan yang Eunae ambil sudah selesai.

"Tidak, Eunae bilang hari ini kelas tambahannya sedikit lebih lama dari biasanya karena akan diadakan tes di akhir," Hyojung hanya mengangguk paham lalu berdiri menyusul Seulgi yang telah melangkah meninggalkan kantin.

∅∅∅

Saat ini Hyojung tengah merangkul Seulgi yang duduk di bangku ruang tunggu di depan ruang operasi dengan wajah bingung dan gelisahnya.

Beberapa saat yang lalu ketika mereka memutuskan untuk mengunjungi Joshua di penjara, polisi memberitahu mereka bahwa Joshua sedang dirumah sakit karena beberapa menit sebelum mereka datang ke penjara, Joshua dan tahanan satu selnya bertengkar dan Ia terluka karena tahanan itu memecahkan kaca kamar mandi di penjara dan melemparkan pecahan kaca itu kearah Joshua. Bahkan polisi itu mengatakan bahwa ketika Joshua diangkut kerumah sakit, pecahan kaca itu masih menancap di di leher sebelah kanannya. Polisi takut jika mereka mencabutnya pendarahan akan semakin parah, maka mereka membiarkannya sampai Joshua dimasukkan kedalam ambulans.

"Tenanglah. Dia akan baik - baik saja," ujar Hyojung berusaha menenangkan Seulgi.

"Apa yang harus aku lakukan jika Joshua mati? Dia satu - satunya kunci saat ini, Hyojung!" Seulgi frustasi. Ia bahkan terlalu takut untuk membayangkan jika Joshua benar - benar tidak tertolong saat ini. Laki - laki itu adalah kunci emas dari semua misteri saat ini. Joshua adalah kunci emas Seulgi.

Hyojung dapat melihat seberapa putus asanya Seulgi saat ini sampai - sampai Hyojung tidak tahu apa yang harus Ia katakan pada sahabatnya itu agar bisa tenang. Pada akhirnya Hyojung hanya bisa mengusap punggung Seulgi lembut lali mengatakan,

"Semua akan baik - baik saja,"

Dan benar saja. Beberapa saat setelah mengatakan hal itu sang Dokter dengan baju operasi khasnya keluar dari ruang operasi sambil melepas masker. Begitu Seulgi dan Hyojung melihatnya, mereka dengan cepat berdiri dan menanyakan keadaan Joshua sekarang.

"Operasinya berhasil. Namun karena pecahan kaca sedikit mengenai arteri karotidnya dan menyebabkan cukup banyak pendarahan, mungkin pasien memerlukan waktu cukup lama untuk bisa sadar,"

"Terimakasih, dokter." jawab Seulgi pelan padahal dalam hati Ia sangat ingin berteriak.

Dan akhirnya Seulgi dan Hyojung hanya bisa menghembuskan nafas tanda lega bercampur kecewa lalu mereka memutuskan untuk pulang setelah melihat ibu Joshua datang.

∅∅∅

Jangan lupa vote sama comment yaa. Thx

Regards
- C

Red Velvet Fraternity 1 : SEULGI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang