Note: Yang bercetak miring adalah percakapan dengan bahasa Jepang.
Hari ini putra mahkota harus rela kembali ditinggal oleh raja, ratu dan adiknya karena menemani fotografer Hwang Yeji menuju desa desa untuk mengambil beberapa foto untuk arsip nasional Korea Selatan.
Chaeyeon berdiam duduk sendirian di tangga depan kamar tidurnya sambil menatap kolam ikan dihadapannya. Kolam itu adalah hadiah ulang tahunnya yang ke tujuh tahun dari sang ayah.
Dirinya bergerak masuk ke kamarnya lalu mengambil makanan ikan setelah itu kembali menuju kolam dan meratakan makanan ikan tersebut agar semua ikan dapat makan.
Chaeyeon tersenyum lebar melihat semua ikan terlihat senang dan bahagia karena diberi makan. Tidak lupa, Chaeyeon berjongkok lalu mencabut beberapa lumut ditepi kolam agar kolam terlihat lebih bersih.
"Chae-khun!" panggil seorang wanita membuat Chaeyeon menengok dan menatap wanita tersebut yang sudah berdiri dibelakangnya.
"Saku-chan, ada apa?" tanya Chaeyeon pada wanita itu yang adalah Sakura.
"Kata putri, nanti malam akan ada festival dikota Seoul dan perayaan dikerajaan untuk tamu. Apa aku boleh ikut festival?" tanya Sakura takut takut.
"Kenapa enggak? Ajak adikmu juga untuk liat festival" kata Chaeyeon tersenyum lembut pada Sakura. Chaeyeon kembali menatap kolam ikan dihadapannya membuat Sakura ikut berjongkok disebelah Chaeyeon.
"Chae-khun suka ikan?" tanya Sakura saat melihat senyum tulus sang pangeran pada ikan ikan dihadapannya.
"Bukankah mereka indah? Mereka mahluk hidup, mereka semua indah dan tugasku adalah melindungi kehidupan. Seperti air ini, saat airnya tenang apa yang kamu lihat, Saku-chan?" tanya Chaeyeon.
"Aku melihat kehidupan dibawah air juga pantulan diriku"
"Tapi saat airnya tidak tenang seperti ini?" tanya Chaeyeon lagi sambil menggerakan tangannya dalam air.
"Bayanganku kabur dan para mahluk dibawah ketakutan dan pergi" jawab Sakura.
"Itulah fikiran kita dan kehidupan. Jika fikiran kita tenang, kita dapat melihat lebih dalam juga melihat semuanya dengan jelas. Saat tidak tenang, semuanya kabur. Semuanya dalam dirimu, kebijaksanaan, pikiran baik dan kesabaran mu akan berusaha kabur darimu. Saat seperti ini kita sering mengatakan bahwa kesabaran kita ada batasnya, padahal itu salah. Kesabaran tidaklah ada batasnya,hanya manusia yang membuat batas itu sendiri" jelas Chaeyeon membuat Sakura kembali menatap Chaeyeon kagum.
"Saku-chan, apa kamu bosen di istana?" tanya Chaeyeon pada Sakura yang hanya dijawab gelengan oleh Sakura.
"Ayo kita kepasar! Kita beli baju baru buat besok!" kata Chaeyeon. Mendengar hal itu, Sakura tersenyum lalu mengangguk senang.
Chaeyeon berdiri diikuti oleh Sakura lalu menggandeng tangan Sakura untuk berjalan bersama ke pasar. Dipasar, semua mata menatap sang pangeran yang terlihat berjalan dengan seorang wanita yang diketahui adalah putri dari Jepang.
Sakura terlihat excited melihat pasar di kerajaan yang penuh dengan makanan dan kerajinan kerajinan khas Korea. Beberapa kali Sakura menunjuk topeng topeng lucu yang ia temui.
Chaeyeon menatap Sakura sambil tersenyum. Putri mahkota Jepang satu ini memiliki kebahagiaan yang sederhana, dan jelas dirinya berhati bersih. Semakin tidak tegalah pangeran untuk menjadikan putri sebagai wanita penghiburnya.
Perjalanan mereka terhenti di sebuah stand pakaian yang cantik. Bukan hanya pakaian, sepatu sepatu dan beberapa aksesoris perhiasan juga tersedia di stand tersebut.
"Chae-khun pilihkanlah pakaian untukku, aku akan pilihkan untukmu" kata Sakura yang diangguki sang pangeran.
Keduanya mendapatkan sepasang baju hanbok dan sepasang sepatu untuk pangeran dan sepatu yang cantik untuk Sakura. Chaeyeon juga memilihkan perhiasan untuk Sakura pakai besok.
"Sepertinya cukup, ayo kita bayar! Setelah ini aku antar ke desa Gyeonggi menemui adikmu, kita undang dia" kata Chaeyeon yang membuat Sakura senang. Setelah membayar, Chaeyeon dan Sakura pergi ke gerbang dan menuju desa Gyeonggi dengan kereta kuda khusus keluarga kerajaan.
Sampai didesa, Chaeyeon dan Sakura bertanya soal keberadaan Yujin, dan sampailah mereka kesebuah rumah dengan kebun mugwort besar didepannya. Sakura turun dari mobil bersama Chaeyeon dan mendapati adiknya sedang memperbaiki sepeda gayung dengan wajah dan pakaian yang kotor.
"Eugene!" panggil Sakura. Dengan cepat Yujin menengok lalu berhamburan kepelukan sang kakak. Didekat mereka, Chaeyeon dan Minju menatap mereka.
"Tumben kakak kemari? Ini kan bukan Sabtu Minggu, kakak bisa disini?" tanya Yujin pada Sakura.
"Aku minta Saku-chan kemari. Datanglah Eugene, ada festival nanti malam di Kerajaan. Akan ada perayaan perayaan jadi datanglah, kau boleh pakai kimono jika mau" kata Chaeyeon pada Yujin.
"Pangeran... Boleh saya bawa satu orang lagi sama saya?" tanya Yujin.
"Kenapa tidak?"
Malam harinya, kerajaan sudah ramai didatangi rakyat. Banyak yang datang mengikuti festival Rakyat tersebut, juga banyak pedagang membuka stand stand semakin membuat ramai suasana.
Chaeyeon baru selesai mandi dan bergantian dengan Sakura. Pintu kamar Chaeyeon terketuk membuat sang pangeran keluar dan mencari tahu siapa yang mengetuk.
"Pangeran! Ini baju yang pangeran minta" kata seorang wanita yang ternyata adalah Wonyoung.
"Terima kasih, Wony! Tadi saya sudah beli baju buat Hyewon, juga baju untuk kamu. Sebenarnya itu milik Chaeryeong, tapi pakailah kalau kamu suka, adikku punya banyak" kata Chaeyeon pada Wonyoung membuat wanita itu berbinar mendengar dirinya akan memakai pakaian putri kerajaan.
"Terimakasih banyak, pangeran!!" kata Wonyoung senang. Wonyoung langsung berlari kearah kamarnya dan Hyewon membuat Chaeyeon menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak usia 19 tahun tersebut.
Chaeyeon masuk lagi dan berjalan kearah ranjangnya. Diletakan baju diatas ranjang dan sepatu juga perhiasan yang ia beli tadi untuk Sakura. Chaeyeon tersenyum sebentar lalu keluar untuk menemui Yujin.
Yujin dan Minju sudah tiba di kerajaan langsung menghampiri Chaeyeon yang sudah menunggu mereka didepan gerbang. Yujin mengenakan hanbok yang merupakan milik ayah Minju dan Minju memakai hanbok miliknya.
Keduanya terlihat sangat serasi saat ini membuat Chaeyeon tersenyum. Dengan segera Chaeyeon membawa Yujin dan Minju menuju lapangan utama tempat dimana keluarga kerajaan akan berpidato dan pertunjukan besar dilakukan.
"Duduklah disini!" kata Chaeyeon menyuruh mereka duduk di deretan keluarga kerajaan membuat Yujin dan Minju menatap Chaeyeon.
"Tapi ini deretan untuk keluarga istana, pangeran. Kam--"
"Duduk saja! Aku harus menemui Saku-chan. Dan panggil aku hyung, Yujin-ah! Jadi duduklah tenang disini" kata Chaeyeon memotong ucapan Yujin lalu pergi menuju kamarnya dan Sakura.
Sampai dikamar, Chaeyeon memandang lekat wanita dihadapannya yang sangat cantik.
"Kau yakin aku pakai ini? Apa gak apa apa?" tanya Sakura menatap pakaiannya.
"Aku mau kamu pakai pakaian yang menurut kamu paling indah. Mungkin hanbok bukanlah yang membuatmu merasa paling cantik, tapi kimono dari negaramu sendiri"
"Aku adalah orang yang kejam jika membiarkan mu keluar disana dan memaksamu menjadi orang lain. Jadilah tuan putri di pesta ini, aku ingin kamu bahagia malam ini dan jadilah wanita yang mendampingi ku di pesta malam ini tuan putri Miyawaki Sakura!" pinta Chaeyeon bersimpuh memohon pada Sakura.
To be continued...
Back again with me 🐱🐱🐱Vomments and happy reading 🐱🐱🐱
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Fall Into Seoul (END)
FanfictionLove is the best way to protect our country!